Bertaburnya Penerus Ulama Alim Mungkinkah di Demokrasi yang Lalim

 



Ulama merupakan pewaris para nabi. Melalui tangan Ulama lahirlah generasi yang berkualitas. Ulama laksana bintang gemintang yang bertaburan di langit yang gelap berkelap kelip menerangi. 


Akan sangat bahaya ketika ketiadaan ulama di masa kini. Tak ada yang mengingatkan umat saat tergelincir, meluruskan pemikiran umat yang bengkok dan tersesat. 

Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh wapres Ma'ruf Amin


Menurut wapres bahwa ketika para ulama mereka meninggal dunia, maka ilmunya tidak dibawa sehingga harus ada pengganti ulama. Maruf juga mengimbau seluruh pondok pesantren di berbagai daerah untuk dapat mempersiapkan sosok dengan pemahaman agama atau ulama yang alim.(Antara.com, 23/12/2021 )           


Namun, fakta saat ini kondisi ulama di sistem sekularisme telah banyak dikebiri suaranya. Bagaimana tidak berbagai pendapat ulama mengenai carut marut bangsa nyatanya dibungkam hingga tindakan kriminalisasi. Cap radikal, intoleran hingga teroris terus tersemat kepada para ulama saleh. Bahkan stigmatisasi terkait ulama hingga kini terus menyerang. Keburukan yang dilakukan oleh oknum ustaz dan ulama serta tempat menempa ilmunya (pondok pesantren, madrasah) terus di blow up ke media. Upaya ini pun terus dilakukan hingga pemerintah pun terjun langsung melakukan itu vestigasi ke seluruh pondok pesantren dan madrasah. 


Ironinya justru saat diperlukan ulama saleh dan hanif, pemerintah mempromosikan paham moderasi beragama. Bahkan setiap ustaz dan ulama berkhutbah senantiasa diawasi dengan tujuan agar tidak mendakwahkan Islam kafah. Bagi penguasa di sistem sekularisme Islam kafah, jihad dan khilafah menjadi sebuah ancaman dalam melancarkan keinginannya. 


Bahkan saat lembaga sebesar MUI mengharamkan terkait ide sepilis dan kritik terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat, anehnya justru tidak didengarkan. 

Maka rasanya sulit untuk mendapatkan ulama warasatul anbiya yang menjadi dambaan umat di rezim sekularisme. 


Hal ini berbanding terbalik dengan saat khilafah tegak. Sosok-sosok ulama begitu mudah didapatkan. Bertebaran laksana mutiara yang berkilauan. Ketika umat hendaklah bertanya tentang permasalahan hidup para ulama ini tampil membantu memecahkan. Ulama di sistem Islam menjadi rujukan umat baik menyangkut urusan pribadi, masyarakat hingga negara. 


Peran ulama ini begitu kentara di tengah masyarakat. Mengoreksi penguasa untuk senantiasa di jalan Allah. Mereka tidak pernah takut terhadap celaan orang yang mencela. Mencintai Allah dan Rasulullah di atas segalanya. 


Ada beberapa kriteria ulama dan karakter dambaan umat yakni :


Pertama, seorang ulama dambaan memiliki kesadaran politik yang tinggi. Adanya kesadaran politik ini adalah bagaimana mencari solusi permasalahan dari sudut pandang Islam bukan yang lain. Ulama seperti ini memahami sepenuhnya bahwa pengaturan urusan umat tidak akan sempurna tanpa disertai kesadaran yang utuh dan pemahaman terhadap kejadian dan peristiwa yang terjadi di dalam dan luar negeri. 


Kedua, ulama yang memiliki pemahaman yang utuh dan menyeluruh terhadap Islam. Seorang ulama tidak hanya menguasai hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan ibadah mahdah, namun juga memahami hukum-hukum Islam yang mengatur urusan masyarakat dan negara. 


Ketiga, ulama yang peduli dan fokus terhadap urusan umat. Ulama seperti ini bukan hanya mengurusi urusan pribadinya tetapi juga mau membimbing dan mengayomi umat. 


Selain itu pula peran ulama yang lainnya adalah membina dan mendidik umat. Akibatnya masyarakat terbina dan tercipta kesadaran politik yang tinggi. Pada akhirnya umat mampu menguasai dunia hingga menguasai berbagai bidang kehidupan. Islam menjadi mercusuar peradaban dunia. 


Sebut saja ulama semisal Imam Syafii,Imam Malik dan ulama lainnya. Mereka mampu mewarnai dunia hingga karya-karyapun tetap menjadi rujukan hingga saat ini. 

Oleh karena itu, jika menginginkan ulama yang alim dan faqih fiddin maka tentu sistem yang ada saat ini harus diganti dengan sistem Islam. Karena hanya di sistem Islam keberadaan ulama yang sesuai kebutuhan umat dan penjaga ajaran Islam akan mudah ditemukan. Namun jika menginginkan ulama yang alim tanpa mengganti sistem sekularisme rasanya kian hari ulama pewaris Nabi sulit didapatkan. 


Wallahu a'lam bishshawab. 


Oleh Heni ummu faiz

Posting Komentar

0 Komentar