Pada Rabu (23/2/2022) Wali Kota Bogor, Bima Arya makan siang bersama Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor. Dalam pertemuan tersebut Ahmad Taufan Damanik yang didampingi dua orang Wakil Ketua Internal dan 3 orang komisioner Komnas HAM ini secara langsung menyampaikan bahwa, Kota Bogor diberi kepercayaan sebagai tuan rumah Festival HAM Tahun 2022, dan Kota Bogor diminta untuk mempersiapkannya. Merespon hal tersebut Wali Kota Bogor Bima Arya, menyambut baik dan menyatakan siap, karena menurutnya “DNA masyarakat Kota Bogor adalah toleransi dan melalui Festival HAM kita ingin menyampaikan hal itu kepada masyarakat Indonesia".
Festival Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan acara tahunan yang diselenggarakan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), International NGO Forum on Indonesia Development (INFID) dan Kantor Staf Presiden (KSP) bersama Pemerintah Daerah serta beberapa lembaga pendukung. Festival ini merupakan wadah untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran bersama tentang pelaksanaan HAM Kabupaten/Kota oleh pemerintah daerah sebagai bentuk pemajuan, perlindungan dan pemenuhan HAM. Festival HAM juga merupakan ruang untuk merayakan praktik-praktik baik pelaksanaan pembangunan dan berkeadilan sosial dengan memperhatikan budaya lokal oleh pemerintah Kabupaten/Kota di Indonesia. Dalam forum ini juga menyediakan dan menyebarluaskan informasi dan inspirasi.
Salah satu daya tarik bagi Komnas HAM memilih Kota Bogor sebagai tuan rumah karena dinilai mampu menyelesaikan persolaan HAM secara dialogis, salah satunya terkait persoalan GKI Yasmin dan beberapa persoalan lainnya. Penyelesaian persoalan HAM itu diharapkan menjadi contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia. Dengan dipilihnya Kota Bogor sebagai penyelenggara Festival HAM 2022, dapat dikatakan bahwa Kota Bogor adalah kota yang toleran.
Racun berbalut madu
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan turunan ideologi kapitalis yang berbahaya. Dimana setiap orang bebas berekspresi demi memuaskan nafsunya, tanpa mengindahkan nilai-nilai agama dan kemanusiaan. Dengan HAM manusia tidak mengenal halal haram, karena berprinsip yang terpenting adalah kebebasan. Hal ini akan menghancurkan semua sendi agama dan moral. Ide HAM yang berasal dari manusia dan merupakan produk akal manusia terbukti tidak memberikan ruang bagi pemberlakuan syariat sebagai aturan publik. Ide tentang HAM bersumber pada konsep kebebasan manusia. Bebas berkeyakinan, bebas berpendapat, bebas bertingkah laku dan bebas memiliki (harta). Aturan kapitalis yang diterapkan negara justru menjamin setiap orang untuk mendapatkan kebebasannya. Karena dalam sistem kapitalis, kedaulatan hukum di tangan manusia. Sehingga hukum Allah pun dikesampingkan.
Banyak fakta yang menunjukkan penerapan HAM justru melahirkan konflik. HAM yang diklaim oleh seseorang, bisa bertentangan atau melanggar hak orang lain, karena tidak ada kejelasan batasan kebebasan yang menjadi hak seseorang. Tidak hanya memunculkan konflik antar masyarakat, bahkan konflik antar negara. Dan kejinya negara-negara Barat yang mengusung ide HAM ini, menggunakan standar ganda dalam penegakkan HAM. Lihatlah saat terjadi konflik antara Ukraina dan Rusia, mereka berteriak paling lantang. Namun mereka menutup mulutnya saat muslimah India direbut kebebasan berhijabnya. Mereka juga bungkam tatkala rakyat Palestina diusir dari tanah mereka. Tetapi marah ketika rakyat Israel terkena ketapel. Meskipun prinsip HAM ini rusak, namun negara-negara Barat terus menekankan pada negara-negara berkembang agar prinsip-prinsip HAM diterapkan hingga ke institusi terkecil, yakni wilayah Kota. Maka lahirlah gelar Kota Toleran, pelabelan bagi Kota yang mampu menyelesaikan persoalan HAM. Tentu saja penyelesaian yang sesuai dengan standar kapitalis, yang justru menghasilkan ketidakadilan, serta menjauhkan kaum muslimin dari aturan sempurna milik Allah Swt.
Oleh karenanya, pelabelan Kota Toleran sesungguhnya merupakan perangkap musuh Islam. Kaum muslim dituntut untuk dapat menghargai seluruh pemikiran yang bertentangan dengan Islam, kaum muslim hanya bisa diam ketika haknya dirampas. Hak asasi manusia ibarat racun berbalut madu. Hingga kaum muslimin tidak menyadari dibaliknya 'manisnya madu' terdapat racun yang mematikan.
Tuntunan Islam
Islam adalah rahmat bagi seluruh alam, maka dengan diterapkan Islam secara menyeluruh akan memberi kemaslahatan bagi seluruh umat manusia, juga bagi seluruh alam semesta (bumi dan seisinya). Sistem Islam dalam naungan khilafah, memberlakukan syariat Islam bagi seluruh warga negara, baik muslim maupun nonmuslim. Nonmuslim akan dibiarkan memeluk akidah dan menjalankan ibadahnya di bawah perlindungan khilafah. Dan terkait pakaian, makanan dan minuman, diperbolehkan sesuai agama mereka, sebatas yang dibolehkan syariat Islam.
Dalam pandangan Islam manusia diperbolehkan memiliki sesuatu selama tidak bertentangan dengan syariat Islam. Manusia tidak dibiarkan serakah yang tidak mengenal standar halal dan haram.
Dalam khilafah, setiap warga negara mendapatkan hak yang sama, tanpa membedakan ras, warna kulit, agama dan lainnya. Baik dalam perkara hukum, peradilan, jaminan kebutuhan hidup, dan lain-lain. Perlakuan Islam yang adil ini menjadikan seluruh warganya menaati peraturan negara secara sukarela. Ketika sistem Islam diterapkan, tidak akan membahayakan manusia, karena Islam itu rahmatan lil a'lamiin sehingga akan memberikan kebaikan bagi seluruh alam, bagi seluruh manusia, muslim maupun non muslim.
Maka jelas Kota Bogor dan seluruh wilayah di dunia ini membutuhkan sistem Islam, Sistem yang menunaikan hak-hak manusia. Bogor dan daerah lainnya tidak membutuhkan festival HAM, yang jelas-jelas tidak membawa kebaikan bagi umat manusia. Yang dibutuhkan adalah tercapainya kebutuhan asasi mereka sesuai dengan petunjuk dan aturan Allah Swt.
Khatimah
Saatnya umat kembali pada Islam kafah. Karena hanya Islam-lah satu-satunya solusi sistemik yang mampu mewujudkan kedamaian, menghapuskan kezaliman, diskriminasi dan berbagai bentuk pelanggaran hak asasi di muka bumi. Karena khalifah sebagai pelindung umat senantiasa menjamin kehidupan masyarakatnya di bawah kepemimpinan Islam yaitu daulah khilafah islamiyah, sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. dan para Khulafur Rasyidin, serta Khalifah-Khalifah terbaik dalam melindungi umat manusia di seluruh dunia. Wallahu a’lam bishawab.
Oleh: Mumpuni
0 Komentar