Refleksi Akhir Tahun: Moderasi Bukan Solusi, Islam Kafah Solusi Hakiki



Akhir tahun 2021 tinggal menghitung hari. Tahun-tahun yang telah berjalan menjadi refleksi sampai di mana pencapaian diri. Pengalaman dijadikan pelajaran agar bisa menjadi lebih baik di tahun-tahun selanjutnya. Dalam rangka itulah Digital Event Refleksi Akhir Tahun kali ini digelar dalam bentuk diskusi bersama para tokoh muslimah yang peduli dengan kondisi umat. Bersama-sama melakukan introspeksi apakah kaum muslim khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya hari ini baik-baik saja?

Pada event ini, Forum Perempuan Bicara Perubahan, menanggapi perkembangan isu yang muncul di tengah umat tentang program moderasi agama. Harapannya mampu memberikan sumbangsih saran demi keselamatan generasi dan peradaban. Tiga narasumber dihadirkan dalam diskusi, yaitu: Ustazah Dedeh Wahidah Ahmad, Ustazah Iffah Ainur Rochmah dan Ustazah Ratu Erma Rahmayanti. Tema yang diangkat pada event digital RATU Ahad (26/12/2021) kali ini adalah “Moderasi Bukan Solusi, Islam Kafah Solusi Hakiki”.

Hari ini proyek moderasi agama tengah digencarkan dari berbagai sisi, dengan berbagai cara. Sebagian umat melihat ada kepentingan terselubung dari proyek ini, namun tidak sedikit umat yang masih belum menyadarinya. Mengenai hal ini, umat tidak akan mungkin memahami moderasi beragama, apakah membawa maslahat atau justru berbahaya, jika belum mendalami dokumen Rand Corporation. Dokumen hasil penelitian sebuah lembaga riset Amerika yang fokus melakukan penelitian yang hasilnya dijadikan rujukan para penguasa dunia dalam mengambil kebijakan-kebijakan global, termasuk terhadap negeri-negeri muslim.

Poin penting dari isi dokumen Rand Corporation ini adalah menentang penerapan syariat Islam, termasuk di negeri-negeri muslim mayoritas sekalipun. Syariat Islam dilarang mengatur seluruh aspek kehidupan.
Ustadzah Dedeh Wahidah memaparkan panjang lebar tentang apa itu proyek moderasi agama. "Bahwa sesungguhnya moderasi ini bukan berasal dari Islam. Justru dimunculkan untuk melemahkan umat Islam, untuk mengkotak-kotakan umat Islam, untuk mengkonfrontir umat Islam," ungkapnya.

Ia pun menjelaskan, hari ini umat belum menyadari bahaya moderasi karena beberapa faktor. "Pertama, karena salah memahami akar masalah yang sebenarnya. Umat menganggap semua masalah yang hari ini muncul disebabkan oleh pemahaman agama yang terlalu dalam, terlalu fundamental, ekstrim, radikal dan lain-lain. Maka umat menerima konsep moderat. Padahal realitasnya hari ini agama tidak diterapkan, yang diterapkan justru sekularisme," sebutnya.

Ustazah Dedeh melanjutkan, "Kedua, Barat melihat jika islam diterapkan maka hegemoni mereka terhadap negeri-negeri muslim akan terancam. Oleh karena itu mereka (Barat) terus berupaya agar umat Islam dalam beragama mengikuti arahan mereka, supaya Islam lemah dan tidak melawan hegemoni barat," tukasnya.

Terakhir, ia menambahkan, "Ketiga, umat Islam menjadikan diri mereka dan Islam sebagai tertuduh. Umat Islam merasa tertuduh menjadi radikal dan intoleran. Umat kemudian menjawab bahwa Islam tidak radikal, tidak intoleran tapi moderat. Di sinilah moderasi dianggap sebagai solusi. Tanpa sadar umat Islam memandang segala sesuatu bukan lagi dari sudut pandang Islam tapi mengikuti kaca mata barat," urainya.

Diskusi dilanjutkan bersama narasumber kedua, Ustadzah Iffah Ainur Rahmah. Beliau melihat moderasi adalah upaya barat mengubah jati diri umat Islam agar mengikuti pemikiran-pemikiran mereka. Moderasi penuh dengan penyesatan opini, mengubah syariat Islam dari yang semestinya.

"Moderasi adalah bagian dari perang peradaban. Istilah ini bahkan muncul dari mereka. Samuel Hutington mengatakan bahwa hari ini dunia sedang dalam perang peradaban. Peradaban mereka tengah ditantang peradaban Islam. Bahkan tokoh lain, Daniel Phillips menyatakan tidak setuju dengan istilah benturan peradaban, tapi menyebutnya dengan peradaban western dengan bar-barian. Bagaimana ungkapan-ungkapan negatif mereka tentang Islam menunjukkan kebenciannya yang luar biasa," tegasnya.

Ustazah Iffah memaparkan, Samuel Hutington pada 13 tahun setelah runtuhnya sosialisme, mencantumkan dalam bukunya, pencarian kami terhadap musuh telah selesai, dulu musuh kami adalah komunis, sekarang musuh kami adalah Islam militan.

"Mengapa mereka menyasar negeri-negeri muslim? Karena potensi kekayaanyalah yang mereka incar. Jika umat muslim seluruh dunia bangkit dan bersatu, hilanglah kesempatan mereka  mengeruk dan menguasai sumber kekayaan tadi. Sejatinya moderasi ini adalah solusi bagi mereka untuk menghancurkan Islam dan mempertahankan kapitalisme mereka," bebernya.

Narasumber terakhir, Ustazah Ratu Erma Rahmayanti juga sepakat mengenai proyek terselubung di balik moderasi. Istilah moderasi dibuat begitu soft, dianggap baik, logis, hingga umat akhirnya menerima.

Ia pun menyarankan bahwa yang harus dilakukan umat adalah melakukan hal yang sama. "Kalau mereka mengaruskan moderasi agama, maka kita lawan dengan minimal menderaskan opini Islam kafah. Kemudian kita juga harus mawas diri, dengan penuh kewaspadaan karena aktivitas umat Islam ini terus dipantau oleh mereka," tuturnya.

Ustazah Ratu Erma menambahkan, "Kita harus dalami pemikiran mereka, agar tidak terjebak definisi. Jangan langsung diterima mentah-mentah, tapi pahami dengan jeli apa itu moderasi apa itu wasatiyah. Boleh jadi dalam dokumen seolah benar sesuai Islam, tapi kita harus melihat fakta, itupun harus dilihat dengan kaca mata Islam. Barat berjuang sangat keras agar program-program mereka ‘landing’ dengan mulus, yaitu dengan menggaet semua elemen muslim, akademisi, ulama, jurnalis bahkan penguasanya," cetusnya.

Diskusi yang berlangsung selama kurang lebih tiga jam ini diikuti oleh lebih dari 13.000 peserta dari seluruh Indonesia. Pada sesi tanya jawab terlihat antusiame peserta yang mengajukan beragam pertanyaan dan juga pernyataan.

Harapan dari acara ini, semakin banyak umat yang terbuka pikirannya dan menyadari bahwa moderasi adalah proyek barat yang harus diwaspadai bahkan ditolak, bukan malah diterima kemudian diikuti. [MuslimahJakarta/AR]

#Meme
#ReportaseRATU
#RisalahAkhirTahun
#PerempuanBicaraPerubahan
#ModerasiBukanSolusi
#WaspadaModerasiBeragama
#IslamJalanKebangkitan
#IslamKaffahSolusiHakiki
#UmatBangkitDenganIslamKaffah


Posting Komentar

0 Komentar