Seakan tidak pernah berhenti adanya kekerasan di dunia pendidikan. Hal tersebut menambah deret panjang korban akibat oknum guru saat ini. Entah karena memang gurunya yang tidak sabar ataukah sikap murid yang tidak pandai menjaga adab dalam mengajar. Bisa berbagai faktor, kenapa kekerasan di lingkungan sekolah meningkat.
Seperti halnya kejadian yang menimpa seorang guru SMP memukul siswanya di Surabaya. Akibat kejadian ini menjadi viral di media sosial dan mendapatkan atensi dari wali kota Surabaya. (www.detik.com, 29/01/2022).
Menurut catatan KPAI bahwa setidaknya ada 17 kasus baik yang melibatkan peserta duduk maupun pengajar terkait kasus perundungan dan kekerasan pada anak di lingkungan sekolah masih banyak terjadi sepanjang tahun ini. Menurut Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan bahwa kasus perundungan dan kekerasan terjadi dari mulai tingkat SD hingga SMA di sejumlah daerah.
Secara rinci, Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan, kasus perundungan dan kekerasan terjadi mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA) di sejumlah daerah.Berdasarkan catatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) setidaknya ada 17 kasus, baik yang melibatkan peserta didik maupun pengajar. (Kompas.com 29/12/2021).
Adanya kasus kekerasan terhadap siswa menyebar di sejumlah daerah di Indonesia. KPAI mencatat ada 11 provinsi yang mengalami kasus tersebut. Miris seharusnya dunia pendidikan mendapatkan suasana nyaman dan tenang justru sebaliknya. Persoalan ini kian runyam saat kekerasan yang lain seperti kekerasan seksual pun menambah kelam dunia pendidikan.
Ada beberapa jenis kasus kekerasan ada yang bersifat fisik, kekerasan yang bersifat verbal atau nonfisik (psikis)dan kekerasan simbolis. Fakta ini biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kondisi ekonomi, kurangnya pemahaman dalam pendidikan psikologi anak, faktor keluarga dan paling penting kurangnya peranan negara dalam meminimalisir hal-hal yang memicu kekerasan di lingkungan pendidikan pada khususnya.
Jika diurai terjadinya kasus perundungan dan kekerasan di lingkungan sekolah di antaranya :
1.Faktor ekonomi di lingkungan rumah
Karena kekurangan ekonomi mengakibatkan retaknya hubungan keluarga sehingga berakibat tidak harmonis. Semisal karena kemiskinan pada akhirnya kurang perhatian dan pendidikan pada anak. Lahirlah anak-anak yang tidak paham adab dan akhlakul karimah. Ini menjadi beban guru di sekolah.
2.Faktor sosial
Adanya ketimpangan si kaya dan si miskin mengakibatkan rentan terjadinya bullying di sekolah. Bagi yang kekurangan harta akan merasa minder dan bagi yang berpunya akan melakukan perundungan dan yang lainnya. Biasanya ini terjadi ketika tidak adanya benteng akidah dari keluarga pada akhirnya bisa berakibat buruk. Biasanya kasus kekerasan ini terjadi pada tingkat SMA. Biasanya terjadi antar teman. Semisal pada saat MOS (masa orientasi sekolah) sering terjadi kasus kekerasan. Dengan dalih ingin mendisiplinkan junior.
Adapun kasus kekerasan guru, biasanya faktor pemicunya adalah dalih pendisiplinan terhadap siswa yang memang sering melakukan kenakalan dan tidak jera. Selain itu adanya pergantian kurikulum pendidikan yang mengakibatkan beban mental bagi sang guru. Karena guru biasanya dituntut agar sesuai dengan kurikulum yang ada. Akibatnya jika tidak sesuai maka guru akan mengalami stres jika murid tidak sesuai harapan.
Lemahnya pemahaman guru terkait psikologi anak berakibat guru yang melakukan kekerasan dengan dalih pendisiplinan tidak mempertimbangkan sisi negatifnya.Hal ini biasanya terjadi di sekolah-sekolah militer. Banyak kasus kekerasan yang berujung kematian akibat kedisiplinan yang tak seharusnya.
Kurangnya pengawasan negara akibat diterapkannya sistem pendidikan yang berasas sekularisme. Sistem pendidikan sekularisme mengakibatkan terjadinya pemisahan antara agama dan urusan dunia. Sistem pendidikan yang berasaskan sekularisme tidak menjadikan agama sebagai tolok ukur dalam bersikap dan bertindak.
Akibat sistem pendidikan sekularisme berakibat lahir lulusan pengajar yang kurang berkualitas.Prinsip hanya melahirkan lulusan yang hanya berorientasi materi semata. Guru hanya difokuskan mentransfer ilmu semata tanpa memperhatikan unsur kepribadian yang mulia. Tengok saja kian hari krisis kepribadian di lingkungan sekolah kian meningkat. Belum lagi faktor masyarakat yang tidak mendukung dunia pendidikan.
Bagaimana Dengan Sistem Pendidikan Islam
Sistem pendidikan Islam telah mampu melahirkan generasi yang berkualitas. Terjalinnya hubungan integral antara keluarga, sekolah dan negara telah mampu menyempurnakan sistem pendidikan Islam.
Secara paradigmatik sistem pendidikan harus dibangun berdasarkan asas akidah Islam. Dengan dasar akidah Islam ini menjadi faktor penentu arah dan tujuan pendidikan, penyusunan kurikulum serta standar nilai ilmu pengetahuan, proses belajar mengajar termasuk penentuan kualifikasi guru, dosen serta budaya sekolah yang kelak akan dikembangkan.
Tidaklah jika kemudian kita bisa membaca dari referensi sejarah masa kejayaan Islam nihil yang namanya kekerasan di lingkungan pendidikan. Sekalipun sekolah tersebut sekolah militer. Semua itu karena dalam pengajarannya berdasarkan asas ketakwaan kepada Allah SWT. Guru ataupun dosen yang membimbing siswanya dilandasi rasa kasih sayang, penanaman adab serta pemberian suri teladan dari guru itu sendirii.
Keluarga yang dilandasi keimanan dan ketakwaan serta tingkat kesejahteraan yang tinggi akan mengurangi beban guru dalam mendidik ketika di sekolah. Sehingga guru pun tidak dipusingkan dengan berbagai kenakalan siswa.
Di dalam sistem Islam negara memiliki peranan penting dalam penentuan arah dan tujuan pendidikan. Karena negara sebagai penyelenggara pendidikan.
Negara bertanggung jawab dalam menjamin kesejahteraan rakyatnya. Negara harus berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup rakyatnya. Ketika hal yang pokok dipenuhi maka rakyat tidak dipusingkan dengan berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan menghasilkan kualitas generasi di kemudian hari. Semua itu karena rasa tanggung jawab terhadap Allah Swt.
"Seorang Imam adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyat dan ia akan diminta pertanggungjawaban atas urusan rakyatnya. (Bukhari dan Muslim).
Wal hasil sistem pendidikan Islam seharusnya menjadi solusi untuk menihilkan kekerasan pada anak tak terkecuali di lingkungan sekolah. Wallahualam
Oleh Heni ummufaiz
Ibu Pemerhati Umat
0 Komentar