Di saat kondisi bangsa ini morat marit karena hantaman pandemi, penguasa kini sibuk mengeluarkan kebijakan yang makin menghimpit rakyat. Kelangkaan minyak goreng dan solar, belum lagi masyarakat harus dicekik dengan kebutuhan pokok menjelang Ramadan. Mirisnya Menag yang merupakan publik figur rakyat justru sering membuat pernyataan yang memberi kegaduhan publik.
Dikutip warta ekonomi, Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor yang juga Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, meminta semua kadernya di seluruh Indonesia untuk menghadapi eks Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Fro*nt Pembe*la Islam (F_PI).
Hal ini disampaikan Yaqut dalam pembukaan Konferensi Besar XXV Gerakan Pemuda Ansor di Kalimantan Selatan(wartaekonomi.co.id, 30/03/ 2022)
Apa yang diungkapkan oleh Menag mendapatkan kritik dari Sekum F_PI Ali Alatas. Hal ini karena apa yang dilakukan Menag dinilai sudah membuat masyarakat kian gaduh. Padahal saat ini kaum Muslim lagi menjalankan ibadah puasa.
Dikutip dari detikNews, Sekretaris Umum Fro*nt Persaudaraan Islam (Sekum F_PI) Ali Alatas mengkritik ucapan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Dia menyebut Yaqut hobi membuat kontroversi.
"Hobi betul mengungkapkan sesuatu yang kontroversi. Mesti dilihat itu, mesti dievaluasi oleh Jokowi apakah kemudian menterinya ini pantas atau tidak. Yang pasti kita minta supaya dievaluasi nih Menteri Agama," kata Ali di acara Total Politik di Perpustakaan Freedom, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (detikNews.com, 5/4/2022).
Betapa negeri ini di ambang keterpurukan tetapi ironisnya justru kebijakan yang dikeluarkan penguasa tidak pernah menyelesaikan permasalahan. Saling tudung menuding kepada mereka yang getol mengkritisi kebijakan. Entah karena ada pesanan ataukah memang kesengajaan, tuduhan demi tuduhan terhadap eks HTI disematkan. Bisa saja karena gaung kebangkitan terus bergema di masyarakat sehingga menyebutkan bahwa eks HTI ancaman kebhinekaan.
HTI dan F_PI merupakan dua Ormas yang BHPnya dibekukan dengan alasan perjuangan penegakkan syariat Islam yakni Khilafah. Padahal selama ini HTI berjuang demi negeri ini untuk melawan penjajahan Barat. Caranya adalah menjelaskan kebobrokan sistem kapitalisme yang telah mengoyak negeri ini bahkan dunia. Perjuangan yang ditempuh tidak menggunakan kekerasan.
Namun sayangnya, hari ini kita melihat ke tidak adilan saat ormas Islam dijadikan pihak tertuduh dan ancaman, justru teroris KKB yang membunuh para tentara di Papua terkesan dibiarkan. Padahal sudah jelas mereka mengancam kedaulatan NKRI.
Jelas sudah ada sebuah framing negatif yang terus disematkan kepada ormas Islam ini. Tujuannya tiada lain untuk menjauhkan umat dari perjuangan penegakan syariat Islam. Inilah yang dikhawatirkan Barat. Tidaklah heran jika kemudian eks HTI dianggap sebuah ancaman sekalipun kiprah eks HTI kepada umat tak diragukan lagi.
Dalam hal ini Menag yang memberikan semacam pernyataan kepada publik merupakan sebuah tindakan yang kurang pas terlebih kondisi rakyat kian terpuruk di segala bidang kehidupan. Alangkah baiknya fokus ke dalam permasalahan bangsa.
Bangsa kita ini terpuruk bukan diakibatkan oleh Islam tetapi oleh sistem demokrasi sekularisme. Sistem ini pula yang mengoyak dan memecah belah umat Islam di Indonesia. Sekularisme beserta ide sesat lainnya yang lahir dari sistem demokrasi ini. Hal tersebut mengakibatkan setiap gerakan yang bertujuan untuk memperbaiki bangsa dan umat ini terus dibungkam.
Isu terorisme, radikalisme akan terus digoreng sesuai pesanan Barat. Tidaklah heran jika akhir-akhir ini isu terorisme semakin masif bahkan menyasar kepada siapa pun yang memperjuangkan tegaknya syariat Islam dalam bingkai khilafah.
Seyogianya bagi seorang muslim yang mau berpikir bahwa sistem khilafah bukanlah ajaran yang sesat dan melanggar UU. Ajaran khilafah adalah lahir dari akidah Islam yang murni. Justru ide sosialisme, Marxisme yang dilarang oleh undang-undang.
Jika kita mau menengok sejarah zaman dulu, Khilafah mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh umat muslim dan nonmuslim. Ajaran Islam saja yang akan membawa kehidupan lebih baik.
Khilafah telah mampu menjadikan pusat peradaban Islam seperti di Andalusia. Di sana universitas nya menjadi pusat pandangan para pelajar di seluruh Eropa. Inilah yang seharusnya membukakan para penguasa di negeri ini untuk fokus memperbaiki bangsa dengan ajaran Islam kafah.
Sejatinya menghalang-halangi ajaran Islam yang mulia, membungkam para pengemban dakwah syariah dan khilafah adalah sebuah tindakan keliru terlebih lagi yang benar-benar mengancam negeri ini justru dibiarkan semacam teroris KKB.
Walhasil, pernyataan gaduh oleh Menag sejatinya tidak akan membawa perubahan bangsa yang ada hanyalah kegaduhan yang tiada habisnya.
Allah Swt berfirman
وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَ وَهُوَ يُدْعٰىٓ اِلَى الْاِسْلَامِۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah padahal dia diajak kepada (agama) Islam? Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
يُرِيْدُوْنَ لِيُطْفِـُٔوْا نُوْرَ اللّٰهِ بِاَفْوَاهِهِمْۗ وَاللّٰهُ مُتِمُّ نُوْرِهٖ وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُوْنَ
Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya. [at-Taubat 9:32].
Wallahu a'lam bishshawab.
Oleh Heni ummufaiz
Ibu Pemerhati Umat
0 Komentar