Kerusuhan di Kazakhstan dilaporkan telah reda. Kerusuhan di Kazakhstan disikapi pemerintah setempat dengan menerapkan sejumlah kebijakan, antara lain mengembangkan program untuk meningkatkan pendapatan penduduk, hingga dana hibah untuk bisnis pemuda. Hal tersebut disampaikan Kedutaan Besar Kazakhstan di Indonesia. (www.kompas.com)
Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev menyampaikan instruksi kepada pemerintah dalam pidato kenegaraan di hadapan Mazhilis, majelis rendah Parlemen. Instruksi tersebut diantaranya adalah :
1. De-birokratisasi radikal aparatur negara.
2. Moratorium lima tahun kenaikan gaji anggota pemerintah, kepala daerah, dan anggota DPR.
3. Perhatian khusus untuk dana hibah yang ditargetkan untuk kaum muda di pemukiman padat penduduk serta kebutuhan untuk membuka setidaknya 5 cabang universitas asing terkemuka di negara itu pada tahun 2025.
4. Pembuatan dana sosial publik "Kazakhstan Khalqyna" (Untuk rakyat Kazakhstan) diurus oleh sebuah yayasan yang akan menangani solusi masalah di bidang perawatan kesehatan, pendidikan, dukungan sosial.
Yayasan tidak akan berfungsi di bawah presiden atau pemerintah, melainkan oleh dewan pengawas yang berwenang akan dibentuk, dan kepala keuangan yang jujur dan bertanggung jawab akan ditunjuk.
Dana tersebut akan dibiayai dari sumber swasta dan publik. Pemerintah diinstruksikan untuk menentukan kisaran perusahaan besar yang akan memberikan kontribusi untuk dana itu secara tahunan. Dana tersebut diharapkan menjadi instrumen untuk konsolidasi masyarakat, memperkuat rasa keadilan sosial di masyarakat.
Kazakhstan akan melanjutkan perjalanan modernisasi politik. Paket reformasi politik baru akan dipresentasikan pada September, yang akan disiapkan berdasarkan dialog yang luas dan konstruktif dengan masyarakat sipil dan para ahli.
Akankah instruksi Tokayev dan diturunkannya harga LPG menjadi 1.600 tenge/liter menjadi solusi tuntas bagi permasalahan Kazakhstan? Tentu saja tidak. Itu hanya meredam untuk sementara. Karena tidak menyentuh akar permasalahan.
Akar Masalah dan Solusi
Kazakhstan adalah negeri di wilayah Asia Tengah yang begitu kaya akan sumber mineral. Hingga ada yang mengatakan semua unsur yang ada di tabel periodik kimia ada di sana.
Negara ini memiliki cadangan besi yang sangat besar dan beragam seperti tungsten, timah, tembaga, mangan, biji besi. Emas merupakan salah satu komoditas pertambangan yang mulai mengalami perkembangan di Kazakhstan. Kazakhstan pun merupakan produsen uranium global teratas.
Kazakhstan juga dikenal sebagai negara kaya minyak dan gas (migas). Menurut Oil & Gas Journal (OGJ), Kazakhstan menyimpan cadangan gas alam yang melimpah. Cadangan gas yang telah terbukti mencapai 3 triliun meter kubik dan proyeksi cadangan sebesar 5 triliun meter kubik. Pada sektor gas bumi, cadangan terbesar mereka berlokasi di daerah sekitar Laut Kaspia, tepatnya di Karachaganak.
Negara ini juga memiliki potensi cadangan minyak mentah sebesar 30 miliar barel pada Januari 2018. Produksi minyak mentah dan kondensat Kazakhstan pada 2019 adalah 1,965 juta barel per hari. Mereka adalah pengekspor minyak terbesar kesembilan di dunia, memproduksi sekitar 85,7 juta ton pada tahun 2021, dan produsen batu bara terbesar ke-10. Tentu saja hal ini menjadi daya tarik dan telah menarik ratusan miliar dolar investasi asing sejak mereka merdeka pada 1991.
Investasi asing, menjadi senjata bagi Kazakhstan untuk memajukan sektor ini sekaligus dengan distribusinya. The Caspian Pipeline Consortium, yang dibentuk pada tahun 1993 untuk mengatasi masalah pipa minyak dan gas yang sangat terbatas, sebagai akibat dari letak geografis mereka yang tidak mempunyai akses ke laut, atau land locked state. Konsorsium ini terdiri atas perusahaan minyak internasional, pemerintah Kazakshtan, Rusia dan Oman. (www.finace.detik.com)
Meskipun Kazakhstan di Asia Tengah menjadi yang terkaya dalam pendapatan per kapita, setengah dari populasi di Kazakhstan tinggal di pedesaan, komunitas yang sering terisolasi dengan akses yang buruk ke layanan publik.
Sumber daya alam negara yang besar telah membuat segelintir elit menjadi sangat kaya karena praktik oligarki dan korupsi. Sebaliknya, sekitar satu juta orang dari total 19 juta penduduk diperkirakan hidup di bawah garis kemiskinan.
