Syirik, Kezaliman Tak Terampuni



Hadirnya Islam yang dibawa oleh Rasulullah Saw sebagai cahaya dan petunjuk bagi umat manusia, menghapuskan segala macam rupa penyembahan selain kepada-Nya. Menjadikan hanya Allah Ta’ala sebagai satu-satunya Ilah yang patut untuk disembah dan juga sebagai satu-satunya tempat untuk berlindung, berharap, dan bersandar. Di dalam Al Qur'an surat  Al-Baqarah ayat 165, Allah Swt berfirman: 

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّتَّخِذُ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَنْدَادًا يُّحِبُّوْنَهُمْ كَحُبِّ اللّٰهِ ۗ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَشَدُّ حُبًّا لِّلّٰهِ ۙوَلَوْ يَرَى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْٓا اِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَۙ اَنَّ الْقُوَّةَ لِلّٰهِ جَمِيْعًا ۙوَّاَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعَذَابِ

Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).

Di dalam Tafsir Ibnu katsir dijelaskan, bahwa Allah menyebutkan keadaan kaum musyrik dalam kehidupan di dunia dana pa yang bakal mereka peroleh di negeri akhirat, disebabkan mereka menjadikan tandingan-tandingan dan saingan- saingan serta sekutu-sekutu yang mereka sembah bersama Allah, dan mereka mencintai tandingan-tandingan itu sebagaimana mereka mencintai Allah. Padahal kenyataannya Allah adalah Tuhan yang tiada wajib disembah selain Dia. Tiada lawan, tiada tandingan, dan tiada sekutu bagi-Nya.

Di dalam hadis Sahihain disebutkan dari Abdullah ibnu Mas’ud yang menceritakan hadis berikut: Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling besar?” Rasulullah Saw. menjawab, “Bila kamu menjadikan tandingan bagi Allah, padahal Dialah yang menciptakan kamu.”

Firman Allah Swt. “Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah”
Demikian itu karena mereka cinta kepada Allah, makrifat kepada-Nya, mengagungkan-Nya, mengesakan-Nya, dan mereka sama sekali tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, melainkan hanya menyembah-Nya semata dan bertawakal kepada-Nya serta kembali kepada-Nya dalam semua urusan mereka.

Kemudian Allah Swt. mengancam orang-orang yang mempersekutukan diri-Nya, yang berbuat aniaya terhadap diri mereka sendiri. Untuk itu Allah Swt. berfirman, “Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya.”

Sebagian Mufassirin mengatakan bahwa makna ayat ini ialah, “Seandainya mereka melihat dengan mata kepala sendiri siksaan tersebut, niscaya mereka mengetahui saat itu bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya.” Dengan kata lain, hanya Dia sematalah yang berhak menghukumi, tiada sekutu bagi-Nya, dan bahwa segala sesuatu itu berada dibawah keperkasaan-Nya, kekuatan-Nya, dan kekuasaan-Nya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya. (QS. Al-Baqarah: 165).

Seperti yang diungkap oleh ayat lain, yaitu firman-Nya: Maka pada hari itu tiada seorangpun yang menyiksa seperti siksa-Nya dan tiada seorang pun yang mengikat seperti ikatan-Nya. (QS. Al-Fajr: 25-26).

Allah berfirman, “Seandainya mereka mengetahui apa yang bakal mereka alami di akhirat nanti dan mengetahui apa yang bakal menimpa mereka, yaitu siksaan yang mengerikan lagi sangat besar karena perbuatan syirik dan keingkaran mereka, niscaya mereka akan bertobat dari kesesatannya.”

