Moderasi Beragama, Perang Pemikiran Barat yang Harus Diberantas



Arus moderasi beragama bukan lahir dari dalam negeri. Ide moderasi ini merupakan gagasan RAND Corporation, lembaga Think Tank Amerika yang sengaja membuat konsep besar, peta jalan dan implementasinya untuk diaruskan di dunia Islam.

Mereka secara serius memotret dunia Islam berikut kecenderungan kaum muslimin kemudian memberikan rekomendasi langkah agar tiap kepentingan dunia barat dapat diwujudkan. Sampai saat ini arus moderasi sudah dan sedang dijalankan namun sebagian lagi sedang menunggu momentum untuk diaplikasikan.

Mengapa Masih Percaya Moderasi itu Solusi?

Pertanyaan tersebut dijawab oleh Ustazah Dedeh Wahidah Ahmad, dalam acara Risalah Akhir Tahun, Digital Event, Perempuan Pelaku Perubahan: Moderasi Bukan Solusi, Islam Kafah Solusi Hakiki. Ia katakan bahwa, "Pertama, mereka salah dalam memahami akar masalah. Saat ini seakan-akan akar masalah segala sesuatu adalah karena fundamentalisme agama, dengan demikian pemahaman agamalah yang harus diubah. Padahal relitasnya itu adalah tuduhan belaka, karena agama tidak diterapkan secara total," ujarnya.

Ia melanjutkan, "Kedua, moderasi adalah produk barat. Mereka melihat kalau Islam diterapkan secara kafah, maka hegemoni mereka akan terancam, karena umat pasti akan menolak kapitalisme sekularisme. Serta, ketiga, karena umat Islam sendiri merasa Islam sebagai tertuduh (defensive apologetic). Maka umat Islam berusaha menjawab bahwa Islam bukan seperti yang dituduhkan," pungkasnya.

Ustazah Dedeh menambahkan, "Rand Corp dalam laporannya, berusaha mengklasifikasikan kaum muslimin menjadi empat golongan dan berusaha untuk mengadu domba satu dengan yang lainnya. Padahal telah jelas pada Al-Qur'an surat Al Hujurat, 10, 'Sesungguhnya Kaum Mukmin itu bersaudara', sehingga tidak boleh muncul friksi di kalangan umat," tukasnya.

Moderasi, Proyek Global Untuk Melumpuhkan Islam

Francis Fukuyama dalam bukunya,’The End of History and The Last Man’ menyatakan bahwa Kapitalisme adalah peradaban final yang tidak dapat digantikan dengan sistem apapun. Namun kenyataannya tak sulit dalam menunjuk jari kerusakan dari sistem ini.

Sehingga otomatis harus ada sistem pengganti dalam mengurusi urusan dunia. Sistem yang paling ditakuti barat adalah Islam, karena telah terbukti selama ratusan tahun kegemilangan Islam telah menjadi mercusuar bagi kegelapan dunia.

Ketakutan barat akan kebangkitan Islam ditindak lanjuti dengan strategi soft power dengan genre moderasi. Dalam dokumen RAND corp yang berjudul,’Building Moderate Muslim Networks’, termuat kalimat, “Penting untuk merealisasikan tujuan-tujuan kebijakan AS di dunia Islam, dengan membuat jaringan yang disebut Muslim moderat”.

Hal ini bertujuan agar umat Islam tidak melakukan perlawanan berarti, bahkan dunia Islam menerima resep dan manual praktis dari barat, agar muslim berubah sesuai dengan kehendak barat. Maka dijadikanlah kaum muslimin menjadi muslim moderat yang menerima pemikiran barat yang tantunya bertolak belakang dengan syariat. 

Angel Rabasa dan Cheryl Benard menyatakan dalam dokumen tersebut bahwa,”Karakteristik muslim moderat adalah sebagai orang yang menyebarluaskan kunci-kunci demokrasi, yaitu HAM, kesetaraan gender, pluralisme. Selain itu menerima hukum-hukum non-sektarian serta melawan terorisme dalam bentuk-bentuk legitimasi teradap kekerasan.”

Begitu ketatnya definisi moderat ini, sampai mereka mempunyai tolok ukur bagaimana yang dikatakan muslim moderat itu. Ustazah Iffah Ainur Rahmah sebagai pembicara kedua dalam forum tersebut menyatakan bahwa, "Barat membuat indikator mana yang dikatakan seorang yang moderat itu. Salah satunya apakah sudah menganggap semua agama sama? apakah sudah membolehkan seorang muslimah menikah dengan laki-laki kafir? dan seterusnya," tanyanya retorik.

Pengarusutamakan Islam Kafah Solusinya

Bila melihat aktivitas barat dalam mengarusutamakan moderasi beragama, maka kaum muslimin juga diperintahkan hal yang sama, mengarus utamakan Islam kaaffah. Dalam surat Al Anfal, 58 Allah berfirman,”Dan jika engkau (Muhammad) khawatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur (fanbidz ‘ilayhim ‘alaa sawaa’). Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berkhianat.”

Sebagai pembicara ketiga dalam even digital tersebut, Ustazah Ratu Erma Rahmayanti mengatakan,”Bila mereka melakukan hal yang demikian, minimal yang dilakukan kaum mulimin adalah dengan mengaruskan Islam kafah. Kemudian kaum mulimin harus mawas diri juga jeli melihat gerak langkah mereka," tuturnya.

“Kita harus sadar bahwa umat Islam Indonesia dipantau oleh Barat. Kita tau dari mereka. Rand Corp tidak kurang dari 1000 orang yang meneliti ke berbagai negara Islam di seluruh dunia,” sambungnya.

Dengan banyaknya gerakan hijrah akhir-akhir ini, justru menakutkan bagi mereka. Karenanya Barat berjuang keras agar gagasan moderasi ini dapat terealisasikan dengan mulus, maka diajaklah seluruh perangkat kaum muslim. Dari intelektual, ulama, kaum muda, jurnalis termasuk penguasanya untuk ikut program barat ini.

“Setidaknya bila kita ingin sama, maka kita harus ulama, ustazah, mubalighah, jurnalis mengerahkan potensinya untuk melawan dengan mengarus utamakan Islam kafah”, tutupnya. [MuslimahJakarta/RH]


#Meme
#ReportaseRATU
#RisalahAkhirTahun
#PerempuanBicaraPerubahan
#ModerasiBukanSolusi
#WaspadaModerasiBeragama
#IslamJalanKebangkitan
#IslamKaffahSolusiHakiki
#UmatBangkitDenganIslamKaffah


Posting Komentar

0 Komentar