Salah satu penyebab munculnya berbagai serangan pada Islam dan kaum muslimin adalah tidak adanya persatuan di kalangan kaum muslimin. Musuh-musuh Islam sangat memahami hal ini. Karenanya Barat selalu menjalankan politik devide et impera sebagai senjata ampuh untuk melumpuhkan kaum muslimin.
Realitas yang ada menunjukkan politik pecah belah ini sedang berlangsung di tubuh kaum muslimin. Strategi ini terus diluncurkan oleh Barat hingga kaum muslimin tak mampu lagi melihat dengan jelas cara untuk melawannya.
Kaum Muslimin Wajib Bersatu
Sejak masa Rasulullah saw strategi ini sudah dijalankan oleh kaum kafir Qurays dan orang-orang munafik. Hingga Allah memberikan gambaran bagaimana seharusnya kaum muslimin mematahkan strategi ini. Allah SWT berfirman:
لَأَنْتُمْ أَشَدُّ رَهْبَةً فِي صُدُورِهِمْ مِنَ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَفْقَهُونَ لَا يُقَاتِلُونَكُمْ جَمِيعًا إِلَّا فِي قُرًى مُحَصَّنَةٍ أَوْ مِنْ وَرَاءِ جُدُرٍ ۚ بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيدٌ ۚ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّىٰ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْقِلُونَ
“Sesungguhnya kamu dalam hati mereka lebih ditakuti daripada Allah. Yang demikian itu karena mereka adalah kaum yang tidak mengerti. Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti.” (QS Al Hasyr: 13 – 14)
Ayat ini menceritakan bagaimana strategi yang dilakukan orang-orang munafik untuk menyerang kaum muslimin. Orang-orang munafik ini menyatakan diri sebagai orang-orang yang beriman kepada Rasulullah, tetapi kepada Bani Nadhir mereka menyatakan senasib dan sepenanggungan dalam menghadapi kaum Muslimin.
Hal itu mereka lakukan karena orientasi kehidupan mereka adalah materi dan duniawi saja. Hal terpenting bagi mereka ialah keselamatan diri dan harta benda mereka masing-masing. Untuk keselamatan itu, mereka melakukan apa yang mungkin dilakukan, seperti perbuatan nifaq.
Dalam ayat ini, Allah mengungkapkan sebab-sebab orang munafik tidak menepati janjinya menolong Bani Nadhir, sebagaimana yang telah mereka sepakati. Sebab yang pertama, ternyata mereka lebih takut kepada kaum muslimin daripada kepada Allah. Jadi mereka tidak berani melawan kaum Muslimin, meskipun mereka bersama Bani Nadhir. Sedangkan sebab yang kedua, ketakutan mereka berperang menghadapi kaum muslimin, karena di antara mereka sendiri terjadi pertentangan dan permusuhan yang hebat, tak ada persatuan di antara mereka.
Melalui ayat ini Allah telah mengingatkan kaum muslimin agar jangan sekali-kali terpengaruh oleh sesuatu yang kelihatannya baik seperti hubungan orang-orang munafik dengan Bani Nadhir, mereka seakan-akan bersatu-padu menghadapi kaum muslimin, padahal di antara mereka terdapat pertentangan dan permusuhan.
Ayat ini juga mengisyaratkan kepada kaum Muslimin bahwa persatuan dan kesatuan itu merupakan syarat untuk mencapai kemenangan. Karena sebenarnya orang-orang kafir dan orang-orang munafik yang selama ini memusuhi dan menyerang Islam, mereka menyimpan rasa gentar yang sangat besar dalam menghadapi kaum muslimin.
Mewujudkan Persatuan
Jika ditarik pada fenomena hari ini, ayat ini seharusnya mampu menjadi sandaran bagi perjuangan kaum muslimin saat ini. Terutama ketika kaum muslimin menyaksikan dengan jelas politik pecah belah itu dilakukan. Strategi itu bisa diljalankan karena kuatnya persekongkolan orang-orang Barat dengan para penguasa muslim dalam menyerang dan melawan kebangkitan Islam itu sendiri.
Tengoklah bagaimana dahulu persekongkolan itu terjadi. Daulah khilafah yang kekuasaannya meliputi hampir dua pertiga dunia telah terpecah menjadi lebih dari 50 negara bangsa. Setiap kali ada upaya untuk membangkitkan kaum muslimin, seketika itu juga Barat segera memadamkannya dengan berbagai macam cara melalui para penguasa boneka di masing- masing negara tersebut.
