IKN Dalam Bayangan China


Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia di pulau Kalimantan terus dilakukan walau ditengah polemik yang muncul dari berbagai kalangan. Dilansir CNBC Indonesia 18/01/2022, Badan Perencanaan dari Pembangunan Nasional (Bappenas)/Kementerian PPN membeberkan rancangan sistem pertahanan dan keamanan untuk IKN. Dengan menggunakan teknologi modern, yakni surface air missile. Teknologi ini mampu melakukan penjajakan terhadap serangan rudal dalam radius di atas 200 kilometer seperti China dan Korea.

Perpindahan IKN menciptakan perspektif geostrategis baru. Namun lokasi IKN yang strategis tak lepas dari ancaman pertahanan dan gangguan keamanan baik yang dilakukan oleh state actor, nonstatactor dan hybrid. Lokasi IKN juga berhimpitan dengan Alur Laaut Kepulauan Indonesia (ALKI) dan mendekati Flight Information Region milik negara tetangga seperti Singapura, Kinibalu, Malaysia dan Manila Filipina .

IKN yang diperkenalkan dengan nama “Nusantara” oleh Presiden Joko Widodo, diperkirakan bakal menghabiskan dana sebesar Rp 501 Triliun. Membutuhkan dana yang cukup besar, banyak para investor yang berbaik hati untuk menawarkan bantuannya. Dan sudah menjadi bahwa China merupakan investor dibalik pembangunan IKN. Kecenderungan China untuk mau memberikan modal dalam pembangunan IKN, tak lepas dari potensi yang dimiliki oleh pulau Kalimantan.

Pulau Kalimantan  merupakan salah satu wilayah Indonesia yang memiliki kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah ruah. Dari batu bara, minyak, hutan, laut dan lain sebagainya. Sejak kepindahan IKN Indonesia ke pulau yang bermaskot beruang madu ini, sontak jadi pembicaraan diberbagai kalangan. Pasalnya, walaupun perpindahan IKN ini menuai polemik tidak menyurut langkah penguasa negeri ini untuk melakukan IKN ke pulau Borneo tersebut.

Kekeuhnya penguasa memindahkan IKN tak lepas dari dukungan China yang siap menjadi investor untuk pembangunan IKN. Ambisi China untuk menguasai Indonesia, salah satunya pulau Kalimantan, karena daerahnya yang kaya yang akan memberikan keuntungan besar bagi China. Sebelumnya China telah berhasil mencaplok sumur-sumur minyak  di Indonesia dalam proyek one belt one road, (OBOR), tidak lantas membuat China puas menjarah kekayaan di negeri ini.

Pulau Kalimantan pun tak lepas dari incaran China untuk dikuasai dan dikuras habis kekayaan milik daerah tersebut. Bahkan China telah mengirimkan warga negaranya untuk bermukim di Penajam Paser, seperti halnya yang terjadi di Morowali. Walaupun kabar itu ditepis kebenarannya oleh pejabat terkait, namun faktanya memang nyata adanya.

Keberadaan IKN dalam bekingan China, wajar jika menuai pro kontra karena hal ini akan berdampak pada semua lini kehidupan termasuk negara. Pembangunan IKN menambah beban utang negara yang akan berdampak kepada rakyat. Karena rakyat menjadi pihak yang akan dipaksa negara untuk membayar utang negara dengan berbagai pungutan pajak.

Walaupun masyarakat Kalimantan melakukan petisi untuk menolak perpindahan IKN tak jua membuat penguasa bergeming. Padahal perpindahan IKN  ke pulau kalimantan ini,  tidak serta merta mensejahterakan rakyat kalimantan. Justru yang terjadi malah sebaliknya, masyarakat akan kehilangan mata pencaharian dan pekerjaan mereka. Sudah bisa dipastikan serbuan TKA china semakin nyata didepan mata akan menghantui pulau Kalimantan.

Belum lagi dampak lingkungan yang mengalami kerusakan berat diakibatkan pembangunan IKN. Diantaranya penggundulan hutan secara besar-besar, mengakibatkan daerah Samboja Kutai Kartanegara yang menjadi bagian wilayah IKN, tiga kelurahannya terendam banjir. Padahal sebelumnya daerah tersebut tidak pernah mengalami banjir, ini diakibatkan hutan sebagai tempat resapan air habis dibabat untuk pembanguan IKN. Dan hal ini pun merusak ekosisitem hewan yang hidup didalam hutan, dan mereka kehilangan habibatnya demi proyek IKN.

Tidak ada yang diharapkan rakyat dari perpindahan IKN ke pulau Kalimantan, kecuali pulau ini akan dikuasai oleh China dan menyingkirkan penduduk aslinya. Apalagi rezim penguasa sudah mensahkan UU IKN walaupun menuai polemik tidak akan menyurutkan langkah rezim penguasa.

Inilah potret penguasa hasil cetakan sistem kapitalisme yang hanya pro kepada korporasi Demi memuluskan kepentingan politik dan korporasi apapun akan dilakukan oleh penguasa oligarki. Membiarkan rakyat hidup dalam penderitaan yang berkepanjangan, menjadi hal yang biasa bagi rezim kapitalis. Hilangnya kedaulatan negara akibat utang yang menumpuk dan masuk dalam cengkeraman negara-negara korporasi bukan menjadi hal yang  berbahaya bagi rezim.

Kita tidak bisa hanya berpangku tangan melihat keserakahan dan kerakusan rezim yang berkolaborasi dengan para korporasi. Ini harus segera dihentikan, jika tidak, bukan hanya negeri ini yang hancur tetapi juga masyarakatnya juga akan rusak akibat terkontaminasi budaya barat melalui tangan-tangan korporasi.

Selama kapitalis sekuler masih bertahta di negeri ini, seluruh negeri-negeri kaum muslim yang memiliki kekayaan alam yang luar biasa akan terus menjadi incaran para korporasi. Hanya dengan dakwah untuk menyadarkan kepada umat, bahwa Islam adalah satu-satunya solusi komprehensif bagi semua permasalahan yang dihadapi oleh dunia. Dalam naungan Khilafah Islam, semua harta milik rakyat akan dijaga dan dikelola serta hasilkan dikembalikan untuk kemaslahatan rakyta. Tidak ada celah bagi para korporasi sedikit pun untuk menguasai apalagi mengambil milik rakyat.

Kemandirian Khilafah sebagai negara yang indenpen membuat negara barat gentar  dan takut kepadanya. Kemandirian inilah yang tidak dimiliki oleh seluruh negeri-negeri muslim di dunia saat ini. Sehingga dengan mudah negeri mereka dikuasai dan dirampok kekayaan alamnya. Melihat kondisi seperti ini, masihkah berharap pada kapitalis sekuler, atau memperjuangkan khilafah sebagai solusi tuntas untuk menghancurkan sistem bobrok kapitalis? Wallahualam.


Penulis: Siti Rima Sarinah

Posting Komentar

0 Komentar