Kontradiksi Pernyataan Menag Memberi Sinyal Moderasi Digaungkan



Pemberitaan media sosial begitu cepat, apa yang terjadi hari ini akan mudah diakses oleh siapa pun. Hal ini sebagaimana pemberitaan pernyataan Menag yang menuai kontroversi di berbagai kalangan. Ya gara-gara menyamakan lantunan azan yang bersahutan dengan gonggongan *njing. Sungguh sebuah pernyataan seorang pejabat yang tidak pantas diungkapkan. 


Hal ini pula yang mengundang komentar Profesor Yusril ihza Mahendra. Menurut beliau bahwa Menteri Agama menjaga lisan, menjaga ucapan agar tidak menimbulkan masalah baru di masyarakat. Dikatakan pula bahwa negara ini sudah terlalu banyak masalah yang dihadapi. Jangan ditambah lagi dengan masalah yang baru yang berawawal dari kata-kata. 


Tugas utama Menag adalah menata, mendorong kehidupan beragama yang tenang, aman dan damai di tengah kemajemukan. (Fajar.co.id, 28/02/2022) 


Hal senada yang diungkapkan Yusril, DPR menyarankan agar Menag minta maaf kepada masyarakat di chanel youtube CNN Indonesia  27/02/2022.


Entah untuk ke berapa kali Menag menyakiti hati umat Islam. Seolah sudah menjadi suatu hal yang tak wajar jika tidak melontarkan diksi yang membuat kontroversi sekalipun nihil solusi. Program moderasi yang diusung Menag disinyalir menjadi indikasi pernyataan Menag  selalu membuat gaduh di tengah masyarakat muslim. Seharusnya seorang pejabat ataupun publik figur harus senantiasa menjaga tutur kata, sikapnya. Hal ini karena menjadi corong masyarakat. Ketika menjadi contoh masyarakat tentu akan bersikap fatal jika pernyataannya menyakiti umat Islam. Bisa dikategorikan sebagai pengidap islamofobia. Hal tersebut sangat berbahaya bagi umat Islam sendiri. 


Sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam negara demokrasi sekularisme kebebasan beragama dan berpendapat dijamin yndang-undang. Namun bukan berarti harus menyakiti umat Islam terlebih Indonesia adalah negara yang penduduknya mayoritas muslim. Sungguh ironi jika kemudian pernyataan Menag terus menerus menyakiti umat Islam.

Dari sini pula sudah menjadi bukti bahwa watak sistem sekularisme yang tidak menghendaki ajaran Islam tetap unggul. Sistem sekularisme yang memisahkan ajaran agama dari kehidupan menghendaki ketiadaan ketaatan kepada umat Islam kepada ajarannya. Sistem sekularisme senantiasa memporak-porandakan kekuatan akidah Islam maka tidak heran jika kemudian ajaran sekularisme ini menyeret manusia menuju jurang kehinaan. Hal ini disebabkan jargon sekularisme tidak ada kebenaran mutlak yang ada toleransi kebablasan, liberalisme dalam setiap bersikap dan bertindak dan moderasi beragama. 


Hal ini akan sangat berbanding terbalik dengan Islam yang senantiasa menjadikan akidahnya sebagai fondasi dalam bersikap dan bertutur kata. Islam mengatur seluruh kehidupan dengan bingkai syariat. Tak ada kebebasan mutlak. Karena memahami bahwa setiap apa yang dilakukan akan diminta pertanggungjawaban di akhirat kelak. 

Akan terlihat kontras para pejabat di sistem khilafah dengan pejabat di sistem sekularisme. Islam mengajarkan lebih baik diam daripada banyak bicara tetapi menyakiti. Dalam hadis riwayat at-Tirmidzi no 2501 dan Ahmad no 6481 menyebutkan:

"Barangsiapa yang dapat mengendalikan lisannya, maka ia akan selamat." 


Sungguh indahnya pesan Rasulullah kepada umat Islam agar mampu  mengendalikan lisannya dari perkataan tidak berguna dan sia-sia. Pada riwayat hadis at-Tirmidzi yang lain Rasulullah saw. bersabda: 

"Sebagian dari kebaikan keislaman seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak berguna baginya." 


Hari ini kita akan terus menyaksikan berbagai macam diksi yang membawa kontroversi jika sistem sekularisme ini masih bercokol di negara tercinta ini. Walhasil jika kita menghendaki pejabat yang bertutur kata santun, menjaga muru'ahnya dan disegani karena sikapnya yang santun, maka jalannya tiada lain adalah menggantikan aturan yang usang ini dengan ajaran Islam dalam bingkai khilafah. Terlebih saat ini umat Islam sudah kehilangan induk kejayaan Islam selama 101 tahun tanpa khilafah.


Oleh karena itu sudah selayaknya kita perjuangkan sistem Islam kafah agar pejabatnya bertabur kata-kata yang penuh hikmah bukan justru yang mengundang amarah. Wallahualam 


Oleh Heni Ummu faiz



Posting Komentar

0 Komentar