Kesulitan Itu Hadir Bergandengan Tangan Dengan Kemudahan (No Need To Be Strawberry Generation)



Sobi Bestie, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
فَاِ نَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا 
اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا 
"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." (QS. Al-Insyirah 94: Ayat 5-6)

Kedua ayat ini ditafsirkan oleh Imam Ibnu Katsir sebagai berikut, firman Allah Ta’ala: fa inna ma’al ‘usri yusran, inna ma’al ‘usri yusran (“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”) Allah memberitahukan bahwa bersama kesulitan itu  terdapat kemudahan. Kemudian Dia mempertegas berita tersebut. Ibnu Jarir meriwayatkan dari al-Hasaan, dia berkata: “Nabi saw. Pernah  keluar rumah pada suatu hari dalam keadaan senang dan gembira, dan beliau juga dalam keadaan tertawa seraya bersabda: “Satu kesulitan itu tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan itu terdapat kemudahan.”

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kesulitan itu dapat diketahui pada dua keadaan, dimana kalimatnya dalam bentuk mufrad (tunggal). Sedangkan kemudahan (al-yusr) dalam bentuk nakirah (tidak ada ketentuannya) sehingga bilangannya bertambah banyak. Oleh karena itu beliau bersabda: “Satu kesulitan itu tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan.”

Ibnu Duraid berkata: “Abu Hatim as-Sijistani mengumandangkan syair untukku: “Jika hati telah menguasai keputusasaan. Dan sudah menjadi sempit oleh dada yang lapang. Ia menginjak semua yang tidak disukai dan menjadi tenang. Dan menancapkan kesulitan di beberapa tempat. Dan untuk menyingkap mudharat, ia tidak melihat jalan. Dia mendatangimu dalam keadaan putus asa dari meminta bantuan. Yang diberikan oleh Yang Mahalembut lagi Mahamengabulkan. Dan setiap kejadian itu jika berakhir, maka akan membawa kepada kebahagiaan yang dekat.” (Tafsir Ibnu Katsir) 

Sobi Bestie, dari kedua ayat ini kita bisa ambil hikmah. Ketika kita ditimpa kesulitan itu bukan berarti akhir dari dunia. Kita kutuk kesulitan itu. Atau bahkan kita kadang lancang mengutuk juga Sang Pemberi Ketetapan. Naudzubillah jangan sampai ya hal itu dilakukan. 

Justru, melalui perantaraan ayat ini, Allah meminta kita untuk jadi generasi tangguh. Generasi yang berani. Karena Allah yang Mahaperkasa telah menjanjikan kalau ada kesulitan hadir dalam hidup kita, ia datang bergandengan dengan kemudahan. Bahkan dikatakan dalam tafsir tadi setiap satu kesulitan menggandeng kemudahan yang banyak minimal dua. 

Lalu, Allah juga telah berjanji kalau Allah pasti akan menolong hamba-Nya. Allah tak pernah mendzolimi hamba-Nya dengan berbagai kesulitan itu. Allah justru sedang ingin mendatangkan kebaikan bagi kita ketika Allah uji dengan sedikit kesulitan. Allah kangen. Allah kangen doa-doa kita. Allah kangen bercengkrama dengan kita lewat sholat yang kau dirikan. Mungkin selama idup kita baik-baik aja mah kita jarang ngelakuin itu. 

Sobi Bestie, teruslah berbaik sangka kepada Allah ketika mengalami kesulitan. Sambil terus berikhtiar dengan penuh ketakwaan. Karena ketakwaan akan menghantarkan kepada jalan keluar seperti yang difirmankan Allah dalam Al-qur’an surat At-Talaq : 2.

So, jangan sampe deh terbersit pemikiran pen jadi orang lemah. Nemu dikit kesulitan lalu meleleh, melempem butuh healing. Dikit-dikit healing. Healing gak kesampean naek jadi pen bunuh diri. Ish itu mah bukan generasi Islam. Tapi generasi strawberry produk sistem hidup un-Islam. 

Generasi Islam itu kek Muhammad Al Fatih. Ketika menemukan kesulitan untuk memasuki Konstantinopel karena pertahanan kotanya kuat bat. Beliau gak mutung lalu pulang. Tapi malah dapet ide yang emezing, yaitu lewatin 70 kapal ke Bukit Gallata. Endingnya? Sobi Bestie, pasti hapal. Konstantinopel berhasil ditaklukkan.

Skuy, kita juga semangat. Kan kita juga cucu-cucunya Al Fatih Sang Penakluk. Darah pemimpin terbaik dari pasukan terbaik itu mengalir dalam tubuh kita. Kalau kata Om Tulus mah manusia-manusia kuat itu kita. Allahu Akbar!

Penulis : Rini Sarah




Posting Komentar

0 Komentar