Peran pengasuhan anak kerap kali hanya diamanahkan kepada seorang ibu, padahal sesungguhnya peran ini merupakan juga membutuhkan peran seorang ayah. Keikutsertaan seorang ayah dalam pola pengasuhan anak, menjadi salah satu indikator utama keberhasilan dalam mendidik anak. Islam telah mengajarkan bahwa pola pengasuhan tidak hanya jatuh ke tangan ibu, melainkan juga ayah.
Pandangan yang menganggap bahwa pengasuhan erat kaitannya dengan sosok ibu, tak lepas dari pemahaman masyarakat bahwa ibu yang tinggal dirumah memiliki waktu yang lebih banyak bersama anak. Sementara itu, ayah bertanggung jawab untuk bekerja dan mencari nafkah untuk anak dan istrinya. Pandangan ini, tidaklah salah sepenuhnya namun perlu diluruskan. Karena peran ayah bukan hanya sekedar menafkahi keluarganya, tetapi juga memiliki peran terpenting dalam pola pengasuhan anak.
Diantara ayat-ayat Al Qur’an tentang peran ayah dalam pengasuhan anak terdapat dalam surah Al Baqarah ayat 233 yang artinya,”Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada ibu dengan cara yang ma’ruf”
Dalam ayat tersebut menjelaskan terkait tanggung jawab ayah sebagai tulang punggung keluarga sekaligus tanggung jawab menyediakan dan memberikan pendidikan yang layak bagi keluarganya. Kewajiban menyediakan dan memberikan pendidikan yang layak inilah menunjukan bahwa ayah pun diamanahkan untuk berperan dalam pola pengasuhan pendidikan anak.
Peran penting seorang ayah ini juga tergambar dalam sabda Nabi saw,”Seorang ayah adalah bagian tengah dari gerbang surga. Jadi, tetaplah gerbang itu atau lepaskan” (HR. Tirmidzi)
Begitu pentingnya peran ayah dalam membantu sang ibu yang merupakan kunci penting dalam membimbing dan mendidik anak-anaknya. Maka wajarlah apabila Rasulullah menyatakan shalih/tidaknya seorang anak tergantung dari kedua orang tuanya dalam membentuk pola pengasuhan dan pendidikan agar anak meraka menjadi anak yang shalih/tidak. Rasulullah bersabda”Tiada seorang pun dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah (Islam). Kedua orang tuanya yang akan menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi” {HR. Bukhari dan Muslim)
Peran ayah dalam pengasuhan anak ini juga telah dicontohkan dalam kisah-kisah teladan dalam Al Qur’an. Misalnya, kisah Luqman yang menasihati anaknya, Nabi Ibrahim yang mendidik Ismail agar menjadi anak yang shalih dan taat kepada RabbNya, Nabi Zakariya dan anaknya Yahya dan masih banyak lagi kisah-kisah yang lain telah Allah swt diabadikan dalam Al Qur’an Al Karim.
Selain itu, menurut penelitian psikologi terkait parenting menunjukkan bahwa keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak berdampak pada perilaku anak sejak dini. Kehadiran ayah dalam pola pengasuhan dan pendidikan anak juga menjadi faktor resiko agar anak tidak mengembangkan perilaku anti sosial atau tindakan bermasalah lainnya. Tidak dipungkiri, maraknya kenakalan remaja yang terjadi saat ini, salah satunya dampak dari ketiadaan ayah dalam proses pendidikan anak didalam keluarga.
Hal ini tentu menjadi fokus pertimbangan bagi para ayah untuk mengembalikan perannya dalam memberikan pendidikan dan pengasuhan dalam keluarga. Karena anak akan tumbuh menjadi anak yang shalih dan kelak menjadi salah satu amal jariyah yang tidak terputus bagi orang tuanya, tidak muncul begitu saja. Harus dibangun dan dibentuk dengan pola pengasuhan yang bersinergi antara ibu dan juga ayah.
Allah swt dan RasulNya pun telah banyak memberikan reward bagi para ayah yang telah berperan aktif dalam pengasuhan anak-anaknya. Dari Uqbah bin Amir,dia berkata, aku pernah mendengar Rasulullah bersabda,”Barangsiapa memiliki tiga anak perempuan, lalu dia bersabar dalam menghadapinya serta memberikan pakaian kepadanya dari hasil usahanya, maka anak-anak itu akan menjadi dinding pemisah baginya dari siksa api neraka” (HR Al Bukhari)
Dalam hadis lain Rasulullah bersabda,” Sesungguhnya diantara dosa-dosa itu ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat. Para sahabat bertanya, apakah yang dapat menghapusnya wahai Rasulullah? Beliau menjawab,”Bersusah payah mencari mencari nafkah”. Hadis ini menjelaskan bahwa seorang ayah yang mencari nafkah untuk keluarganya menjadi wasilah pengampunan dosa baginya atas dosa-dosanya.
Hadis-hadis diatas tentu menjadi motivasi bagi para ayah untuk meraih ampunan dan surga dariNya. Jadi, Islam bukan hanya memberikan penjelasan bahwa seorang ibu adalah madrasah pertama dan utama bagi anaknya, tetapi juga memberikan penjelasan tentang tugas ayah dalam mendidik anak-anak serta keutamaannya sebagai pemimpin dalam keluarga dan teladan bag ianak-anaknya.
Oleh karena itu, Islam memberi motivasi bagi para ayah agar lelah dan letih mencari nafkah dan juga mendidik anak-anaknya yang ia jalani dengan penuh pengharapan dan bersungguh-sungguh. Maka, ayah seperti inilah yang sangat mulia dihadapan Allah swt. Karena dengan jalan itulah Allah mengampuni dosa-dosanyadan membuka pintu surga baginya.
Kesempatan ini harus dimanfaatkan sebaik-baik oleh para ayah, untuk mendapatkan reward yang sangat luar biasa yang telah Allah swt persiapkan baginya. Para ayah harus segera berbenah diri dan tampil menjadi ayah terbaik, teladan dan ideal bagi anak-anaknya. Senantiasa menjadi ayah yang dekat kepada Allah swt dan mengerjakan kewajiban-kewajiban sebagai seorang ayah dalam memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya dengan penuh kasih sayang semata-mata ingin menjalani peran ayah seperti yang diamanahkan Allah kepadanya. Wallahua’lam
Oleh : Siti Rima Sarinah
0 Komentar