Kazakhstan pun mempunyai posisi yang strategis. Ia diapit oleh Rusia dan China dan berbatasan dengan tiga negara bekas Uni Soviet lainnya. Secara strategis, Kazakhstan menghubungkan pasar China dan Asia Selatan yang besar dan berkembang pesat dengan pasar Rusia dan Eropa melalui jalan darat, kereta api, dan pelabuhan di Laut Kaspia. Itu menggambarkan Kazakhstan sebagai gesper dalam proyek perdagangan 'Belt and Road' China. Bagi Rusia sendiri Kazakhstan bahkan diibaratkan sebagai paru-paru.
Hal ini berpotensi menjadikan Kazakhstan sebagai wilayah konflik jika kedua raksasa asing itu bertikai. Dan, tentu saja Amerika Serikat juga tidak akan tinggal diam. AS pasti akan ikut serta dalam permasalahan Kazakhstan. Selain ada motif ekonomi berupa kekayaan mineral dan posisi geografis Kazakhstan, AS pun punya kepentingan untuk mengalienasi Rusia sebagai pewaris tunggal Uni Soviet dan China. Agar kedua kekuatan raksasa ini tidak mengancam posisi Paman Sam di kawasan Asia Tengah dan dunia.
Jika ditelaah lebih dalam, krisis Kazakhstan lahir dari pengelolaan sumber daya alam yang kapitalistik dengan ciri khasnya liberalisasi kekayaan milik umum. Liberalisasi sumber daya alam milik umat dilancarkan atas nama investasi.
Kekayaan rakyat dirampok secara legal oleh kapitalis dalam dan luar negeri yang bekerja sama dengan elit politik. Dalam hal ini, elit politik akan bersikap represif jika kepentingan para kapitalis oligarki terancam. Apalagi Kazakhstan memang mempraktikkan sistem pemerintahan tertutup yang otoriter ala sosialis sementara perekonomian mereka serahkan pengaturannya pada sistem ekonomi kapitalis. Akibatnya, rakyat sebagai pemilik sah kekayaan milik umum hanya gigit jari dan hidup dalam kesempitan.
Instruksi Presiden Tokayev yang sudah diumumkan tidak menyentuh hal ini. Tapi hanya program-program lip service yang tetap bercorak kapitalistik. Lihat saja pendanaan untuk dana hibah diserahkan pada swasta dan publik, alih-alih mengambil alih semua kepemilikan dari tangan swasta atau asing untuk mendanainya.
Lalu pengaturannya pun diserahkan pada yayasan yang independen. Ini menunjukkan bahwa pemerintah mau berlepas tangan dalam pengurusan umat. Ini merupakan ciri khas penguasa kapitalis.
Presiden Tokayev pun malah menyambut uluran bantuan yang hakikatnya adalah intervensi asing dalam penyelesaian krisis ini. Padahal bantuan asing yang berasal dari Rusia,China, dan AS pada dasarnya hanya untuk menyelamatkan sumber kekayaan mereka di Kazakhstan. Karena jika kondisi terus bergejolak maka aktivitas eksploitasi negara-negara adidaya di Kazakhstan akan terganggu.
Seharusnya ini disadari oleh kaum muslim. Jika mereka hanya melakukan protes tapi masih mengikuti rekomendasi asing. Lalu, tetap mempertahankan sistem kapitalisme ini tentunya akan membuat mereka jatuh pada krisis lanjutan.
Seharusnya Kazakhstan belajar pada sejarah 3 tahun lalu ketika mereka melakukan protes menolak pemilu pada 9 Juni 2019. Semua tidak membuahkan hasil.
Kaum muslim Kazakhstan seharusnya mempunyai visi kembali kepada ideologi Islam dan menerapkannya secara kafah. Mereka sudah selayaknya mendukung dan mengikuti rekomendasi dari kelompok Islam yang berjuang untuk menyadarkan umat agar kembali melanjutkan kehidupan Islam. Dalam arti, syariat Islam ditegakkan dalam bingkai khilafah Islamiyah. Bukan memusuhinya lalu membebek arahan barat terkait terorisme dan radikalisme. Karena, hanya dengan Islamlah masa depan Kazakhstan yang gemilang akan diwujudkan kembali.
Islam memiliki konsep kepemimpinan yang mengurus umatnya dengan baik dan Islam mempunyai konsep mengenai Pengelolaan sumber daya alam agar bisa dinikmati oleh umat dan bebas dari dominasi asing. Karena Islam mengamanahkan bahwa sumber daya alam itu milik umat. Tidak boleh diserahkan kepemilikannya kepada swasta apalagi asing. Dan hasilnya 100% dikembalikan kepada umat baik secara langsung seperti subsidi ataupun dalam bentuk pelayanan kebutuhan komunal umat seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, keamanan. Wallahualam.
Oleh Rini Sarah
0 Komentar