Sobi Bestie, temen-temen di Jakarta udah PTM (Pembelajaran Tatap Muka) 100% lho. PTM 100% di Jakarta dimulai 3 Januari 2022 alias pas mulai masuk semester genap tahun ajaran 2021-2022. Ini berlaku buat seluruh jenjang sekolah. Mulai SD, SMP, dan SMA. Sekolah Umum, keagamaan, ataupun kejuruan. Semua berangkat sekolah. Beritanya bisa Sobi Bestie cek di laman daring www.voi.id.
It means, mereka udah masuk sekolah tanpa shif-shifan lagi. Semurid-murid dari satu sekolahan tumplek blek ke sekolah dalam waktu yang sama gitu. Tapi durasi belajar masih dibatasi. Mereka hanya sekolah selama 6 jam atau 30 jam pelajaran seminggu. Nah, kalau di kota kalian gimana?
Pemerintah Daerah DKI Jakarta memberlakukan kebijakan itu karena kondisi Jakarta berada di Level 1 dan 2 PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Tapi, ini bukan berarti Jakarta udah bebas Corona ya Sobi Bestie. Karena menurut data, pada hari kedua di tahun baru 2022, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat ada kasus positif Covid-19 sebanyak 103 orang. (www.metro.tempo.co, 02/01/2022)
Wiiii masih banyak ya yang kena Covid. Mudah-mudahan aja gak ada yang tak bergejala lalu keliaran dan mampir di sekolahan. Soalnya klo ada lalu ke sekolah, bisa ambyar sesekolahan.
Palagi anak sekolah kan biasanya seneng bikin kerumunan ya. Ga di TK gak di SMA. Wlo dah diwanti-wanti, disediain fasilitas, dan divaksinasi, tetep aja di lapangan mah suka adaaa aja errornya. Duh, mu happy kok jadi scary ya?
Sobi Bestie, di era pandemi ini emang kita kudu mawas diri. Ga bisa tuh cuek atau bomat alias bodo amat. Pikiran “udahlah gimana ntar aja” kudu dibuang jauh-jauh kalau pandemi pengen segera berakhir.
Kita kudu disiplin. Disiplin buat ngelaksanain tugas kita yaitu 6M. Makin banyak ya Mnya. Dulu cuma 3 terus naek jadi 5. Sekarang nambah jadi 6 hehhe.
Apa aja sih M yang 6 ini? Mencuci tangan, senantiasa gunakan Masker, Menjaga jarak, hindari Membuat kerumunan, batasi Mobilisasi (jangan pergi-pergi), daaan tunda dulu Makan bersama dengan orang selain anggota keluarga.
Konsep 6M ini kudu sabar kita lakoni. Kan Rasulullah saw. Juga berpesan dalam sebuah hadis yang berbunyi,
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ سَعَدْ بْنِ سِنَانِ الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلَّمَ قَالَ : لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ
Dari Abu Sa’id, Sa’ad bin Sinan al-Khudri RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: "Tidak boleh melakukan perbuatan yang bisa membahayakan diri sendiri dan membahayakan orang lain." (HR Ibnu Majah, No 2340 dan 2341).
Dengan kesabaran dan disiplin kita melakukan 6M artinya kita udah berupaya untuk menghindari bahaya dan membahayakan orang lain juga, Sobi Bestie. Tetep sabar pake masker walaupun engap dan ribet ya, Sobi Bestie.
Jan lupa juga ikutan vaksin. Sebagai salah satu ikhtiyar agar kita gak parah-parah amat kalau ditakdirkan kena virusnya. Jadi gak perlu ke rumah sakit. Rumah sakit jadi gak penuh karena pasien Covid. Kasian kan pasien-pasien dengan penyakit lain atau kecelakaan yang emang emergency kudu ditangani bisa-bisa tertolak karena rumah sakit penuh.
Terus, kepedulian kita juga jangan berhenti sampai situ. Kita juga mesti speak up ke masyarakat dan pemerintah. Ke masyarakat kan suka ada aja yang gak nyadar atau kemakan hoax. Saling ngingetin lah. Minimal keluarga dan lingkaran teman. Caranya bisa lewat lisan, tulisan, video atau meme, baik offline maupun online.
Nah, buat pemerintah, kita mesti dorong untuk senantiasa menjalankan tugasnya mengurus rakyat. Lakukan tugas itu dengan baik dan amanah. Klo dalam penanganan Covid ini pemerintah harus sigap melakukan 3T (Tes, Tracing, Treatment). Banyak melakukan pengetesan, karena kan banyak yang gak bergejala. Terus, kalau dah ketauan ada yang kena. Lakukan Tracing. Orang-orang yang ketemu sama yang kena tadi dites juga. Setelah itu diTreatment deh. Diurus, diobati.
Terus kita juga dorong pemerintah agar gak bikin kebijakan-kebijakan yang gak nyambung gitu sama penuntasan pandemi. Kek, buka tempat wisata. Terus orang asing yang masuk gak dibatasi. Alesannya karena ekonomi.
Penanganan karantina juga mesti diurusi dengan baik dan disiplin. Jangan sampai kaya kemaren dikarantina tapi gak diurusin. Sampai kata berita banyak yang gak bisa makan. Terus ada juga yang kabur dari tempat karantina setelah nyuap pejabat. Pas diadili eh dibebaskan karena sopan. Duuuh ini sih ambyar tenanan (beneran).
Khusus untuk bidang pendidikan, pemerintah juga jangan nyerahin penyediaan fasilitas untuk PTM ini ke sekolahan saja. Jangan Cuma bikin kebijakan tapi gak ngasi modal. Mending sekolahnya mampu. Kalau ngga?
Hmm masih banyak ya yang harus dibenahi. Keknya sulit ya ngerapiinnya. Ya soalnya kita lagi hidup bukan di habitatnya. Umat Islam hidup di dalam dunia kapitalis matre. Susah, apa-apa diukurnya sama duit. Keselamatan, kesehatan, atau kehormatan mah nomor sekian.
Kalau kaya gini mah udah gak ada pilihan, selain getol dan sabar maskeran kita juga kudu ngaji dan kembali ke ideologi Islam. Allahu Akbar!
Penulis: Rini Sarah
0 Komentar