"Tolonglah agama Allah, maka Allah pun akan menolongmu”, siapa yang sering mendengar kalimat ini? Ternyata ini bukanlah pernyataan biasa dan bukan pula pernyataan manusia, tapi ini adalah pernyataan langsung dari Sang Maha Pencipta. Berikut redaksi lengkapnya, Allah Ta’ala berfirman di dalam Al-Qur’an surat Muhammad ayat 7:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ تَنْصُرُوا اللّٰهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ اَقْدَامَكُمْ
Yang artinya: "Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."
Di dalam An-Nafahat Al-Makiyyah oleh Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi, bahwa Allah menjanjikan hamba-hamba-Nya yang beriman yaitu mereka yang membenarkan Allah dan Rasul-Nya dan beramal dengan segera ketika bertempur dan tawadhu keika berjihad dan bukan karena dendam dalam menolong agama Allah. Allah akan menolong mereka, memberikan bantuan dan mengokohkan kaki-kaki; maka sungguh pertolongan akan datang dengan kekokohan dan kesabaran.
Begitu pun penjelasan oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di di dalam tafsir as-Sa’di, makna dari ayat diatas. Ini adalah perintah dari Allah kepada orang-orang yang beriman agar mereka menolong (membela) Allah dengan menegakkan Agama-Nya, menyeru manusia kepada-Nya serta berjihad melawan musuh-musuh-Nya yang dilakukan dengan tujuan untuk mencari ridha Allah. Jika mereka melakukan hal itu, maka Allah akan memberikan pertolongan pada mereka dan meneguhkan kaki mereka. Artinya hati mereka diberi kesabaran, ketenangan serta keteguhan serta membuat jasad mereka bersabar menghadapi itu, dan memberikan mereka pertolongan untuk mengalahkan musuh-musuh mereka. Ini merupakan janji dari Allah Yang Mahamulia dan Mahabenar janjinya, siapa pun yang menolong-Nya dengan perkataan dan perbuatan, maka akan diberikan pertolongan oleh Allah serta diberikan kemudahan untuk mendapatkan faktor-faktor kemenangan seperti keteguhan hati dan lainnya.
Sayyid Qutb mengatakan, “Bagaimana orang-orang beriman menolong Allah sehingga mereka menegakkan persyaratan dan mendapatkan apa yang disyaratkan bagi mereka berupa kemenangan dan diteguhkan kedudukan?” Beliau melanjutkan, “Sesungguhnya mereka memurnikan Allah dalam hati mereka dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu baik syirik yang nyata maupun tersembunyi serta tidak meyisakan seseorang atau sesuatu pun bersama-Nya di dalam dirinya. DIa menjadikan Allah lebih dicintai dari apapun yang dia cintai dan sukai serta meneguhkan hukum-Nya dalam keinginan, aktivitas, diam, saat sembunti-sembunyi, terang-terangan, maupun saat malunya, maka Allah akan menolongnya dalam diri mereka.”
Sesungguhnya Allah memiliki syariat dan manhaj kehidupan yang tegak diatas prinsip-prinsip, aturan-aturan, nilai-nilai dan tashawwur khusus bagi seluruh mahluk yang ada maupun bagi kehidupan. Dan pertolongan Allah akan terealisasi dengan menolong syariat dan manhaj-Nya dan berupaya untuk menegakkan hukumnya di dalam seluruh kehidupan tanpa kecuali, inilah menolong Allah dalam realita kehidupan.
Dari Abu Musa berkata, “Rasulullah Saw pernah ditanya tentang seseorang yang berperang dengan gagah, dan untuk fanatisme kesukuan, karena riya, yang manakah yang disebut berperang dijalan Allah? Beliau menjawab, “Siapa yang berperang agar kalimat Allah tinggi maka dialah orang yang yang berperang di jalan Allah.”
Sedangkan makna “Niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” maksudnya adalah diteguhkan dalam kemenangan dan berbagai pembiayaannya. Karena kemenangan bukanlah akhir peperangan antara kufur dengan iman, antara batil dan hak, dan untuk menang memerlukan pembiayaan dalam setiap jiwa maupun dalam realita kehidupan. Untuk menang memerlukan pembiayaan yaitu tidak sombong dan tidak menganggap remeh. Banyak jiwa mampu tetap teguh terhadap suatu ujian dan cobaan namun sedikit yang tetap teguh terhadap kemenangan dan kenikmatan. Keshalehan dan keteguhan hati diatas kebenaran setelah kemenangan merupakan derajat lain dibalik kemenangan dan barangkali inilah yang ditunjukkan oleh ungkapan yang ada dalam Al-Qura’an.
Hal yang sama juga tertuang di dalam Al-Qur’an surat Al-Hajj ayat 40:
الَّذِيْنَ اُخْرِجُوْا مِنْ دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ اِلَّآ اَنْ يَّقُوْلُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ۗوَلَوْلَا دَفْعُ اللّٰهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَّهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَّصَلَوٰتٌ وَّمَسٰجِدُ يُذْكَرُ فِيْهَا اسْمُ اللّٰهِ كَثِيْرًاۗ وَلَيَنْصُرَنَّ اللّٰهُ مَنْ يَّنْصُرُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ لَقَوِيٌّ عَزِيْزٌ
Yang artinya: "(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa,"
Ath Thabari mengatakan di dalam tafsirnya, bahwa makna dari “Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya.” Yaitu Allah Swt pasti menolong orang-orang yang berperang di jalan-Nya agar kalimat-Nya tinggi terhadap musuh-musuh-Nya. Maka makna pertolongan Allah kepada hamba-Nya adalah bantuan-Nya kepadanya sedangkan makna pertolongan hamba-Nya kepada Allah adalah jihad orang itu di jalan-Nya untuk meninggikan kalimat-Nya.
Sesungguhnya Allah tidaklah membutuhkan pertolongan sedikitpun dari hamba maupun mahluk-Nya karena Dia adalah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Namun Allah Swt ingin menguji diantara hamba-hamba-Nya mana yang memang layak untuk mendapatkan pertolongan dari-Nya. Semua yang kita lakukan dalam membela Agama Allah pada hakikatnya akan kembali kepada diri kita sendiri.
Lalu bagaimanakah caranya di zaman modern ini kita bisa menjadi pembela-Nya? Dan maukah kita menjadi bagian dari hamba-hamba-Nya yang selalu menolong Agama-Nya? Sehingga kita layak untuk ditolong oleh-Nya. Jangan sampai kita menjadi hamba-hamba yang abai akan pernyataan langsung dari Allah Ta’ala tersebut, lalu dengan sembunyi-sembunyi atau terang-terangan menjadi musuh Allah dan Rasul-Nya. Naudzubillahimindzalik.
Oleh Elif Shanum
0 Komentar