Sobi Besti, pernah kan pas ijin mu maen bareng temen-temen ke suatu tempat, kek ke mall gitu, Bunda dan Ayah ngelarang. Bahaya, kata Ayah atau Bunda. Takut kita hilang dan gak balik lagi ke rumah. Kalo mau maen sama Ayah dan Bunda aja. Kesel dong. Kita kan bukan bocil anymore. Kita udah gede ni. Udah SMP atau SMA ya.
Tapi kalau kita coba renungkan. Kekhawatiran Ayah atau Bunda itu ada benernya juga. Coba deh tengok berita atau medsos kita. Banyak deh berita tentang anak remaja bahkan orang tua yang diberitakan gak balik ke rumah, setelah mereka ijin pergi sama temennya. Endingnya, ada yang balik dengan selamat. Ada juga yang balik nama doang. Alias udah innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Meninggal. Meninggalnya akibat kejahatan lagi. Serem kaaan. Ortu mana yang rela anaknya bernasib kaya gini coba?! Gak ada!
Sekarang kejahatan emang udah kek jamur yang bersemi di musim penghujan. Berita pembunuhan buanyak banget. Ibarat kata, kalo itu portal berita diperes kek baju basah. Beuh itu hasil peresannya bukan lagi aer, tapi darah! Bayangin pada taun 2020 tercatat ada 898 kasus pembunuhan. (www.databoks.katadata.co.id) Selain pembunuhan, ada penipuan, pemerkosaan, malak, tawuran, dll.
Selain kejahatan, banyak hal lagi yang bikin dunia creepy. Diantaranya kemiskinan, perilaku-perilaku gak ada akhlak alias merosotnya moral, rendahnya pendidikan, biaya hidup mahal, tingkat bunuh diri tinggi, aborsi, bullying, narkoba, korupsi, dll. Ish ish rusak kali kondisi dunia saat ini.
Lalu-lalu, ada macem-macem ni tanggapan Lesti eh orang-orang ketika ngereact kondisi dunia yang sangat mengsedih ini. Yang pertama ada orang yang masuk nolep (no life) tim. Alias, orang-orang yang gak punya keinginan buat do something. Anteng aja sendiri. Gak care. Jalani aja hidup ini dengan santai.
Ada juga orang golongan kedua yaitu orang-orang yang full baterainya dan semangatnya untuk ngerubah kondisi. Seakan abis ngikutin kelas motivasi bareng motivator kelas dunia. Mereka berpikir kondisi ini harus diubah. Gak boleh didiemin. Harus diarahkan untuk menuju hal yang lebih baik.
Lalu, ada juga nih kelompok yang udah trap in comport zone. Cuma agak bingung ini gimana konsepnya. Dengan kondisi kek gini kok bisa comfort. Sebelah mana comportnya ya?!. Tapi mereka emang punya keinginan untuk mempertahankan tata hidup seperti ini. Entah karena emang mereka nyaman atau emang mereka pelakunya heuheu. Yang jelas pasti mereka diuntungkan dengan model hidup sekarang. Karena mereka ingin kehidupan tetep kek gini, akhirnya mereka jadi haters kelompok yang kedua. Nyinyir dengan perubahan, upaya mewujudkannya, dan para agent of change-nya.
Hmmm...kita mah jangan ya. Jangan jadi kelompok yang pertama atau ketiga. Karena kondisi hidup kek gini bukan kehidupan yang diperintahkan Allah kepada kita. Dan, klo kondisi hidup tidak sesuai dengan yang Allah amanahkan, berarti kita punya misi nih buat memperbaikinya. Dan yakinlah, we can fix it! We can do it well!
Untuk membuat perubahan bagi kehidupan, kita yang muslim mah wajib binti harus menyandarkannya pada Islam. Perubahan seperti apa, cara mengubah, kek mana kualifikasi jadi agent of change, itu semuanya mesti distandarisasi oleh Islam. Klo ada yang komen, “kan Islam ga ngatur perubahan atau urusan kehidupan selain ibadah ritual. Terus apa bisa?”
Nah, buat yang komen begitu dan buat kita semua, skuy piknik lebih jauh hehhe. Piknik mentadaburi Al-Quran dan Hadis lebih dalam. Dalam QS.Al-Maidah:3 Allah Swt. berfirman, “ ...Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridai Islam sebagai agama bagimu...”
Ayat tersebut menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang sempurna. Islam mengatur seluruh aspek kehidupan. Coba buka lagi Al-Quran dan hadisnya, pasti deh ketemu ayat atau hadis yang mengatur urusan manusia dari tidur sampai masalah dapur. Dari urusan bergaul sama tetangga sampai urusan bangun negara. Lengkap kap kap.
Nah, berarti Islam itu bisa jadi problem solver bagi setiap permasalahan hidup manusia. Mulai dari problem kejahatan, kemiskinan, merosotnya akhlak, dll. Walhasil, perubahan itu harus diarahkan kepada Islam. Udah saatnya kita menjadikan Islam sebagai the way of life. Daaan, ngajakin umat manusia untuk kembali menjadikan Islam sebagai the way of life and the only one way of life.
Inilah jalan perbaikan. Ini juga jalan untuk meraih keberkahan hidup. Seperti firman Allah Swt dalam QS. Al-Araf:96. “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan”. Mau apa mau? Mau banget laaah...
Oleh Rini Sarah
0 Komentar