Saat- Saat Genting Perjalanan Hijrah Rasul SAW Menuju Madinah

 



Saat itu, satu tahun sudah Mush’ab bin Umair tinggal di Madinah. Di sana ia menjadi imam shalat, menyeru orang-orang agar bersikap lemah lembut dan sabar dalam beriman. Memperdalam iman juga menanamkan dalam diri mereka rasa cinta untuk berkorban. 

Kemudian saat musim haji ia kembali lagi ke Makah bersama beberapa penduduk Madinah. Suatu malam ia bertemu dengan Rsulullah saw secara pribadi. Mush’ab melaporkan pada Rasulullah semua informasi yang berhasil ia peroleh tentang Madinah dan penduduknya. Sehingga Rasul dapat memberikan penilaian situasi dengan detil tentang keadaan Madinah.

Setelah pertemuan tersebut, Rasulullah dapat melihat secara global bahwa penduduk Madinah terdiri dari tiga kelompok besar. Yaitu pertama, orang-orang Arab, diantara penduduk Madinah yang solid. Kedua, Orang Yahudi yang tidak dapat dipercaya, jiwa mereka diliputi oleh kebencian terhadap agama baru. Kemudian, orang muhajirin yang akan datang ke Madinah, yang mereka mayoritas diliputi kemiskinan karena telah meninggalkan semua hartanya di Makkah.

Dengan adanya kaum Yahudi di Madinah, rencana pendirian negara Khilafah dipastikan akan mengganggu dan tidak akan berjalan mulus. Belum lagi kaum Quraisy yang tidak akan senang dengan berdirinya Daulah Islam di Madinah. 

Padahal dalam waktu yang bersamaan Negara Islam punya target membasmi kemusyrikan dan mencabutnya hingga ke akar-akarnya. Sehingga bisa dipastikan akan membawa konflik bersenjata antara Daulah Islam dengan kekuatan-kekuatan yang melindungi kemusyrikan. 

Oleh karenanya, setelah memprediksi situasi tersebut, maka Rasulullah telah membuat keputusan penting yang sifatnya rahasia. Keputusan tersebut walaupun telah jelas bagi Rasululah saw, namun dalam beberapa hari belum bisa beliau jelaskan. Agar masalah tersebut tidak tersebar dan tidak mempersulit dalam menjalankannya.

Keputusan tersebut yaitu, pertama, menyukseskan proses hijrah, kaitannya dengan mengumpulkan kakuatan yang dapat dipercaya di Madinah. Kedua, mengusahakan perbaikan kondisi internal di dalam Madinah yang terdiri dari orang Arab Anshar, Yahudi dan orang Arab Muhajirin. Ketiga, membersihkan musuh-musuh negara Islam. Keempat, berpindahnya berbagai elemen dan kepemimpinan Makkah.

Kemudian, agar proses hijrah berlangsung dengan sempurna, maka ada hal penting yang harus direalisasikan. Keselamatan ketika keluar kota Makkah, selanjutnya keselamatan ketika dalam perjalanan. Kemudian terakhir adalah keslamatan pada saat masuk ke kota Madinah hingga kaum Muhajirin benar-benar tinggal di sana. 

Sehingga untuk menjamin terealisasinya semua hal di atas, maka rasulullah saw membuat keputusan, yaitu pertama, memindahkan berbagai elemen dan membangun kelompok-kelompok yang melindungi Rasul. Adanya kelompok ini bertujuan untuk menyukseskan proses sampainya Rasulullah saw hingga ke Madinah dan menjaga keselamatan beliau dan menindas tiap gerakan yang menggagalkan proses hijrah.

Kemudian Rasululah saw harus bergerak secara rahasia agar tidak ada musuh yang mengetahuinya. Untuk itu beliau membuat kesepakatan dengan orang-orang mukmin diantara penduduk Madinah untuk berkumpul di Aqobah guna diambil bai’atnya. 

Dengan bai’at ini, cahaya mulai tampak memancar. Sehingga dengan jelas menunjukkan bahwa Rasulullah berhijrah bukan untuk menyelamatkan diri dari penyiksaan dan penghinaan. Namun tujuannya adalah untuk mendirikan masyarakat baru di negeri yang aman.

Ketika Rasulullah saw telah merasa puas dengan baiatnya kaum Anshor dan keikhlasan mereka, beliau memerintahkan kaum muslimin di Makkah agar pergi ke Madinah secara rahasia. Kemudian menyusul saudara mereka dari kaum Anshor agar bersama-sama membentuk kelompok pelindung yang diserahi misi menyukseskan perpindahan kepemimpinan ke Madinah.

Kemudian keputusan Rasulullah yang kedua adalah, berpindahnya kepemimpinan ke Madinah. Hal ini dimulai dengan berhasilnya Rasulullah saw keluar dari Makah. Proses hijrahnya Rasul memang bukan bisa dianggap hanya perpindahan semata, namun banyak tantangan yang harus dilalui.

Saat itu kaum musyrikin Quraisy melihat bahwa Rasulullah saw dan para sahabatnya memiliki pendukung dari kelompok lain diluar kekusaan mereka. Untuk itu mereka berusaha keras agar Rasulullah saw tidak sampai pergi ke Madinah. Sebab menurut Kaum Quraisy, bila Rasulullah tetap pergi, maka beliau akan bergabung dengan para sahabatnya dan akan menyerang mereka.    

Oleh karenanya, para pembesar Quraisy segera berkumpul di Darun Nadwah untuk memperbincangkan persoalan pelik di hadapan mereka ini. Satu sama lain saling berkata,”Sungguh orang ini (Muhammad) benar-benar telah tampak kekuasaannya, seperti yang kalian lihat sendiri, sehingga tidak sulit lagi baginya untuk mengalahkan kita. Sebab ia telah memiliki banyak pengikut di luar daerah kekuasaan kita. Untuk itu satukanlah kata dalam menghadapinya”.

Mereka telah menyempurnakan konspirasinya, Rasulullah pun telah mengatur strategi. Untuk itu Rasulullah bergerak cepat dengan penuh kejeniusan guna menggagalkan konspirasi jahat mereka. Akhinya Rasululah berhasil keluar dari Makah dengan bantuan dari Rabb nya guna menyempurnakan perjalanan iman yang telah dimulainya.

Oleh Ruruh Hapsari

 

Wallahualam

Posting Komentar

0 Komentar