Demikian juga yang dijelaskan di dalam Tafsir Al-Mukhtashar, bahwa meskipun ada tanda-tanda yang sangat jelas itu ternyata masih ada sebagian orang yang mencari tuhan-tuhan selain Allah untuk dijadikan sebagai tandingan Allah. Mereka mencintai tuhan-tuhan itu sebagaimana mereka mencintai Allah. Tetapi cinta orang-orang mukmin kepada Allah lebih besar daripada cinta orang-orang tersebut kepada tuhan-tuhan sesembahan mereka. Karena orang-orang mukmin itu tidak menyekutukan Allah dengan siapapun, dan mereka mencintai Allah di kala senang maupun susah. Sedangkan orang-orang (musyrik) itu hanya mencintai tuhan-tuhan mereka di kala senang saja.Namun di kala susah mereka hanya memohon kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim dengan cara menyekutukan Allah dan melakukan keburukan itu melihat kondisi mereka di akhirat, yaitu ketika mereka menyaksikan azab, niscaya mereka akan tahu bahwa satu-satunya pemilik semua kekuatan adalah Allah, dan Dia Mahakeras azab-Nya bagi orang-orang yang durhaka kepada-Nya. Sekiranya mereka melihat hal itu, niscaya mereka tidak akan menyekutukan Allah dengan siapapun.    

Imam Adz-Dzahabi mengatakan dalam kitabnya Al-Kabair: Syirik adalah anda menjadikan suatu tandingan (sekutu) bagi Allah, padahal Dia-lah yang menciptakan Anda, dan Anda menyembah selain-Nya berupa batu, pohon, bulan, nabi, syaikh, jin, bintang, malaikat, atau semacamnya itu. Allah Ta’ala berfirman dalam Quran surat An Nisa ayat 48:

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.

Allah Swt juga berfirman, QS Al Maidah 72:

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۗوَقَالَ الْمَسِيْحُ يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اعْبُدُوا اللّٰهَ رَبِّيْ وَرَبَّكُمْ ۗاِنَّهٗ مَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوٰىهُ النَّارُ ۗوَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ

Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.

Sebagaimana juga dijelaskan dalam hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Nabi Saw bersabda “Kezaliman ada tiga: kezaliman yang tidak allah ampuni, kezaliman yang Allah ampuni, dan kezaliman yang tidak mungkin dibiarkan oleh Allah. Adapun kezaliman yang tidak Allah ampuni, itu adalah kesyirikan. Allah berfirman: kesyirikan adalah kezaliman yang paling fatal. Adapun kezaliman yang Allah ampuni adalah kezaliman seorang hamba pada dirinya sendiri, antara ia dengan Allah. Adapun kezaliman yang tidak  mungkin dibiarkan oleh Allah adalah kezaliman hamba pada orang lain sampai kezaliman tersebut terbayar.” (HR. Abu Daud, Abu Nu’aim dalam Al Hilyah, dihasankan oleh Al Albani dalam Shahih Al Jami’).

Merebaknya fenomena kemusyrikan di negeri yang mayoritas penduduknya beragama Islam tentu menjadi hal yang sangat menyedihkan. Ternodanya sebuah keyakinan akan keberadaan Allah Swt sebagai satu-satunya Ilah yang patut disembah, tentunya menjadi persoalan besar bagi seorang mukmin karena persoalan akidah adalah permasalahan yang utama dan pertama.

Baik buruknya kehidupan yang dijalani seseorang sangat dipengaruhi masalah akidah ini, jika akidah yang dianutnya baik dan benar maka kehidupan yang akan dijalankan pun akan menjadi baik dan benar. Dengan catatan akidah tersebut tidak ditinggalkan, atau hanya boleh mengatur urusan privatnya saja, hanya mengatur bagaimana cara ia beribadah kepada Tuhannya dan di sisi lain tidak diperbolehkan mengatur kehidupannya dalam ranah umum. Tetapi akidah yang juga mengatur seluruh aspek kehidupannya, atau tidak ada pemisahan agama (akidah) dalam kehidupan, sehingga keberkahan akan melingkupi dunia dan akhiratnya. Wallahualam. 


Penulis Elif Shanum

Posting Komentar

0 Komentar