Bekasi Langganan Banjir, Butuh Mitigasi yang Clear



Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menyebutkan telah terjadi 34 kali bencana yang melanda daerah itu pada awal tahun 2022. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi di Cikarang, Kamis, Henri Lincoln juga mengatakan ada 34 bencana yang dilaporkan masyarakat diakibatkan cuaca ekstrem dengan dominasi bencana banjir yang terjadi sebanyak 22 kali. Kemudian delapan kejadian pohon tumbang, serta dua kejadian longsor dan puting beliung. (suaraBekaci.id, 21/1/22)

Banjir di wilayah bekasi dan sekitarnya sudah menjadi musibah yang sering terjadi setiap musim penghujan. Drainase yang buruk menghasilkan beberapa bencana di wilayah tersebut. Intensitas curah hujan yang tinggi, membuat tanggul juga tak mampu menahan volume air sehingga beberapa tanggul juga mengalami jebol. Sehingga air menguap dan menyasar lingkungan masyarakat. Fokusnya pembangunan dengan tanpa memperhatikan saluan air serta resapan air yang seimbang tentu ini juga menjadi penyebab banjir di lingkungan perumahan.

Banyaknya bencana termasuk banjir, dan longsor tentu itu merupakan akibat dari kelalaian manusia itu sendiri dalam menjaga lingkungan. Kita juga dapat menyaksikan sendiri bagaimana kebanyakan jalan raya mempunyai saluran air yang rendah, got yang rusak bahkan ada juga jalan tanpa saluran airnya. Padatnya rumah penduduk dan bangunan serta kurangnya pepohonan guna sebagai tempat resapan air juga kurang diperhatikan.

Bekasi Langganan Banjir

Pemerintah setempat hanya berfokus pada solusi berjangka pendek dan hal itu pun dilakukan hanya di daerah rawan banjir. Sebagaimana yang dikutip dari suaraBekaci.id bahwa Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bekasi, Muhammad Said mengatakan pihaknya sudah mendistribusikan peralatan penanggulangan bencana di daerah rawan banjir. Sehingga ketika banjir datang, peralatan sudah standby di lokasi untuk digunakan oleh Destana, relawan maupun masyarakat yang membutuhkan.

Solusi yang diberikan pemerintah tak mampu menyelesaikan permasalahan banjir secara menyeluruh dan tetap. Karena masyarakat membutuhkan solusi yang bukan hanya penanganan jangka pendek tapi juga solusi yang tuntas sehingga banjir tidak kembali melanda pemukiman setempat.

Butuh Mitigasi Serius dalam Menyelesaikan Bencana

Sekalipun musibah banjir adalah ketentuan Allah namun manusia mampu berupaya serta menghindar dari musibah tersebut. Karena sejatinya manusia memiliki kemampuan untuk menghindar dari bencana dengan melakukan langkah-langkah yang semestinya.
Dalam penanggualangan banjir pemerintah sebaiknya mengadakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum bencana terjadi di wilayah tersebut.

Seperti membuat list wilayah mana saja yang rawan bencana, penghijauan di wilayah tersebut, membuat saluran air yang sesuai, memperbaiki got yang rusak, pengerukan kali, serta memberikan penyuluhan dan meningkatkan kesadaran kepada masyarakat agar menjaga lingkungan terutama di wilayah rawan banjir.


Masalah banjir ini bukan hanya masalah daerah tertentu yang terkena banjir saja, melainkan masalah negara yang harus ditangani secara serius. Karena dampak yang diakibatkan banjir cukup serius, seperti mendatangkan penyakit, lingkungan yang kotor karena air yang menggenang membawa sampah-sampah, mata pencaharian rakyat menengah kebawah pun tertunda.  Sehingga penanggulangan banjir ini harus ditangani serius dan pemimpin yang terjun langsung untuk menanganginya serta memastikan betul banjir ini tertangani secara total.

Hal ini juga sebagaimana yang dicontohkah oleh Rasulullah dan para sahabat, contoh dalam hal ini Umar yang mampu menangani masa Paceklik. Krisis ekonomi dan musim kemarau  pernah dialami masa Umar Bin Khattab, Khalifah Umar mampu menanggulanginya dengan beberapa cara. Yang dilakukan umar pada masa itu yaitu pertama menjadikan dirinya sebagai teladan bagi yang lain dengan mengutamakan kebutuhan rakyatnya dibandingkan dirinya.

Kedua, membuat posko serta terjun untuk menangani pengungsi yang kelaparan, dan membagikan makanan pada puluhan ribu orang yang datang ke Madinah  selama sembilan bulan berturut. Ke-tiga, meminta bantuan kepada negara- negara Islam untuk mengirimkan bantuan. Ke-empat, meminta bantuan kepada Allah dengan shalat Istisqa. Serta kebjakan yang lainnya.

Sungguh, keseriusan pemimpin yang begitu luar biasa dalam menangani paceklik. Pemimpin dalam Islam tentu begitu dirindukan pada masa sekarang. Dan ini yang harus dijadikan contoh bagi pemimpin Negara ataupun pemimpin Daerah. Bahwa khalifah Umar pun terjun dan memastikan sendiri agar umatnya tidak ada yang kelaparan dalam musibah ini.

Kerja yang berfokus pada jangka panjang, tentu hanya bisa dilakukan oleh pemimipin yang sadar bahwa kepemimpinan itu merupakan amanah. Sehingga seorang pemimpin akan dengan tegas memberikan kebijakan pada bawahannya untuk bekerja seserius mungkin dalam menangani masalah umat.

Wallahu‘alam Bishawab. 


Oleh: Esem Pusnawati S.Kom

Posting Komentar

0 Komentar