Sobi Besti, di dunia orang dewasa ada istilah full time mother. Arti istilah itu adalah Mama-mama yang milih jadi ibu rumah tangga yang full ngurusin segala urusan rumah dan keluarga tanpa disambi kerja.
Ada juga, full time worker. Klo full time worker diartikan sebagai para pekerja yang ngabisin waktu hidup selama 40 jam per minggu atau 8 jam per hari untuk bekerja di suatu perusahaan dah gitu masa kerjanya biasanya bertahun-tahun sesuai perjanjian kerja. Full time worker ini beda sama part time worker atau tenaga kerja kontrak.
Nah, sekarang ada lagi ni istilah seputar full time full time-an, Full time muslim. Emang ada ya muslim part time? Alias muslim setengah-setengah. Mana ada! Yang hari ini agamanya Islam besok agama laen lagi. Besoknya lagi ganti lagi. Besoknya besoknya agama baru lagi. Agama mah full time atuuuh, masa belang-belang kecuali klo dia murtad. Naudzubillah.
Eits, jangan ngegas dulu. Maksud dari full time muslim itu bukan kesana. Tapi kearah ketaatan kita dan komitmen kita sebagai seorang muslim buat taat menjalankan seluruh perintah Allah dan jauhi larangan-Nya. Kan muslim itu artinya adalah orang yang berkomitmen mau dengan sadar sesadar-sadarnya memeluk agama Islam. Konsekuensinya ya harus taat sama semua aturan Islam kalau ingin selamat dunia dan akhirat.
Nah, taat kita tuh mesti full time. Dalam setiap detik jatah waktu kita di dunia dan setiap aktivitas yang dilakukan kita mesti make hukum/syariat Islam. Pas kamu di rumah, sekolah, maen ma temen, atau di rumah ibadah harus tetep nyesuain perbuatan sesuai dengan syariat Islam.
Jan sampe kelintas di pikiran, klo hukum Islam itu ada pas kita mau ibadah atau pas di rumah ibadah saja. Pas lagi di sekolah, gaul ma temen, milih idol, belajar, checkout barang di marketplace, dan aktivitas lain selain ibadah, kita ga bawa hukum agama. Ini mah namanya sekuler alias memisahkan (hukum dan pemahaman) agama dari kehidupan.
Karena Allah Swt. berfirman,
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ کَآ فَّةً ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ اِنَّهٗ لَـکُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 208)
Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan, Allah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya dan membenarkan Rasul-Nya, hendaklah mereka berpegang kepada tali Islam dan semua syariatnya serta mengamalkan semua perintahnya dan meninggalkan semua larangannya dengan segala kemampuan yang ada pada mereka.
Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, Tawus, Ad-Dahhak, Ikrimah, Qatadah, As-Saddi, dan Ibnu Zaid sehubungan dengan firman-Nya: masuklah kalian ke dalam Islam keseluruhannya. (Al-Baqarah: 208) Yang dimaksud dengan as-silmi ialah agama Islam.
Ad-Dahhak meriwayatkan dari Ibnu Abbas, Abul Aliyah, dan Ar-Rabi' ibnu Anas sehubungan dengan firman-Nya: masuklah kalian ke dalam Islam. (Al-Baqarah: 208) Yang dimaksud dengan as-silmi ialah taat. Qatadah mengatakan pula bahwa yang dimaksud dengan as-silmi ialah berserah diri.
Lafaz kaffah menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Abul Aliyah, Ikrimah, Ar-Rabi' ibnu Anas, As-Saddi, dan Muqatil ibnu Hayyan, Qatadah dan Ad-Dahhak artinya seluruhnya.
Mujahid mengatakan makna ayat ialah berkaryalah kalian dengan semua amal dan semua segi kebajikan.
Ikrimah menduga bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan segolongan orang dari kalangan orang-orang Yahudi dan lain-lainnya yang masuk Islam, seperti Abdullah ibnu Salam, Asad ibnu Ubaid, dan Sa'labah serta segolongan orang-orang yang meminta izin kepada Rasulullah Saw. untuk melakukan kebaktian pada hari Sabtu dan membaca kitab Taurat di malam hari.
Maka Allah memerintahkan mereka agar mendirikan syiar-syiar Islam dan menyibukkan diri dengannya serta melupakan hal lainnya.
Mengenai keterlibatan Abdullah ibnu Salam bersama mereka, masih perlu dipertimbangkan kebenarannya, karena mustahil dia meminta izin kepada Rasulullah untuk melakukan kebaktian di hari Sabtu, sedangkan dia selain memiliki iman yang sempurna; juga telah membuktikan bahwa hari Sabtu itu telah di-mansukh, dihapuskan, dan dibatalkan, kemudian diganti dengan hari-hari raya Islam.
Lalu, firman Allah Swt.:
{وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ}
dan janganlah kalian turuti langkah-langkah setan. (Al-Baqarah: 208)
Maksudnya, kerjakanlah semua ketaatan, dan jauhilah apa yang diperintahkan oleh setan kepada kalian. Sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:
إِنَّما يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشاءِ وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kalian berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kalian ketahui. (Al-Baqarah: 169)
إِنَّما يَدْعُوا حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحابِ السَّعِيرِ
Karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (Fathir: 6). Karena itulah maka dalam ayat ini Allah Swt. berfirman:
{إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ}
Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kalian. (Al-Baqarah: 208)
Mutarrif mengatakan bahwa di antara hamba-hamba Allah yang paling banyak menipu sesama hamba-Nya adalah setan.
Begitu Sobi and Bestie. Jadi, seorang muslim itu memang harus full time ketaatannya. Ga setengah-setengah apalagi bablas sama sekali. Jangan lupa ya itu termasuk mengikuti langkah syaitan. Hiiiy jan pe ketipu setan ya. Yuks biar makin mantap dalam taat, kita makin semangat mengkaji, mengamalkan, dan mendakwahkan Islam kafah.
Penulis: Rini Sarah
0 Komentar