Tarhib Ramadhan Drg. Carisa; Semakin Kagum Dengan Islam dan Syriatnya


Ramadhan kali ini adalah ramadhan ketiga bagi Drg. Carissa Grani, setelah memutuskan masuk Islam Maret 2020 lalu. Dalam acara Tarhib Ramadhan yang diselenggarakan Khilafah Channel secara online, serentak , adalah ketika harus menjalankan ibadah puasa, shalat dan membaca Al Quran dengan sembunyi-sembunyi. Di ramadhan pertama Drg. Carissa membaca Al Quran terjemah karena memang belum bisa membaca tulisan arabnya. Doanya kepada Allah adalah diberikan kesempatan menghatamkan membaca terjemah sebelum akhirnya keluarganya mengetahui tentang keIslamannya. “Alhamdulillah Allah mengabulkan doa saya, di pekan ke-3 ramadhan saya khatam membaca terjemahnya. Saya deg-degan waktu ini, bentar lagi ketauan nih, dan benar saja, dua hari kemudian akhirnya ketauan”, tuturnya.    


Ketika memulai membaca terjemah alquran Drg. Carissa berpikir akan menemukan kejanggalan, pertanyaan-pertanyaan, inkonsistensi, kesalahan-keasalahan, namun sampai masuk juz 27 belum juga menemukan dari isi Al Quran yang bisa dikritisi. Justru Drg. Carissa merasa semakin diyakinkan, dikuatkan bahwa ini keputusan yang tepat. “Bahwa agama yang diridhoi hanyalah Islam. Itu yang saya rasakan waktu itu”. Drg Carisa melanjutkan, “Kembali kepada agama tauhid adalah sesuatu yang bagi saya sudah luar biasa, lebih dari apapun, jadi ketika saya harus menghadapi tantangan, ya sudah (siap)”, tegasnya. 


Drg. Carissa mengaku sudah terbiasa berpuasa karena di agama sebelumnyapun ada anjuran puasa. Namun tetap saja berbeda rasanya ketika berpuasa sebagai seorang muslim. Bahwa puasa ramadhan hukumnya wajib selama satu bulan dan merupakan bagian dari rukun Islam. “Saya merasakan Islam itu detail banget. Puasa meskipun wajib, tapi misalnya sakit, hamil, menyusui, lansia semua ada solusi alernatifnya. Saya juga merasa terpacu diajak untuk selalu berpikir, menggunakan akal dan iman dengan seimbang, nggak hanya imannya saja, tapi akalnya nggak dipakai, atau mengedankan akalnya saja tapi imannya nggak dipakai”, ucapnya.


Jiwa intelektualnya sebagai seorang dokter tergelitik mempertanyakan mengapa harus ada kewajiban puasa, termasuk puasa sunnah senin kamis. “Dan masyaa allah yang diwajibkan sejak 14 abad lalu ternyata memang tanda kutip “diet ala Rasulullah” ini yang terbaik. Dimana ketika kita makannya sedikit, kita lapar, tubuh kita akan fokus untuk memperbaiki diri, untuk regenerasi. Sementara kalau kita terlalu banyak makan atau tidak ada perintah puasa, tubuh akan sibuk mengurai makanan, jadi nggak sempat memperbaiki diri”, akunya kagum.


Kemudian dari sisi spiritual Drg. Carissa melihat Islam itu banyak memberikan jalan untuk mendapatkan pahala, menggugurkan dosa dan terus memperbaiki diri. Menutup pemaparannya pada acara Tarhib Ramadhan, yang diharidiri ribuan peserta dari seluruh Indonesia ini Drg. Carisa menyampaikan harapannya, semoga ramadhan tahun ini lebih baik dari ramadhan tahun-tahun sebelumnya, meningkat ibadahnya, meningkat baca Al Qurannya dan tidak hanya sekedar mengkhatamkan tapi bagaimana mentadaburi, mengamalkan isinya. Insyaa Allah pahalanya lebih berlipat. “Semoga ramadhan kali ini dapat meningkatkan ketaqwaan kita seluruh umat muslim dimanapun berada, semoga ibadah kita diterima oleh Allah dan kita diberi taufik untuk bisa menjalankan ketaatan yang lebih lagi, lebih mendekatkan diri kepada Allah”, tutupnya.


Reporter: Anita Rachman

Posting Komentar

0 Komentar