Bahkan perjalanan politik di negeri ini cukup bisa menjadi contohnya. Hampir semua partai politik Islam yang ada di negeri ini mengalami perpecahan. Sedangkan organisasi Islam yang memiliki massa cukup besar dan bertujuan menegakkan Islam kafah seperti HT1 dan FP1 lebih tragis lagi nasibnya. Dibubarkan secara instan, melalui berbagai produk hukum yang sengaja dibuat untuk melegalisasinya.
Tak hanya itu, kaum muslimin secara keseluruhan digiring pada polarisasi antara dua kutub, ekstrem dan moderat. Kemudian kubu ekstrem diberi narasi negatif sedangkan yang moderat diberikan pujian yang positif. Mirip seperti strategi stick and carrot yang diterapkan AS pasca peristiwa 911.
Penetapan Perpres no 7 tahun 2021 tentang RAN PE hingga arus moderasi beragama yang terus menerus diteriakkan dengan sangat lantang sepanjang tahun ini pada akhirnya memaksa kaum muslimin memilih salah satu dari dua kutub tersebut. Hingga akhirnya ormas-ormas Islam pun harus mengambil posisi. Ungkapan Said Agil Siradj dalam pembukaan Muktamar NU ke-34 adalah contoh riil bagaimana NU mengambil sikap terkait program ini.
Begitulah strategi pecah belah ini berjalan secara terus menerus di tubuh kaum muslimin. Akibatnya umat kian terpecah belah, semakin kecil kekuatannya dan semakin besar rasa gentarnya pada kekuatan musuh.
Padahal Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا لَقِيْتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوْا وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَۚ وَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَه وَلَا تَنَازَعُوْا فَتَفْشَلُوْا وَتَذْهَبَ رِيْحُكُمْ وَاصْبِرُوْاۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَۚ
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu bertemu pasukan (musuh), maka berteguh hatilah dan sebutlah (nama) Allah banyak-banyak (berzikir dan berdoa) agar kamu beruntung. Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh, Allah beserta orang-orang sabar.” (QS. Al-Anfal: 45-46).
Dalam ayat yang lain Allah berfirman:
قَالَ الَّذِيْنَ يَظُنُّوْنَ اَنَّهُمْ مُّلٰقُوا اللّٰهِ ۙ كَمْ مِّنْ فِئَةٍ قَلِيْلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيْرَةً ۢبِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ وَاللّٰهُ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
“Mereka yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata, “Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah.” Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 249)
Karena itu telah jelas, jika telah tertanam pada diri kaum muslimin iman yang kuat dan persatuan yang kokoh, niscaya mereka akan sanggup menghadapi segala macam kesukaran menghadapi musuh-musuh yang akan memerangi mereka. Sebab banyaknya massa, besarnya dana, dan lengkapnya logistik tidak akan berarti apabila mereka tidak bersatu dan tidak yakin akan janji Allah SWT.
Karena itu persatuan kaum muslimin mutlak diperlukan untuk menghadapi hal ini semua. Persatuan itu akan bisa diwujudkan jika kaum muslimin berada dalam satu kepemimpinan, yakni di bawah kepemimpinan seorang khalifah. Maka mewujudkan keyakinan bahwa persoalan umat akan selesai dengan tegaknya khilafah sangatlah mendesak untuk dilakukan.
Ketika keyakinan itu kian kuat, kaum muslimin akan bersatu menegakkan sistem khilafah. Dari sanalah kelak persatuan kaum muslimin akan dipimpin untuk melawan setiap serangan Barat terhadap Islam, membungkam mulut orang-orang munafik dan menghilangkan semua kezaliman yang sebelumnya tegak di bumi ini. Insya Allah.
Apalagi Allah SWT telah memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan segala hal yang bisa menggentarkan musuh-musuh-Nya. Allah berfirman:
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS. Al Anfal: 60)
Karena itu, jika persatuan kaum muslimin adalah satu-satunya senjata yang sangat ampuh untuk menggentarkan musuh-musuh Allah, maka sudah seharusnya persatuan itu segera diwujudkan. Wallahualam.
Penulis: Kamilia Mustadjab
0 Komentar