Mahasiswa Diarahkan Pragmatis, Butuh Pergerakan Sistematis



Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan meminta Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) turut memberikan kontribusi positif dan konstruktif bagi pembangunan di Kabupaten Bogor. Hal itu disampaikan saat pelantikan Pengurus Cabang PMII Kabupaten Bogor di Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Rabu 1 Juni 2022. (antaranews.com)

Kehadiran PMII diharapkan mampu memberikan pendampingan pada pelaksanaan kegiatan di desa, misalnya Program Sarjana Membangun Desa. Sehingga tercipta sinergi antara aktivis mahasiswa dengan pemerintah daerah. Iwan juga menyampaikan PMII sebagai agen perubahan, bisa jadi calon pemimpin masa depan Kabupaten Bogor.

Organisasi mahasiswa yang berdiri sejak 17 April 1960 ini memang terus eksis untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara. Sosok mahasiswa dinilai masyarakat sebagai generasi muda yang memiliki intelektual di atas masyarakat pada umumnya. Kiprah mahasiswa tidak hanya sebatas menimba pengetahuan di perguruan tinggi, tetapi memiliki tanggung jawab sosial di tengah masyarakat. Jangan sampai status mahasiswa membuatnya hidup di menara gading, jauh dari realitas masyarakat.

Mahasiswa tidak layak jika hanya sekadar menjadi penonton terhadap permasalahan di tengah umat. Apalagi mahasiswa muslim tentunya paham betul bahwa potensi yang Allah berikan kelak akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Swt. Terlebih saat kezaliman tengah terjadi di masyarakat. Pemimpin banyak ingkar janji, kebutuhan rakyat tidak terpenuhi. Hak-hak umat Islam terabaikan karena pemimpinnya tidak menerapkan aturan Islam.

Mahasiswa muslim adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kewajiban amar makruf nahi mungkar. Kewajiban ini tidak akan bergeser sampai kapanpun atau digantikan dengan aktivitas lain seperti kegiatan sosial. Sebab aktivitas utama mahasiswi muslim adalah bergerak membela kepentingan umat, menyampaikan aspirasi umat dan mengkritik kebijakan penguasa yang zalim terhadap rakyat. Jangan sampai mahasiswa yang identik dengan pergerakan tak bergeming ketika melihat kezaliman terjadi.

Mahasiswa sebagai agen perubahan (agen of change) tidak hanya dimaknai sebatas menjalankan program dari pemerintah atau mengikuti arahan akademik. Jika demikian, pergerakan mahasiswa akan kehilangan arah dan belum menyentuh akar permasalahan sistemis yang terjadi di negeri ini, yakni Kapitalisme. Sistem ini telah melahirkan sederet kesengsaraan rakyat akibat perselingkuhan antara penguasa dan pengusaha (pemilik modal). Rakyat menjadi korban dengan berbagai produk Undang-undang yang hanya menguntungkan segelintir orang.

Pergerakan mahasiswa muslim tidak boleh pragmatis tetapi diarahkan pada pergerakan yang mendasar dan sistemis. Sebab, persoalan negeri ini akibat kesalahan sistemis yakni bercokolnya sistem Kapitalisme. Mahasiswa harus berpikir out of the box dari sistem yang ada saat ini dan mulai mempelajari Islam sebagai idiologi. Sebab, Islam memiliki konsep yang sempurna dengan metode penerapannya yaitu sistem Khilafah. Maka, pergerakan mahasiswa muslim adalah berjuang menegakkan kehidupan Islam Kaffah dalam sistem yang diridhoi Allah Swt.


Penulis : Mitri Chan


Posting Komentar

0 Komentar