Mengajari Adab dan Akhlak pada Anak Sedari Dini



Belajar adab dan akhlak adalah menjadi sesuatu hal yang paling penting dan utama  yang wajib dipelajari oleh setiap muslim. Karena adab dan akhlak  merupakan bagian dari karakteristik umat Islam yang wajib dimiliki oleh setiap hamba yang beriman. Rasulullah saw telah diutus ke dunia ini sebagai penyempurna akhlak  dan menjadi uswatun hasanah (teladan terbaik) bagi umat manusia.

Rasulullah saw bersabda,”Sesungguhnya Allah Maha Pemurah menyukai kedermawan dan akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah (hina)” (HR Ibnu Majah). Di hadis lain juga Nabi saw bersabda,”Seseungguhnya diantara orang-orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya pada hari kiamat denganku yaitu orang-orang yang paling baik akhlaknya” (HR Tirmidzi).

Selain hadis-hadis diatas banyak sekali hadis lainnya yang memerintahkan kepada setiap muslim untuk memiliki adab dan akhlak sesuai yang diperintahkan oleh Allah swt dan telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Adab dan akhlak adalah sebuah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Dengan kata lain apabila seorang muslim memiliki adab yang baik maka ia pun memiliki akhlak yang baik.

Pentingnya mempelajari dan menanamkan adab dan akhlak kepada anak sedari kecil. Maka kewajiban orangtualah yang  mendidik, menanamkan hingga kedua hal ini (adab dan akhlak) menjadi bia’ah (pembiasaan) yang dilakukan oleh anak-anak mereka bahkan seluruh penghuni rumah. Sebab, seorang anak akan memiliki adab dan akhlak baik kepada orang tuanya, temannya, ketika dia berbicara bersikap dan ketika melakukan aktifitas kesehariannya, tidak tumbuh dengan sendirinya.

Perlu ditanamkan pemahaman dan contoh dari kedua orangtuanya yang menjadi cermin keteladanan bagi anak-anak mereka. Sebagai contoh, mengajarkan meminta maaf jika bersalah, meminta tolong jika membutuhkan bantuan orang lain, dan selalu bersikap patuh dan hormat kepada kedua orang tuanya, adalah hal-hal yang sudah biasa dilakukan oleh anak sedari kecil.

Mengajarkan anak adab dan akhlak kepada anak sejak kecil masih dianggap hal yang sepele bagi sebagian orang tua. Padahal pengabaian terhadap kedua hal penting ini akan membawa petaka bagi orang tua. Kita lihat hari ini sudah berapa banyak anak yang sedari kecil diasuh, dididik, dibesarkan dengan penuh kasih kasih sayang ketika dewasa menjadi anak yang durhaka kepada orang tuanya. Seperti tidak mau mengurus orangtua yang sudah lanjut usia karena repot atau kesibukan mengejar materi dan memilih memasukkan kedua orang tuanya ke panti jompo. Bahkan yang lebih tragis, karena harta warisan sang anak dengan sangat tega memperkarakan ibunya ke meja hijau.

Fakta-fakta inilah yang sering kita temukan dan tentu kita sebagai orangtua akan sangat merasa sedih apabila kita mengalami perlakuan demikian dari anak-anak kita. Tidak dipungkiri, rusaknya sistem aturan buatan manusia (sekularisme) yang sedang kita jalani hari ini menjadi faktor pemicu lahirnya anak-anak yang mengabaikan kewajiban birrul walidain (berbaik baik kepada kedua orang tua) yang menjadi tugas mereka.

Allah swt berfirman,”Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua” (Qs An Nisa : 36). Dan hadis Rasulullah saw yang berbunyi,”Kedua orang tua itu adalah pintu surga yang paling tengah. Jika kalian mau memasukinya maka jagalah orang tua kalian. Jika kalian enggan memasukinya, silakan sia-siakan orang tua kalian.” (HR Tirmidzi)

Kewajiban birrul walidain adalah perwujudan adab dan akhlak seorang anak kepada kedua orang tua. Untuk melaksanakan tugas mulia ini tentu tidak bisa muncul secara instan. Inilah pentingnya bagi para orang tua  menanamkan adab dan akhlak terlebih dahulu sebelum ilmu kepada anak mereka. Karena sesungguhnya, tanpa adab dan akhlak maka sehebat apapun ilmu yang dimiliki oleh seorang anak tidak akan membawanya menjadi seorang hamba yang beriman dan bertakwa kepada RabbNya serta menyayangi kedua orang tuanya.

