اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ .
“Bertaqwalah kepada Allah SWT dimanapun kamu berada, iringilah kejelekan itu dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapusnya (kejelekan). Dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.”
Adalah hadis riwayat Tirmidzi yang dikutip Ustadzah Ratu Erma ketika mengawali tausiyahnya dalam acara Liqo Syawal yang digelar Muslimah Jakarta, Kamis 26 Mei 2022, di Jakarta. Dihadiri tokoh masyarakat, dosen, mubalighah juga mahasiswa, temu kangen sekaligus halal bihalal kali ini mengangkat tema “Kembali ke Fitrah dengan Syariah Kaffah”.
Momentum membangun semangat, mengajak umat muslim mengingat kembali hadis Rasulullah yang disampaikan kepada para sahabat ketika meminta wasiat. Ustadzah Ratu Erma mengungkapkan, kondisi hari ini menyulitkan kita, umat Muhammad SAW untuk melaksanakan wasiatnya. “Meraih ketaqwaan hari ini tidak bisa berjalan mulus”, akunya.
Ustadzah Ratu Erma menjelaskan, menjaga diri untuk tetap menjadi pribadi yang bertaqwa, tidak bisa sendiri. Habitat dimana kita tinggal akan membawa pengaruh. Ketika habitatnya buruk dalam arti bukan habitat yang sama-sama ingin meraih taqwa, maka akan sulit bagi kita untuk menjalankan wasiat Rasulullah terutama pada point ‘bertaqwalah kamu kepada Allah kemanapun kamu berada’.
“Habibat yang memungkinkan kita bisa menjalankan wasiat Rasul adalah ketika seluruh syariat ditegakkan, ditaati. Sementara, ketaatan membutuhkan pemahaman. Bagaimana umat bisa taat jika tidak paham. Maka, habibat Islam dapat terwujud ketika umat memahami Islam yang utuh”, jelas Ustadzah Ratu Erma.
Sayangnya, hari ini opini tentang Islam justru buruk. Ketika membahas syariat Islam, yang dimunculkan lebih sering hanya seputar hukum rajam, potong tangan, jihad. Kemudian dengan memainkan simpati, empati, rasa kemanusiaan, mereka yang membenci syariat Islam memojokkan sanksi di dalam Islam sebagai sanksi yang kejam, tidak berperkemanusiaan.
Padahal di dalam Islam tidak hanya mengatur tentang sanksi, tapi seluruh aspek kehidupan dibahas jelas dan detail agar menjadi petunjuk bagi seluruh manusia. Ustadzah Ratu Erma mencontohkan, ketika ada seorang yang mencuri, tidak serta merta akan dipotong tangannya, tetapi di telusuri terlebih dahulu alasan mengapa dia mencuri, bagaimana kondisi keluarga dan perekonominya. Jika memang sudah berusaha keras namun belum mampu mencukupi kebutuhannya, maka negara akan mencarikan solusi agar kebutuhannya tercukupi. Islam memecahkan setiap perkara hingga akar atau sumber masalah.
Ustadzah Ratu Erma berpesan, PR kita hari ini adalah memahamkan umat tentang Islam secara utuh, tidak sepotong-potong. Dengan demikian jalan untuk menciptakan habitat yang baik, habitat Islam dapat terwujud. Ketika habitat Islam terwujud, maka kita baru bisa menjalankan wasiat Rasulullah dalam hadist tadi, yaitu ‘taqwa dimanapun berada’.
Habitat Islam terwujud ketika seluruh syariat ditegakkan. Sementara pilar agar syariat Islam tegak butuh tiga hal. Pertama, ketaqwaan individu mulai dari rakyat hingga penguasa. Kedua, adanya kontrol masyarakat, saling mengingatkan ketika ada yang melakukan kemaksiatan. Tidak seperti hari ini yang individualis, yang penting diri dan keluarganya baik. Padahal habibat yang buruk otomatis akan mengganggu fitrah penciptaan kita.
Fitrah penciptaan adalah selalu terhubung dan taat kepada yang menciptakan, Allah SWT. Fitrah ini sulit terwujud ketika masyarakat tempat kita tinggal adalah individu-invididu yang hidup serba bebas tanpa aturan. “Bayangkan ketika keluarga kita sudah berusaha taat, tapi pergaulan begitu bebas, khamr, judi, zina bahkan L68T merajalela di sekitar kita. Untuk bisa menjaga mata dan telinga dari melihat dan mendengar yang buruk saja akan sulit”, jelas Ustadzah Ratu Erma.
Pilar yang ketiga adalah negara yang menegakkan syariat Islam dan itu hanyalah khilafah. “Namun hari ini umat masih ragu, belum terbentuk keyakinan yang bulat bahwa khilafah adalah satu-satunya solusi. Dan ini adalah masalahnya. Jadi kita harus yakin dulu. Jika kita yakin itu cara yang benar, Allah akan turunkan pertolongan”, ungkapnya.
Mengutip Al Quran surat Al a’Raf: 147, Ustadzah Ratu Erma menjelaskan bahwa pertolongan itu dibatasi pada orang-orang yang yakin dan orang-orang yang berdakwahnya sesuai dengan jalan dakwah Rasulullah SAW. Juga dalam Al Quran Surat Ar Rum: 47 وَكَانَ حَقًّا عَلَيْنَا نَصْرُ الْمُؤْمِنِينَ : “Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman”. Siapakah orang-orang yang akan ditolong oleh Allah, Ustadzah Ratu Erma menyampaikan, ciri-cirinya ada di dalam Al Quran Surat Al-Maidah 54-58.
Bagaimana metode dakwah rasululllah hingga akhirnya menerapkan syariat Islam secara kaffah di Madinah? Ustadzah Ratu Erma menjelaskan secara singkat tiga tahapannya. Pertama, adanya partai Islam yang berjuang menegakkan khilafah. Kedua, Pembentukan opini dan dukungan umat. Ketika umat sadar dan rindu habibat islam yang utuh, umat akan meminta syariat ditegakkan. Ketiga, pertolongan dari pihak yang mempunyai pengaruh atau kekuatan hingga syariat benar-benar tegak.
“Maka agar fitrah kita terjaga, taqwa kita terjaga, habitat Islam yang kaffah terwujud, ikutilah jalan Rasulullah. Kerahkan segala yang kita miliki, ilmu kita, potensi kita, jabatan kita, keberpihakan kita, tujukan semuanya untuk Allah dan Rasulnya”, pesan Ustadzah Ratu Erma sekaligus menutup tausiyahnya.
Reporter: Anita Rachman
0 Komentar