101 Tanpa Khilafah, Kehancuran Sistem Kapitalisme, Songsong Peradaban Islam



Rajab menjadi sebuah momentum yang dinantikan umat Islam. Hal ini karena bulan Rajab menjadi bulan Istimewa,bulan mulia, bulan meraih pahala sebanyak-banyaknya. Tidaklah heran jika kemudian berbondong-bondong umat Islam menyabutnya. Namun disela-sela gegap gempita peringatan Isra Miraj ada sebuah momen yang dilupakan umat yaitu runtuhnya Daulah Khilafah tepatnya tgl 28 Rajab 1342 H (3Maret 1924 M).

Mengapa momentum ini tidak semua tahu? jawabannya tiada lain karena Barat memang sengaja mengaburkannya. Mereka berharap dengan kaum muslim tidak mengenal keruntuhan khilafah, maka tidak ada kerinduan untuk menegakkannya.

Hari ini umat Islam di dunia terpuruk dari berbagai segi,tak ada yang menolong atau berbelas kasih yang terhadi umat Islam dizalimi,diintimidasi dianggap radikal dsb. Jika diurai sesungguhnya betapa banyak permasalahan yang dialami umat ini di antaranya :

Ekonomi Terus Memburuk

Kebijakan yang diadopsi oleh rezim saat ini adalah menerapkan ekonomi neoliberalisme yang twlah menhadijan bak sapi perah. BBM yang kian naik, tarif listrik ,tarif tol juga terus melonjak bahkan akgir-akhir ini terjadi panic buying di kalangan masyarakat .semua inj akibat langkanya minyak goreng yang menjadi jeburuhan masyarakat. Di mana sebelumnya harga terus membumbung tinggi. Sementara itu utang Indonesia hingga hari ini membuat kita tercengang terlebih di masa pandemi.

Ironinya justru dalam kondisi perekomian yang kian sekarat pemindahan IKN twtao dilaksanakan sekalipun harus mengorbankan rakyat.
Dikutip CNBC Indonesia, pembangunan Ibu Kota Negara ini akan memakan biaya Rp 466,98 triliun. Dana ini terdiri dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), swasta dan Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Untuk pembangunan proyek ini, porsi pembiayaan dari APBN hanya akan sekitar 19% dan sisanya sekitar 81% akan dilakukan bersama investor swasta. (CNCNBC Indonesia, 21/01/2022)

Bidang Sosial Budaya

Betapa menyedihkam kondisi saat ini.Penyakit pamer harta yang dipertontonkan pejabat  di negeri  di negeri yang terkenal dengan gotong royongnya. Ironinya  mental korupsi sudah mendarah daging dinegeri yang mayoritas muslim.
nasional tempo.CO, Jakarta - Transparency International Indonesia telah mengeluarkan indeks persepsi korupsi (IPK) pada Selasa 25 Januari 2022. Pada indeks tersebut, posisi Indonesia berada di peringkat 96 dari 180 negara.

Permasalahan ini ditambah dengan kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin semakin tinggi. Dampaknya kriminalitas juga semakin merajalela,budaya hedonis makin merata dimana-mana.

Bidang Kesehatan Ambruk

Pandemi yang berkepanjangan menjadi bukti bahwa kesehatan sudah makin tak terurusi. Bahkan dari hari ke hari korban akibat virus mematikan ini sudah tak terelakan. WHO yang digadang-gadang mampu mengatasi problem kesehatan nyatanya bertekuk lutut tak mampu mengusir virus Omicron yang kian liar.

Bidang asuransi yang dijadikan jaminan kesehatan mirisnya justru dikorupsi.Dampaknya justru masyarakat dibuat kalap dengan pekayanan kesehatan makin memburuk.

Pendidikan Makin Sekuler

Bila mencermati kondisi pendidukan sekarang kita akan mengelus dada. Hal ini betapa banyak anak-anak yang putus sekolah di berbagai wilayah akibat pandemi berkepanjangan. Los generation akibat sistem pembelajaran saat pandemi yang tidak solutif, membuat generasi ini tidak terdidik. Tawuran,kriminalitas, narkoba,  menurunnya adab dan tatakrama pada orangtua juga guru makin menyesakkan dada. Pola pembelajaran sekuler yang menihilkan ajaran Islam tak mampu memberi solusi pendidikan di negeri ini. Paham moderasi yang terus figaungjan dari tingkat pra sekolah seperti PAUD hingga jenjang kuliah menjadi bukti bahwa Barat akan terus menghancurkan generasi ini.

