Cinta adalah satu kata penuh makna yang terasa dalam jiwa
Tanpa cinta hidup akan terasa hampa
Cinta membuat kaula muda berbunga-bunga
Banyak cara untuk menyampaikannya
Dari memberikan coklat dan bunga
Hingga ungkapan kata mesra
Namun, cinta akan membawa petaka
Jika tak dilandasi dengan hukum syara
Begitulah ungkapan rasa melalui kata-kata di hari Valentine yang mereka katakan sebagai hari kasih sayang. Sudah tidak heran lagi jika setiap tanggal 14 Februari yakni orang-orang yang tidak menjadikan Islam sebagai landasan hidup menganggap bahwa, tanggal 14 Februari merupakan hari kasih sayang. Beragam cara untuk mengekspesikannya mulai dari memberikan bunga, coklat, kartu ucapan sampai memberikan mahkota paling berharga kepada pria yang dicintainya. Naudzubillah min dzalik.
Dikutip Suara.com Aksi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di sejumlah daerah salah satunya di Surabaya yang merazia kondom di Hari Valentine telah menuai sorotan tajam. Salah satunya datang dari Dokter Tirta yang memberikan pertanyaan menohok.
"Masih heran kalau pas Valentine malah razia kondom. Tujuannya apa? Fungsi kondom adalah mencegah penyakit menular seksual dan sebagai alat kontrasepsi," Tutur Dokter Tirta melalui akun twiternya. Selain itu, Dokter Tirta menjelaskan bahwa yang harus dilakukan adalah edukasi seksual bukan merazia kondom. (Suara.com, 14/02/2022)
Tidak heran jika Satpol PP dibuat sibuk untuk menyita kondom di hari Valentine. Dari sini dapat terlihat bahwa aparat hanya sebatas merazia saja tanpa ada tindak lanjut setelahnya. Kemungkinan besar setelah adanya razia yang namanya nafsu tidak terkendalikan malah menjadikan mereka nekat melakukan hubungan seksual tanpa kondom. Upaya ini bersifat pragmatis dan bukan solusi tuntas dalam menangani seks bebas yang dilakukan pada perayaan Valentine Day’s.
Seolah-olah setelah merazia bebas sudah tanggung jawab mereka. Padahal pintu perzinaan banyak celahnya. Beginilah realitas yang ada ketika masyarakat loss control dari pemahaman yang benar tentang bagaimana seharusnya mengekspesikan naluri sesuai aturan yang Allah Swt tetapkan. Sungguh miris ketika Valentine Day’s masih dirayakan di negeri yang mayoritas muslim. Padahal Valentine Day’s merupakan budaya yang berasal dari Romawi.
Dalam teori Romawi Kaisar Claudius II melakukan usaha meningkatkan pasukannya dengan cara melarang laki-laki muda untuk menikah, ia berpikir bahwa pria lajang merupakan prajurit dengan kekuatan fisik dan rohani yang terbaik. Kemudian datanglah seorang prajurit yang bernama St.Valentine yang menentang peraturan itu dan melakukan pernikahan rahasia. Tindakan tersebut diketahui oleh Kaisar sehingga ia dieksekusi hukuman mati pada tanggal 14 Februari. Sejak saat itu, hari kematian St.Valentine dikenang dan dirayakan sebagai hari kasih sayang. (Liputan6, 11/02/2022)
Inilah salah satu teori asal mula adanya Valentine Day’s yang betul-betul tidak masuk akal dan bukan berasal dari Islam. Adapun, dalam pandangan Islam kita tidak dibenarkan untuk mengikuti budaya mereka karena termasuk Tasyabuh bil Kuffar. Selain itu, perayaan Valentine Day’s berujung petaka karena identik dengan aktivitas seks bebas yang merupakan sesuatu yang diharamkan oleh Islam.
Dalam hal ini seharusnya para penguasa muslim harus bertindak tegas agar tidak merayakan Valentine Day’s dan menetapkan hukuman bagi orang-orang yang ngeyel terhadap aturan yang diberlakukan. Tidak hanya sebatas razia kondom saja. Namun, penerapan peraturan itu benar-benar sulit di wujudkan tatkala masih berpegang teguh terhadap nilai-nilai sekulerisme yang menjadi landasan dalam bernegara. Hanya butuh negara Islam yang benar-benar mampu menghentikan perayaan ini tanpa terkecuali.
Wallahu’alam.
Oleh Sri Mulyati
0 Komentar