*Minhyuk Oppa, Notis Me Plis!*
Demam Korean Wave memiliki dampak luar biasa. Demi bisa bertemu atau menarik perhatian idolanya, seorang penggemar bisa melakukan apapun. Mulai dari hal biasa hingga irasional akan dilakukan.
Aksi nekat dan tak biasa dilakukan oleh Elvira Budi Irena untuk menarik perhatian sang idola. Ia nekat pasang billboard raksasa demi di notice idolanya yang bernama Minhyuk. Tidak cukup sampai di situ, dia juga minta warga Twitter supaya memviralkan aksinya (Liputan6.com, 9/19/2019). Benar-benar all out.
Bisa melihat sang idola dari dekat juga menjadi impian para fan BTS Bekasi. Rencana kedatangan personel BTS ini dipublikasikan melalui media Tik Tok dan sangat ditunggu-tunggu oleh para Army, sebutan untuk fan Park Ji Min dkk.
Era digitalisasi memang sulit dihindarkan. Sudah menjadi sunatullah jika berbagai perangkat dan sarana yang menunjang aktivitas manusia akan berkembang seiring perkembangan dan kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi memiliki dampak poritif dan negatif, bak dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan. Salah satu dampak negatifnya adalah membawa arus medernisasi dengan segala pernak-perniknya berupa budaya, life style, pandangan hidup, ideologi dan pola pikir yang kerap bertentangan dengan norma masyarakat bahkan agama.
*Modernisasi, Bagian dari Ideologi Kapitalisme*
Ideologi kapitalisme kian kuat mencengkeram dan menjadi pijakan hidup masyarakat dunia saat ini. Salah satu ide yang menjadi best seller dan mewarnai kehidupan masyarakat adalah kebebasan, terutama kebebasan berperilaku. Ide ini dijajakan secara masif melalui media musik, film dan berbagai program yang menarik bagi remaja muslim, terlebih disajikan dengan sosok-sosok memesona yang dijadikan sebagai ikon. Mulai dari fashion hingga life style sang idola di copy paste secara membabi buta tanpa melihat lagi apakah sejalan dengan ajaran Islam ataukah tidak.
Bekasi, sebagai salah satu kota metropolis penyangga ibukota, tak bisa terlepas dari modernisasi yang memerangkap generasi. Berbagai perilaku yang kerap membuat miris seakan menjadi hal yang biasa, apakah berupa tindak kriminal bahkan perilaku yang menjijikkan sekalipun. Gencarnya propaganda L98T sebagai bagian dari kebebasan yang kebablasan ala kapitalisme, telah berhasil menjerat pemuda Bekasi dan menjadi bagian dari gaya hidup Sebuah akun gay di salah satu sosial media menunjukkan eksistensi mereka secara vulgar. Tak ada lagi rasa malu, apalagi merasa berdosa. Sungguh miris.
Moderasi agama yang saat ini sangat kuat diarusderaskan nyata tak mampu membentuk kesalihan pribadi generasi Bekasi. Ide yang berasaskan sekularisme justru semakin menjauhkan generasi Bekasi dari ajaran agamanya yang hakiki. Prinsip moderasi agama yang mengambil sikap jalan tengah, tidak fanatik terhadap ajaran agama dan toleran membuat generasi muslim kehilangan jati diri dan bingung dalam menentukan benar dan salah. Akhirnya terbentuklah sikap muslim abu-abu yang mencampurkan antara yang hak dan batil. Tak apa membegal, yang penting masih berbakti pada orang tua. Tak apa menjadi gay yang penting masih ingat kewajiban shalat.
*Generasi Muslim, Pencetak Peradaban Gemilang*
Sejatinya, generasi muslim adalah yang selalu berpegang teguh pada ajaran Islam yang mulia yang telah disampaikan melalui sosok mulia. Generasi muslim tidak fobi dengan kemajuan zaman, namun justru yang mengendalikan dan mengarahkan kemajuan zaman untuk kemaslahatan umat. Kemajuan teknologi dan modernisasi dimanfaatkan untuk membangun peradaban Islam yang kelak menjadi mercusuar peradaban dunia sebagaimana pernah terjadi pada masa kekhilafahan Bani Abasiyah.
Allah Swt menggambarkan sosok pemuda muslim yang teguh menggenggam akidah dan berpegang pada kebenaran dalam kisah para pemuda ashabul kahfi. Allah Swt pun memuji mereka dalam surah Al-Kahfi ayat 13:
"Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah para pemuda yang beriman kepada Tuhannya, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka".
Sosok generasi muslim yang tangguh juga tergambar pada diri sahabat buah keberhasilan pembinaan Nabi saw. Salah satunya adalah Ali bin Abi Thalib ra. Beliau masuk Islam dalam usia yang masih sangat muda. Melalui bimbingan Rasulullah saw. Ali bin Thalib tumbuh menjadi pemuda yang sangat mencintai Allah dan Rasul-Nya serta rela mengorbankan dirinya demi membela agama Allah Swt.
Nabi saw. juga menggambarkan sosok pemuda yang akan mendapat naungan Allah Swt. di yaumil akhir nanti adalah yang senantiasa menyibukkan dirinya untuk beribadah. Rasulullah saw, bersabda :
Dari Abu Hurairah dari Nabi saw. bersabda: Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan 'ibadah kepada rabbnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah, mereka tidak bertemu kecuali karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, 'Aku takut kepada Allah', dan seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, serta seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri hingga kedua matanya basah karena menangis." (HR. Bukhari)
Seperti inilah seharusnya generasi Islam. Generasi yang senantiasa taat pada Allah dan aturan-Nya. Generasi yang tidak memisahkan antara kekayaan intelektual, penguasaan teknologi dengan ilmu langit. Generasi yang senantiasa berbuat demi kemaslahatan umat. Namun terwujudnya generasi model ini tentu akan semakin mudah dibentuk dalam naungan sistem yang baik. Maka menjadi kewajiban utama setiap muslim untuk mewujudkan Khilafah Islamiyah demi mendukung hadirnya sosok-sosok pemuda muslim yang dicintai Allah dan Rasul-Nya dan mereka pun mencintai keduanya. Wallahua'lam.[]
Oleh. Irma Sari Rahayu, S.Pi
0 Komentar