Kegagalan sistem demokrasi nyatanya terus ditunjukan oleh berbagai problematika di negeri ini yang senantiasa disuarakan oleh para aktivis mahasiswa setiap tahunnya. Segala upaya aksi dan propaganda dianggap sebagai salah satu bentuk berdemokrasi di negeri ini oleh para intelektual muda, aktivis mahasiswa. Fenomena ini tentu semakin memperlihatkan kegagalan sistem demokrasi itu sendiri kepada masyarakat, yakni sistem yang masih diharapkan dapat menyelesaikan berbagai masalah ternyata justru menggerakkan para aktivis mahasiswa untuk menunjukkan kerusakan sistem demokrasi.
Kebobrokan sistem demokrasi sangat jelas terlihat. Bagaimana pun juga sistem demokrasi menjamin kebebasan sehingga pada akhirnya memicu terjadinya perpecahan di tengah para penegak kebebasan itu sendiri. Masing-masing orang menganggap argumentasinya yang paling benar. Sebagaimana yang terlihat pada pengawalan isu strategis oleh para aktivis mahasiswa, pada umumnya, isu yang dikawal oleh para aktivis adalah kebijakan publik yang dinilai tidak tepat untuk diterapkan.
Namun, kebijakan itu tetap diambil oleh penguasa karena dinilai yang terbaik. Sebagai salah satu contoh isu yang senantiasa panas setiap tahunnya yaitu UU Cipta Kerja yang mulai disahkan pada 02 November 2020 lalu. Sejak masa rancangannya, Undang-undang ini dinilai tidak berpihak kepada rakyat oleh para aktivis mahasiswa dan menuai aksi penolakan, namun kenyataannya undang-undang ini tetap disahkan oleh pemerintah meski telah diadakan aksi besar beberapa kali oleh para aktivis mahasiswa.
Tidak hanya satu atau dua isu strategis saja yang dikawal oleh para aktivis mahasiswa, namun terdapat banyak sekali kasus yang diangkat oleh para aktivis setiap tahunnya. Setidaknya terdapat sekitar 60 isu strategis yang dikawal sepanjang 2021 oleh para aktivis mahasiswa. Isu strategis yang paling menjadi sorotan adalah isu UU Cipta Kerja, kekerasan seksual, penanganan Covid-19, kasus korupsi, statuta UI hingga biaya pendidikan tinggi. Beberapa di antara isu yang diangkat tersebut merupakan isu yang masih berulang setiap tahunnya.
Pengawalan Isu Belum Menuntaskan Akar Masalah
Untuk menganalisis suatu masalah, tentu perlu dipahami lebih dalam mengenai akar masalah yang terjadi. Akar masalah ini tidak akan ditemukan jika hanya menggunakan sudut pandang pragmatis. Perlu dipahami pula, suatu kebijakan tidak terbentuk dengan sendirinya. Sebagai salah satu contoh, kebijakan UU Cipta Kerja, peraturan ini adalah salah satu produk agenda global dalam sistem kapitalisme yang ditetapkan melalui forum World Trade Organization (WTO) yang menjadikan keterbukaan perdagangan internasional harus dijamin di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Dalam rangka pemenuhan target perdagangan internasional, Indonesia harus membuka peluang investasi global. Maka, hal yang sangat wajar jika UU Cipta Kerja tetap disahkan dalam sistem kapitalisme saat ini. Begitu pula dengan kebijakan pemerintah lainnya karena paradigma yang digunakan adalah paradigma kapitalisme.
Maka, perlu diperhatikan bahwa akar masalah yang dikawal para aktivis mahasiswa saat ini bukan hanya masalah kesalahan pengambil kebijakan. Namun, masalah sistemik ideologis nan global. Sistem ideologi kapitalisme memengaruhi paradigma masyarakat maupun pengambil kebijakan baik dalam pengambilan kebijakan, penentuan target keuntungan, standar keberhasilan dan lainnya. Akhirnya, masalah sistem ideologi kapitalisme ini berdampak kepada segala aspek kehidupan masyarakat.
Akar masalah yang belum benar-benar diperhatikan apalagi dituntaskan ini menyebabkan pengawalan isu sejenis terus berulang setiap tahunnya. Bahkan akar masalah yang belum tuntas ini pun menghasilkan problematika baru di tengah masyarakat. Namun, sayangnya para aktivis mahasiswa saat ini mayoritas masih belum menyadari akar masalah sistemik ini atau mungkin belum menganggap ini sebagai akar masalah yang harus dituntaskan. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan hal ini terjadi, di antaranya ketidaktahuan para aktivis, terjebaknya para aktivis pada paradigma kapitalis, atau lebih parah lagi jika aktivis terjebak dengan kepentingan kapitalistik lainnya.
Saatnya Aktivis Mahasiswa Suarakan Solusi Hakiki
Maka, sudah saatnya aktivis mengetahui apa yang sesungguhnya harus diperjuangkan. Solusi yang tepat akan ditemukan ketika analisis terhadap akar masalahnya juga tepat. Akar masalah isu-isu strategis selama ini harus benar-benar dipahami oleh para aktivis. Kesalahan dalam menentukan akar masalah tentu menjadi salah satu penyebab fundamental terjadinya pengawalan isu yang berulang setiap tahunnya. Jangan sampai pengawalan isu strategis ini hanya menjadi budaya yang ‘mau tidak mau’ harus diperjuangkan atas nama program kerja.
Aktivis mahasiswa sebagai intelektual muda yang memiliki kesempatan besar untuk memperjuangkan hak umat seharusnya menyuarakan solusi hakiki. Jika akar masalah yang dihadapi adalah masalah sistemik, maka perlu adanya solusi yang sistemik pula. Adapun sistem Islam memiliki solusi yang fundamental dan mengakar karena penerapan sistem Islam akan membentuk individu, masyarakat, maupun negara yang berdaulat, adil dan makmur.
Kedaulatan, keadilan dan kemakmuran tersebut lahir karena sistem Islam memiliki pemikiran dan peraturan yang sesuai dengan fitrah manusia. Hal ini merupakan suatu keniscayaan karena sistem Islam berasal langsung dari Sang Pencipta dunia dan seisinya, Zat yang Maha Mengetahui segala dinamika kehidupan manusia serta solusinya. Maka, penerapan Islam secara paripurna adalah solusi hakiki yang harus diperjuangkan oleh umat, terutama aktivis mahasiswa, intelektual muda penggenggam masa depan dunia insyaAllah. wallahu a'lam.
Oleh: Isra Novita
Mahasiswi Universitas Indonesia
0 Komentar