Sehingga sebagai orang tua penanaman adab dan akhlak ini harus menjadi prioritas utama dalam pola pendidikan dan pengasuhan anak dirumah sejak dini. Agar nantinya mereka akan tumbuh menjadi generasi muslim yang memiliki akhlak yang mulia dan pembangun peradaban Islam yang mulia.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk membentukan adab dan akhlak yang mulia pada anak. Pertama, memberikan teladan yang baik dan kepada anak. Kita tahu bahwa anak adalah peniru ulung, apapun yang anak lihat, dengar dan ia ucapkan cenderung mengikuti apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Maka, penting bagi orang tua dan orang dewasa yang berada dilingkungan keluarga untuk senantiasa menjaga berkata yang ahsan dan gemar beramal shalih di depan anak. Agar apabila sang anak selalu melihat orangtuanya melakukan kebaikan maka ia pun akan melakukan hal yang sama.

Kedua, Ajak anak melakukan aktifitas kebaikan bersama. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Imam Syafi”i yaitu mengajak anak mumayyiz (anak yang telah berusia 7 tahun yang sudah bisa membedakan yang baik dan buruk) untuk ikut melakukan aktifitas bersama orang dewasa. Misalnya mengajak untuk hadir dalam kajian-kajian keIslaman, mengajak untuk bersilaturahmi, mengunjungi tetangga yang sedang sakit atau yang sedang mendapatkan musibah. Hal ini akan menumbuhkan rasa kepekaan dan kepeduliaan pada anak terhadap apa yang terjadi disekitarnya.

Ketiga, senantiasa memberikan reward/penghargaan terhadap amal shalih yang telah dilakukan anak. Reward/penghargaan serta pujian akan menumbuhkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada anak. Sehingga sang anak merasa bangga terhadap amal kebaikan yang ia lakukan dan senantiasa untuk terus melakukan amal kebaikan tersebut. Dan apabila sang anak melakukan kesalahan, berikan teguran dengan cara yang baik dan penjelasan agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Keempat, menjadikan keluarga sebagai sekolah pertama dan terbaik bagi anak dalam menanamkan pondasi aqidah. Peran keluarga sangat penting dalam membentuk adab dan akhlak yang mulia pada anak, selain keteladanan orang tua pun sangat diperlukan. Buatlah kelompok kajian kecil di dalam keluarga, misalnya setiap selesai sholat subuh atau maghrib sang ayah memberikan kajian untuk menanamkan pemahaman dan keimanan kepada anak agar senantiasa beramal yang akan menghantarkan mendapatkan pahala dariNya. Surga dan pahala menjadi kalimat motivasi yang selalu didengar anak agar mereka termotivasi untuk untuk melaksanakan perintah Allah swt.

Memberikan lingkungan, sekolah dan teman bermain yang baik juga menjadi peran dari keluarga, dalam hal ini adalah orang tua. Sekolah akan menjadi partner bagi orang tua untuk membantunya dalam mendidik dan memberi pemahaman Islam agar akan memiliki akhlak yang mulia. Sekolah yang memiliki kurikukulum berbasis aqidah Islam dan menjadi tahfidz Al Qur’an menjadi pilihan orang tua untuk menyekolahkan anak mereka disekolah tersebut.

Di sekolah tersebut mereka akan bertemu dengan teman sebaya yang memiliki orang tua yang memiliki visi dan misi yang sama serta lingkungan sekolah yang senantiasa mendukung anak-anak untuk menumbuhkan akhlak yang mulia. Dan yang terpenting adalah bahwa adab dan akhlak yang mulia akan muncul apabila sang anak telah memahami aqidah yang benar bahwa ia adalah seorang hamba yang harus terikat terhadap aturan Allah swt, diantaranya adalah memiliki adab dan akhlak yang mulia.

Dengan keyakinan bahwa Allah selalu akan memberi pertolongan setiap hambanya yang ingin menerapkan aturannya, termasuk mewujudkan generasi yang beradab dan berakhlak yang mulia, empat langakah siatas akan terasa mudah. Tantangan dan cobaan pasti ada, apalagi sistem rusak yang menghantui kehidupan kita. Namun, inilah yang menjadi motivasi orang tua untuk menyelamatkan anak-anak mereka dari kerusakan dan melahirkan generasi Islam yang unggul, yang kelak menjadi pembangun peradaban Islam yang mulia. Wallahua’lam.


Penulis: Siti Rima Sarinah

Posting Komentar

0 Komentar