Tren Spirit doll, Bukti Gagalnya Penjagaan Akidah Umat.

 


Adopsi boneka arwah yang tengah menjadi tren di beberapa kalangan selebriti tanah air tentu menjadi sorotan belakangan ini. Hal ini dianggap tak lazim oleh bagian masyarakat. Terlebih Indonesia merupakan negara mayoritas Muslim. Bayak yang menganggap hal tersebut bisa mendatangkan kesyirikan karena menjadikan boneka tersebut sebagai pembawa keberuntungan bahkan sebagai 'wasilah' bertambahnya spritual seseorang.

Lantas bagaimana tanggapan millenial tentang fenomena tersebut? Kali ini Suara Muslimah telah mewawancarai seorang aktivis mahasiswa yang juga prihatin terhadap kondisi umat saat ini, yaitu ukhti Mariam mantan Ketua keputrian LDK Ulil Albab UMJ 2018, berikut hasil wawancaranya.

Tanya:Bagaimana tanggapan  Anda melihat fenomena "Spirit Doll" ini?

Jawab:Fenomena spiritual yang terjadi di kalangan selebriti sekarang menjadi perbincangan publik  memang sangat marak dan banyak diminati masyarakat, bahkan alasannya boneka tersebut bisa membawa kebaikan keberkahan ataupun keberuntungan. Hal ini sungguh miris dan sangat disayangkan, karena mereka lebih mempercayai boneka dari pada Allah.

Tanya: Ada yg berpendapat Salah satu alasan memiliki boneka arwah ini adalah agar semakin dekat dengan Tuhan, adapula yang ingin mendapatkan nasib baik, dll. Bagaimana tanggapan Anda tentang hal tersebut? Apakah hal tersebut dapat membawa pada kesyirikan?

Jawab: Jelas, tentu ini termasuk sebuah kesyirikan sama seperti kisah penyembahan berhala. Di mana pertama kali dimaksudkan untuk mengirim doa kepada Tuhan namun akhirnya malah disembah (layaknya Tuhan) . Ini lah sistem tipu daya setan yang kerap berulang di mana Ia mengarahkan terlebih dahulu seolah-olah hal itu adalah kebaikan namun tanpa disadari akhirnya mengarahkan pada keburukan yaitu menyembah kepada berhala. Penuh dengan tipu muslihat.

Tanya: Menurut Anda kenapa hal ini bisa terjadi? Apakah ada kaitannya dengan faham kebebasan yang dianut Indonesia atau murni hanya tren/faktor ekonomi semata?

Jawab: Sangat berkaitan, karena kebebasan berekspresi yang lahir dari sistem yang ada di Indonesia membuat masyarakat menjadi kebablasan tanpa aturan. Bahkan lebih parahnya ekspresi ketauhidan tergadaikan. Ini akibat hilangnya peran negara dalam memberikan pendidikan secara Kaffah dan kurangnya peran keluarga dalam mendidik generasi agar terhindar dari kesirikan tersebut membuat umat Islam kini jauh dari agamanya.

Tanya: Lantas apa sebenarnya hukum memiliki boneka dalam Islam?

Jawab: Dalam Islam memiliki boneka untuk mainan anak-anak hukumnya boleh. Namun jika diangkat sebagai anak diperlakukan layaknya manusia dan percaya adanya roh atau arwah di dalamnya jelas hukumnya menjadi haram karena sudah termasuk kesirikan dan meruntuhkan aqidah.

Tanya: Dari kasus di atas, menurut Anda perlukah ada aturan negara untuk menjaga 'akidah umat' dari hal2 yang membawa pada kesyirikan?

Jawab: Sangat perlu, karena ini pun tanggung jawab negara yang berperan untuk menjaga aqidah umat agar tidak terjadi hal yang demikian (penyimpangan). Apalagi, sekarang fenomena spirit Doll sudah diperdagangkan melalui media sosial untuk mencari orang tua asuh. Hal ini tidak akan terjadi jika umat dibekali pemahaman dan penguatan Aqidah Islam yang mendalam dan Kaffah. Jelas ini merupakan salah satu fungsi negara, dalam menjadi aqidah di tengah-tengah umat.

Tanya: Apa yang perlu kita lakukan sebagai umat Islam yang memandang ini adalah sebuah penyimpanan akidah di tengah umat?

Jawab: Salah satu upaya yang bisa kita lakukan adalah dengan berdakwah. Dakwah Islam harus terus digencarkan untuk memahamkan kepada umat bahwa mengasuh atau mengadopsi boneka arwah itu haram dan termasuk perbuatan Syirik. Di sinilah perlu adanya sistem negara yang berlandaskan syariat Islam agar solusi Hakiki bisa tercipta. Dan umat Islam Bisa lebih kokoh (terjaga) aqidahnya. Jadi yang kita lakukan ya berdakwah! [WID]


Posting Komentar

0 Komentar