Sosok Pemimpin Dambaan Dan Dicintai Umat




Protes keras dilayangkan oleh berbagai kalangan atas opini yang beredar terkait jabatan presiden tiga periode. Akhir-akhir ini, memang banyak beredar berita tentang penundaan pemilu dengan dalih pandemi dan krisis keuangan yang melanda negara. Karena alasan inilah, pemilu ditiadakan dan jabatan presiden akan diperpanjang menjadi tiga periode.


Dilansir CNN. Com, pada Rabu 30/03/2022, Presiden Jokowi menganggap teriakan dukungan kepada dirinya untuk menjabat presiden tiga periode merupakan keinginan masyarakat. Salah satu dukungan datang dari Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi)  yang mendeklarasikan dukungan jabatan pemerintahan Jokowi tiga periode Namun, Jokowi menegaskan akan tetap mengikuti aturan dalam konstitusi yang harus ditaati dan dipatuhi.


Ada yang menyatakan dukungan jabatan presiden tiga periode, tetapi banyak pula yang menolak dengan perpanjangan jabatan presiden tersebut. Berbagai fakta diungkapkan yang menjadi alasan mengapa sebagian masyarakat Indonesia enggan jikalau pemilu ditiadakan. Seperti yang disampaikan oleh Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi yang menyatakan kekuasaan Persiden Jokowi dianggap menindas dan tidak membuat rakyat sejahtera. Kebijakannya kerap menyusahkan, sehingga dinilai tidak pantas untuk mencari dalil untuk memperpanjang masa jabatan kekuasaannya.


Tidak dipungkiri bahwa di masa pemerintah Jokowi selama dua periode berlangsung, begitu banyak kebijakan ekonomi yang membuat kehidupan rakyat semakin sulit dan kebutuhan serba naik dan mahal. Dari minyak goreng, pertamax, PPn hingga kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. Hal ini yang membuat rakyat menginginkan pergantian pemimpin dengan harapan akan lahir sosok pemimpin yang peduli terhadap nasib rakyat. 


Tarik menarik kepentingan dengan mengakomodir apa yang dialami oleh rakyat, seringkali dimanipulasi oleh kelompok tertentu untuk menjatuhkan kekuasaan seorang pemimpin. Sedangkan pemimpin yang berkuasa pun, tak lantas berdiam diri kala rakyat menginginkan pergantian pemimpin. Menghalalkan segala cara akan dilakukan agar dapat melanggengkan kekuasaanya. Padahal nampak nyata di depan mata penguasa hari ini tidak pernah sedikit pun merasa iba terhadap penderitaan yang telah ia hadirkan dalam kehidupan rakyat.


Inilah potret rusak sistem pemerintahan yang berlandaskan pada sistem yang hanya mengagung-agungkan materi sebagai tujuan dalam kehidupan. Berlomba-lomba menjadi pemimpin hanya untuk meraih kekuasaan dan mengumpulkan pundi-pundi kekayaan untuk kepentingan pribadinya. Bermuka manis kepada rakyat kala masa kampanye pemilu telah tiba, dengan menebar janji-janji manis yang membuat rakyat terbuai olehnya. Namun, setelah sudah duduk di tampuk kekuasaan seketika umat dilupakan dan mereka pun melupakan juga janji manis yang pernah mereka janjikan kepada rakyat. 


Kekuasaannya digunakan untuk menindas rakyat dengan sedemikian rupa. Alih-alih mau mengurusi kepentingan dan kebutuhan rakyat, justru penguasa berbalik menjadiikan rakyat hanya sebagai sapi perahan untuk membayar pajak dan utang serta berbagai pungutan dan kebijakan yang ia tetapkan.


Inilah wujud penguasa yang ada dihadapan rakyat saat ini. Penguasa yang lahir dari batilnya sistem kapitalis sekuler, yang terus diupayakan sistem ini ltetap langgeng oleh pengembannya. Padahal, hakikat seorang penguasa/ pemimpin adalah pihak yang diamanahi untuk menjadi pelayan bagi rakyatnya. Namun, hal ini tidak berlaku didalam sistem kapitalis sekuler, yang mereka hanya jadi pelayan bagi korporasi dan oligarki yang memberi dukungan akan tetap berada dalam kursi kekuasaan.


