Aku tahu engkau lelah
Lelah ketika memikul peran sebagai orang tua, merawat, mendidik dan membersamai mereka hingga dewasa. Siang malam tak kau pikirkan bahaya mengancam dirimu demi sang buah hati tetap aman. Pikiran terkuras bagaimana agar mereka “selamat” dari kejamnya sistem kapitalisme yang menghunjam. Ketika sang buah hati sakit sebagai rasa khawatir tak bisa dibendung, rela tak pejamkan mata, begadang untuk menjaganya. Bahkan ketika kondisi sehat pun kekhawatiran terus saja menghantui dengan kondisi zaman saat ini.
Aku tahu, engkau lelah sebagai suami
Tak hentinya banting tulang untuk menunaikan kewajiban menafkahi anak dan istri. Mendidik keluarga agar mereka senantiasa mendekat kepada yang Mahakuasa. Menghadirkan keceriaan di tengah hiruk pikuk mencari penghidupan. Beban hidup yang berat tak membuat dirimu kehilangan empati membantu istri tanpa rasa gengsi. Meneladani baginda Nabi yang berakhlak mulia kepada keluarga.
Aku Tahu Engkau Pasti Lelah
Letih saat menjalani peran sebagai istri. Melayani, mendampingi, membersamai buah hati juga suami. Menjaga kehormatan diri dengan mengenakan kerudung dan jilbab sebagai tanda takwa. Pantang menyerah sekalipun zaman menyeramkan. Suri tauladan para sahabiyah jadi pijakan. Melawan segala kezaliman tanpa kekerasan, membumikan Al Qur'an di tengah gersangnya kehidupan melalui peranmu sebagai perempuan. Terlebih di pundakmu ada tugas dakwah yang merupakan kewajiban. Mensinergikan peran istri, ibu juga pengemban dakwah. Rida Allah selalu jadi dambaan.
Engkau pasti lelah wahai pengemban dakwah.
Pikiranmu terus terbagi, peran sebagai anggota keluarga dan bagian dari umat ini. Menyeru tiada lelah tanpa mengharapkan upah dari setiap jerih payah. Dimanapun engkau di tugaskan tak membuatmu berpaling dari tujuan, melanjutkan kehidupan Islam visi yang dijalankan. Betapa banyak celaan, cibiran hingga pengasingan yang dirasakan tak menumpulkan semangat untuk terus berjuang. Biarlah semua orang tak menyukai, yang penting perjuangan syariah dan khilafah tidak terganti. Bersabarlah karena semua akan indah pada waktunya.
Engkau pasti lelah wahai para pejuang
Tapi dalam lelah yang kau rasakan ada sejuta cinta Allah yang terus mengalir. Ingatlah Allah akan menolong siapapun yang mencintai jalan dakwah ini. Manakala peluh mengucur, saat kaki lelah melangkah, bayangkan bahwa di hadapanmu ada pintu surga yang terbuka.
Sejatinya yang merasa lelah, penat dan letih bukan kita saja orang muslim. Namun orang kafir pun merasakan hal yang sama. Bedanya jika lelah kita karena memperjuangkan dinul haq. Sedangkan orang kafir lelah membuat keonaran dan menghambat tegaknya Islam yakni khilafah.
Nabi Muhammad bersabda,
“ مُسْتَرِيحٌ وَمُسْتَرَاحٌ مِنْهُ ”
“(Mustariih) Bisa jadi ia istirahat, (Mustaraah minhu) bisa jadi yang lain istirahat darinya”. Sahabat bertanya kepada beliau: " Apa yang dimaksud mustariih dan mustaraah minhu.?" Nabi Muhammad menjelaskan, “Hamba yang beriman, bisa beristirahat dari lelah dan persoalan dunia menuju rahmat Allah. Adapun hamba yang jahat, manusia, bumi, pohon dan hewan bisa istirahat darinya”. (HR Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Qatadah)
Istirahat bagi seorang muslim adalah saat nyawa keluar dari jasad. Saat itu kita terlepas dari segala belenggu dunia. Jadi selama kita masih hidup mana ada waktu untuk istirahat. Kita dituntut tunduk terhadap semua hukum syarak. Istirahat yang paling indah adalah ketika pintu surga terbuka untuk kita sebagai hadiah terindah dari jerih payah selama di dunia.
Dalam sejarah Islam kita akan menemukan kisah-kisah yang luar biasa dari para sahabat, para tabi'in dan para ulama yang tiada lelah berjuang menegakkan agama Allah. Al Waqidi (Futuhus Syam 1/33) menceritakan tahap demi tahap penaklukan wilayah Syam oleh panglima Khalid bin Walid. Di sebuah kesempatan seorang jenderal perang, yaitu sahabat Dhirar bin al Azwar menyampaikan saran supaya Khalid beristirahat sejenak. Melihat lelahnya Khalid dan tenaga beliau yang dikuras, Dhirar semacam tidak tega. “Panglima, ijinkan saya yang memimpin untuk menyerang musuh sehingga Anda dapat istirahat sejenak”, kata Dhirar. Namun, Khalid menolak. Khalid memang capek. Khalid sangat lelah. Khalid tetap bersemangat untuk maju di medan laga. Namun, Khalid menitipkan pesan untuk kita melalui Dhirar.
Ada pesan Indah yang disampaikan oleh panglima Khalid.
يَا ضِرَارُ الَّراحَةُ فيْ الْجَنَّةِ غَدًا
"Dhirar, istirahat itu di surga kelak!“
Oleh karena itu, saat kelelahan melanda bersabarlah dan ajaklah jiwamu berdamai sebentar lagi kado cinta dari Allah akan datang, yaitu kemenangan Islam dan surga yang menanti para pejuang.
Wallahu'alam bissawab.
Penulis: Heni Ummu faiz
Ibu Pemerhati Umat
0 Komentar