Pertahanan Keamanan

Suatu negara akan bertaring ketika memiliki mampu independen tak bergantung dari negara lain. Pertahanan jeamanannya yang tangguh tanpa ada campur tangan negara lain. Laut Natuna yang merupakan bagian dari negeri ini kini justru mulai diklaim oleh negara lain (China). Bahkan teroris KKB yang ada di Papua makin berani membunuh siapapun yang menghalangi tujuannya ternasuk TNI, POLRI pun jadi korban. Teroris ini seolah dibiarkan untuk semakin liar membunuh masyarakat yang ada di sana. Padahal seharusnya negara melindungi rakyatnya bukan mebiarkan rakyatnya dalam kondisi takut, hilangnya rasa aman dan nyaman.

Dunia Islam Makin Memprihatinkan.
Kondisi umat Islam di luar negeri kian memprihatinkan. Muslum Uighur, Muslim di India, Muslim Ronghya maupun dibelahan dunia lain pun kian ditindas hingga pengusiran secara brutal. Pelanggaran HAM yang terjadi terus menerus semakin membukakan mata kita bahwa demokrasi tak mampu memberi solusi atasi kondisi saat ini. Sudah seharusnya bagi kita sebagai muslim membantu mereka dan tidak percaya lagi yang namanya demokrasi dan turunannya.Semua bohong belaka.

Dari semua problematika yang dihadapi saat ini tentu membutuhkan solusi jitu. Solusi tersebut tiada lain adalah khilafah bukan yang lain.

Syariah Islam Solusi

Sesungguhnya Islam memiliki solusi tuntas untuk mengatasi berbagai masalah yang kian memprihatinkan di atas. Jika diibaratkan umat ini laksana orang sakit yang memerlukan seorang tabib atau dokter yang memiliki obat jitu. Obatnya tersebut adalah Syariah Islam.

Syariah Islam  mengharamkan berbagai kebijakan neoliberalisme yang menimbulkan derita berkepanjangan.Kebijakan neoliberalisme ini yang lahir dari negara-negara penjajah baik secara langsung maupun tidak langsung melalui organisasi mereka seperti IMF, WHO,ADB, WTO dan bank dunia komandonya adalah PBB.

Islam juga  telah mewajibkan untuk mengatur terkait kepemilikan. Islam mengharamkan kepemilikan umum seperti tambang, air dan berbagai kekayaan laut,hutan  dikuasai asing hingga jadi milik pribadi.

Syariah Islam juga mewajibkan kita untuk menolong sesama muslim yang dalam sistem kapitalisme tersejat oleh paham nasionalisme.

Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam (urusan pembelaan) agama maka kalian wajib memberikan pertolongan (TQS al Anfal (7):72).

Songsong Peradaban Khilafah

Oleh karena itu, agar masalah bisa selesai maka caranya adalah melalui penerapan dalam bentuk negara yakbi khilafah. Khilafah ini terbukti mampu mengatasi berbagai masalah dari yang kecil hingga besar,dari yang sederhana hingga sulit.

Khilafah di sini adalah khilafah yang sesuai metode nabi dan yang sudah dijanjikan dalam berbagai dalil maupun hadis.

Tanpa khilafah mustahil umat Islam khususnya akan lepas dari cengkeraman Barat. Tanpa khilafah tiada mungkin pengelolaan sumber daya alam ini akan benar. Kesejahteraan pun sulit didapatkan.

Khilafah Rasyidah bukanlah perkara asing bagi kita. Khilafah ini merupakan ajaran Islam yang mulia. Kebetadaannya hilang saat Mustafa Kemal meruntuhkannya. Di bulan Rajab inilah pengkhianat itu telah menghancurkannya.

Untuk itu marilah kita umat Islam untuk mengembalikkan junnah tersebut. Marilah kita berjuang sekuat tenaga untuk menyongsong peradaban baru yang akan mengembalikan peradaban Islam yang gemilang.

"Allah telah berjanji kepada orang-orang beriman dan beramal salih di antara kalian,bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi,sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum berkuasa;juga akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridai untuk mereka (TQS an Nur 24: 55)." Wallahu a'lam bishshawab.


Oleh Heni Ummufaiz
Ibu Pemerhati Umat

Posting Komentar

0 Komentar