Fakta seorang pemimpin diatas sangat bertolak belakang dengan sosok pemimpin dambaan umat dalam konsep sistem Islam (khilafah). Kisah pengangkatan para khalifah yang seharusnya menjadi teladan bagi penguasa saat ini. Dimana, para khalifah tersebut justru merasa takut kala mereka diangkat menjadi pemimpin bagi rakyat. Rasa khawatir akan mendzalimi rakyat, dan beratnya mempertanggungjawabkan kepemimpinannya dihari penghisaban kelak. 


Kisah Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua yang menggantikan khalifah Abu Bakar Ash-shidiq. Saat diangkat menjadi khalifah Umar bin Khattab menangis, dan tergambar bagaimana takutnya memikul jabatan yang diamanahkan kepadanya amatlah berat. 


Dimasa kepemimpinannya khalifah Umar terkenal sebagai pemimpin keras terhadap orang kafir dan lemah lembut terhadap kaum muslim. Ia juga pemimpinan yang amat disegani karena ketegasan dan kedisplinannya. Beliau tak segan-segan merampas harta para pejabat yang berasal dari jalan yang diharamkan.  Selain itu ia terkenal sebagai pemimpin yang gemar mendatangi rakyat setiap malam untuk memastikan tidak ada satupun rakyatnya yang tidak bisa tidur karena kelaparan. Dan Kisah yang termasyhur di masa khalifah Umar yang menemukan sebuah rumah yang penghuninya seorang janda dan memiliki dua orang anak yang terpaksa memasak batu karena tidak memiliki makanan sedikitpun.


Apa yang dilakukan oleh Umar kala ia mengetahui ada rakyatnya dibawah daerah kekuasaannya merasakan kelaparan. Rasa takut menghingapi diri sang khalifah dan terbayang bagaimana kelak ketika Allah meminta pertanggungjawabannya atas hal ini. Seketika Umar bergegas ke baitul maal untuk mengambil makanan dan segera kembali ke rumah tersebut. Kemudia Umar meminta ijin memasakkan makanan dengan tangannya sendiri dan melihat penghuni rumah tersebut bisa makan dengan lahapnya.


Kisah ini bukanlah sebuah dongeng belaka, inilah sebuah fakta sosok pemimpin yang lahir dari sebuah sistem yang berasal dari dzat yang maha baik. Sosok pemimpin yang menjadikan kekuasaanya bukan untuk mengumpulkan kekayaan dengan menindas rakyat, melainkan sosok pemimpin yang sangat takut apabila ada .


Rasulullah saw bersabda,”Sebaik-baik pemimpin adalah mereka yang kamu cintai dan mereka pun mencintai kalian. Dan seburu-buruk pemimpin adalah pemimpin yang kamu benci dan mereka pun benci kepada kalian. Kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian” (HR Muslim)


Hadist diatas menjelaskan gambaran sosok pemimpin, dimana pemimpin akan mendapat perlakuan yang sama terhadap apa yang ia lakukan kepada rakyatnya. Sudah sangat jelas bahwa, sosok pemimpin yang menjadi dambaan dan dicintai umat adalah sosok pemimpin yang dicetak dalam sistem khilafah. 


Hal ini telah terbukti dalam sejarah panjang kekhilafahan dalam kurun 1300 tahun, dimana para khalifahnya bukan hanya memilikan potensi untuk menjadi pemimpin yang hanya pandai mengurusi masalah pemerintahan saja. Melainkan pemimpin yang paling dekat dengan Rabb-Nya, yang hanya melaksanakan aturan yang berasal dari Al Qur’an dan As sunnah. Merekalah orang-orang yang paling banyak membaca, memahami dan mengaplikasikan Al Qur’an di masa kepemimpinannya. 


Sosok pemimpin seperti inilah yang menjadi dambaan umat dan dirindukan kehadirannya ditengah umat. Pemimpin ini hanya akan hadir jika institusi khilafah telah tegak. Hal ini yang harus kita perjuangkan untuk mengakhiri semua penderitaan yang telah dirasakan oleh umat selama 101 tahun. Dengan izin Allah, fajar khilafah segera menyingsing, impian hadir sosok pemimpin dambaan dan dicintai umat akan segera terwujud. Wallahua’lam


Oleh : Siti Rima Sarinah


























 



Posting Komentar

0 Komentar