Menjaga Keistiqomahan Keluarga Dalam Ibadah Pasca Bulan Ramadhan


Baru saja kaum muslim melewati bulan Ramadhan dan merayakan hari raya Idul Firi. Meninggalkan bulan dimana seluruh umat muslim di dunia berlomba-lomba melakukan amal sholih untuk mendapatkan ampunan dan pahala dari Allah swt, merupakan hal yang sangat dirindukan. 30 hari kaum muslim menjalani habit/kebiasaan baru dalam melaksanakan perintah yang hukumnya wajib dan sunnah, seperti puasa, tilawah, qiyamul lail, shodaqoh dan lain sebagainya.

Dengan berlalunya bulan penuh keberkahan tersebut dan membawa habit baru dalam menjalani bulan demi bulan yang lainnya. Sebagai hamba yang beriman dan bertakwa, tentu habit baru ini bukan hanya dilakukan di bulan Ramadhan saja, tetapi habit baru ini harus menjadi warna baru dalam menjalani kehidupan dunia yang fana ini. 30 hari cukuplah untuk menjadikan kebiasaan melaksanakan perintah Allah senantiasa menjadi prioritas seorang hamba.

Untuk itulah, setiap muslim harus berupaya semaksimal mungkin menghidupkan kebiasaan beramal sholih bukan hanya di bulan Ramadhan, melainkan di 12 bulan selanjutnya atau setiap hari berupaya untuk melaksanakan amal sholih dengan tujuan yang sama, yaitu ingin meraih ampunan dan pahala dariNya. Seorang muslim yang memahami makna penciptaannya di muka bumi ini, tentu tidak beranggapan bahwa bulan Ramadhan sebagai bulan “pencucian dosa”, sehingga mau melaksanakan perintah dan larangan dari Allah swt hanya dibulan tersebut saja. Sedangkan selain bulan Ramadhan malah enggan melaksanakan perintah dan larangan dariNya.

Sungguh sangatlah merugi apabila ada seorang muslim yang memiliki anggapan demikian. Karena sesungguhnya bulan Ramadhan adalah bulan dimana Allah memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada kaum muslim agar menjadi hamba-hamba yang mendapatkan derajat takwa dihadapanNya. Sehingga suasana Ramadhan harus terus menghiasi kehidupan setiap muslim hingga Allah memanggil kita untuk kembali kepadaNya.

Allah swt berfirman,”Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu’ (TQS. Adz dzariyat : 56).  Tafsir dari ayat ini bahwa Allah memerintah Nabi Muhammad beristiqomah dalam mengajak umatnya mengesahkan Allah karena sesungguhnya itulah tujuan penciptaan.

Dunia menjadi tempat bagi setiap muslim untuk mengumpulkan bekal menuju kehidupan abadi. Sehingga dengan berupaya menghiasi hari demi hari dengan suasana Ramadhan menjadikan kita menjadi hamba-hamba yang dekat denganNya, yang tidak akan melakukan amal apapun kecuali amal tersebut sesuai dengan perintahNya dan menjauhi larangannya.

Oleh karena itu, setiap muslim wajib membuat program baik buat diri dan keluarga untuk senantiasa memelihara suasana Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari komunitas kajian Islam untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Karena dengan mengkaji Islam, setiap muslim akan mengetahui hakikat kehidupan dan menjadikan hidup menjadi lebih bermakna.

Langkah kedua, Islam bukan hanya untuk dipelajari tetapi ada kewajiban ;lain untuk mengamalkan Islam dalam kehidupan sehari-hari. Menjadikan tolak ukur perbuatan bukan untuk memenuhi hawa nafsu melainkan sesuai dengan aturan yang telah Allah tetapkan. Dengan kata lain, Islamlah yang menjadi tolak ukur kita dalam melakukan sebuah amal.

Langkah ketiga, melibatkan seluruh anggota keluarga dalam upaya meningkatkan ibadah nafilah yang dilakukan bersama-sama. Pembiasaan shaum sunnah senin dan kamis serta puasa yaumil bidh, qiyamul lail, dhuha, tilawah Qur’an setiap hari dan bersedekah menjadi rutinitas keseharian yang mewarnai keluarga setiap muslim. Rasulullah bersabda,”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinyu walaupun itu sedikit.” (HR. Muslim)

Dan langkah keempat, jadilah bagian dari barisan orang-orang yang menjadi pengemban dakwah dan penolong agama Allah, agar hukum-hukum Allah dapat diterapkan secara menyeluruh di setiap lini kehidupan manusia. Sehingga seluruh penduduk bumi menjadi makhluk-mahkluk ciptaanNya yang paling bertakwa.

Langkah-langkah tersebut diatas harus dilakukan bersama anggota keluarga, dan mengajak orang-orang yang ada disekitar kita. Upaya amar ma’ruf nahi mungkar  ini memang tidaklah mudah, apalagi kita hidup dalam sistem yang menjadikan aturan manusia sebagai rujukannya. Namun, sebagai seorang muslim harus meyakini bahwa tidak ada yang tidak mungkin apabila kita berusaha menjadi hamba yang bertakwa. Karena sesungguhnya Allah akan menolong dan memberi kemudahan kepada setiap hambanya yang ingin mendekatkan diri kepadaNya.

Hidup dalam sistem yang batil, seharusnya menjadi motivasi bagi setiap muslim untuk semakin mendekatkan dan meningkatkan ketaatan kepada RabbNya. Agar kaum muslim tidak terkontaminasi dengan rusaknya sistem yang batil, dan senantiasa berjalan dalam rel syariat Allah.

Walhasil, tidak ada alasan ibadah menjadi kendor setelah Ramadhan berlalu, ingatlah dunia hanya tempat sementara dan kita semua akan kembali pada kehidupan akhirat yang menjadi tujuan akhir hidup setiap manusia. Tetaplah menjadi hamba-hamba yang betakwa dan senantiasa beramal seakan-akan bulan Ramadhan terus membersamai kita hingga akhir hayat pun tiba. Wallahua’lam


Penulis: Siti Rima Sarinah

Posting Komentar

0 Komentar