Betapa sulitnya menjaga sifat qana'ah hidup di masa sekarang, semuanya serba hedonis. Setiap hari di media online bersliweran iklan-iklan produk yang membuat kita "ngiler" untuk membelinya yang kadang tidak penting. Bahkan fenomena memamerkan kekayaan terus masif di media sosial hingga akhirnya korban pun berjatuhan akibat penipuan yang berbalut pencitraan.
Memang saat ini banyak orang yang tertipu dengan kemilau dunia. Bahagia foukur dari banyaknya materi sementara urusan akhlak, ibadah sudah banyak yang tak dilirik. Bahkan bagi seorang pengemban dakwah atau yang mengaku dirinya lebih suka mengejar kemewahan dunia. Rumah mentereng, kendaraan yang mewah dan terbaru serta aksesoris pribadi yang membuat orang mata terbelalak. Pada akhirnya terjebak dengan kefanaan dunia urusan akhirat banyak yang dinomorduakan. Bukan tidak boleh kaya raya tetapi menanamkan qona'ah, zuhud itu lebih utama. Perangkap kefanaan dunia jangan sampai kita dibuat gila.
Allah Swt. sangat menyukai seorang muslim yang pandai bersyukur, qona'ah, ikhlas karena itu merupakan modal membuka pintu surga. Sebanyak apa pun amalan kita jika tidak dibarengi rasa qona'ah, zuhud dan ikhlas seolah tidak bermakna. Setiap rezeki yang Allah limpahkan seolah hilang rasa dan manis untuk dinikmatinya. Orang yang tidak memiliki sifat qana'ah yang ada timbul rasa iri, dengki dan mudah mencari jalan pintas untuk mengejar dunia.
Patut dipahami mengejar dunia hanya karena ingin dianggap sukses oleh manusia akan berujung sengsara. Keridaan manusia, prestis dihadapan makhluknya hanya melenyapkan rasa qona'ah. Menerima dan mensyukuri nikmat yang Allah berikan serasa tiada. Semua ini akibat sistem manusia yang terus menggoyahkan iman manusia.
Sejatinya jika kita menelaah betapa nikmatnya jika sikap kita dihiasi sifat qana'ah. Dengan memiliki sifat ini kita akan merasa tenang, merasa kaya sekalipun kondisi serba pas-pasan. Urusan dunia banyak melihat ke bawah sementara akhirat melihat ke atas. Menghiasi dengan sifat qana'ah seorang istri tidak akan menjerumuskan suaminya untuk korupsi. Sifat qana'ah yang dimiliki seorang anak tidak akan durhaka pada orang tua karena menuntut ini itu.
Belajar menerima apa pun yang Allah kasih, berhenti berkeluh-kesah sekalipun banyak masalah. Ikhlas, rida dan qana'ah jadi bi'ah agar hidup penuh berkah.
قال الشيخ العلامة ابن عثيمين رحمه الله :
"من نعمة الله على العبد أن يوفق للقناعة سواء كان ذلك في مسكنه، أو ملبسه، أو في مركوبه، أو في أولاده، فإذا أعطي الإنسان القناعه بما أعطاه الله بقي غنياً".-
بلوغ المرام : ٢٧٢/٦
Syaikh Al-‘Allamah Ibnu Utsaimin rahimahullah pernah berkata :
_“Diantara nikmat Allah terhadap seorang hamba adalah Allah memberikan taufik kepadanya untuk bersikap qona’ah (menerima dan mensyukuri apa adanya seperti yang diberikan oleh Allah kepadanya, sedikit ataupun banyak, pent.)._
Inilah sikap yang menghiasi Siti Fatimah manakala tidak ada makanan saat ada musafir datang, kemudian dia mengikhlaskan kalung hadiah dari suaminya Ali bin Abi Thalib. Kalung tersebut diberikan kepada musafir dengan hati yang ikhlas bahwa semua yang dimiliki adalah milik Allah. Saat mengetahui si musafir mau menjual kalung Kepunyaan putri Rasulullah,maka Ammar pun membeli dengan harga mahal. Setelah itu kemudian Ammar membeli kalung tersebut mengembalikan kepada Siti Fatimah dan menyuruh budaknya untuk ikut membantu pekerjaan putri Rasulullah.
Namun karena rasa qona'ahnya serta sifat penyanyangnya Siti Fatimah yang mulia ini membebaskan budaknya. Sungguh terharu dan bahagia bagi Asham mendengarkan bahwa dirinya jadi manusia yang merdeka. Inilah bukti gambaran kehidupan putri Rasulullah saw yang hidupnya dipenuhi dengan rasa syukur, qona'ah, zuhud. Beliau mengerjakan pekerjaan rumah tangga tanpa seorang pembantu. Dilakukannya dengan penuh rasa ikhlas. Menerima kondisi apa pun tanpa banyak berkeluh kesah. Tak ada kegundahan sekalipun makan seadanya. Inilah yang patut diteladani terutama bagi kaum muslimah.
_Apabila seseorang itu selalu bersikap qona’ah terhadap pemberian Allah kepadanya, maka dia akan selalu menjadi orang yang kaya (merasa cukup) !”_
(Syarh Bulughul Marom,6/272)
Kita berdoa semoga kita diberikan sifat qana'ah di tengah zaman penuh fitnah. Terus berjuang agar khilafah segera tegak agar aturan rusak ini segera punah sehingga menjalankan qona'ah ini semakin mudah. Wallahualam.
Oleh Heni Ummufaiz
0 Komentar