Bulan Juli identik dengan musim liburan sekolah. Setelah anak-anak berjibaku dengan aktifitas belajar dan ujian, kini saatnya mereka menikmati liburan bersama keluarga. Selain menjadi momen quality time, liburan ini sekaligus menjadi wujud apresiasi atau reward atas capaian anak selama menempuh pendidikan di sekolah, sehingga anak merasa dihargai. Bonding atau kedekatan antara orangtua dengan anak semakin erat, anak pun menjadi lebih fresh, termotivasi dan bersemangat lagi dalam belajar.
Wajar, tak jarang orangtua rela mengambil cuti dan mengeluarkan biaya lebih untuk bisa mewujudkan kebersamaan ini, setelah sekian lama berkutat dengan pekerjaan atau kesibukan masing-masing.
Namun, mengisi liburan sekolah tentu tidak harus pergi ke tempat wisata atau arena hiburan. Orangtua perlu menghadirkan liburan dengan nuansa baru, yang tidak hanya sekedar bersenang-senang, tapi mengenalkan liburan yang bernilai ibadah. Salah satunya bersilaturahmi kepada kerabat dekat maupun jauh. Peran orangtua dalam hal ini adalah memahamkan kepada anak tentang hikmah di balik silaturahmi, sehingga anak ikut merasakan silaturahmi menjadi pilihan liburan yang tidak kalah menyenangkan.
Memang, silaturahmi biasa dilakukan keluarga muslim kala hari lebaran tiba. Namun bisa jadi ketika bersilaturahmi di hari lebaran, belum semua sanak keluarga bisa dikunjungi, maka liburan ini bisa menjadi momen lanjutan silaturahmi yang tertunda di saat hari lebaran.
Karena pada hakikatnya silaturahmi memiliki makna yang sangat penting di dalam Islam. Anak-anak berkesempatan mengenal lebih banyak mengenai silsilah keluarga mereka, pohon kerabat mereka, baik dari pihak ayah maupun pihak ibu, jadi tidak hanya mengenal yang terdekat saja.
Maka silaturahmi perlu menjadi pilihan prioritas dalam agenda liburan keluarga. Apalagi begitu banyak keutamaan di dalamnya, sebagaimana hadis Rasulullah Saw. ”Barangsiapa ingin dilapangkan pintu rezeki untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahmi”(HR. Bukhari). Di hadis lain Rasulullah Saw. bersabda,”Beribadahlah pada Allah Swt. dengan sempurna jangan syirik, dirikanlah sholat, tunaikan zakat dan jalinlah silaturahmi dengan orangtua dan saudara” (HR. Bukhari).
Dari hadis di atas Allah Swt tak hanya meminta hamba-Nya untuk mendirikan shalat, menunaikan zakat dan menghindari perbuatan syirik, melainkan juga meminta hamba-Nya untuk menjalin silaturahmi. Disinilah sangat terlihat betapa pentingnya menjalin silaturahmi baik dengan orang tua, saudara maupun teman atau tetangga. Bahkan silaturahmi merupakan salah satu ciri orang yang beriman. Rasulullah Saw. bersabda,”Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia menyambung tali silaturahmi”(HR. Bukhari).
Keutamaan silaturahmi ini perlu ditanamkan kepada anak-anak. Sehingga kelak ketika mereka dewasa akan melakukan hal yang sama. Apalagi di dalam Islam, salah satu kewajiban anak apabila orangtuanya telah meninggal adalah menjalin silaturahmi dengan sanak saudara dan teman dari kedua orangtuanya.
Membiasakan bersilaturahmi agar menjadi salah satu amal prioritas bagi anak-anak harus dimulai sejak dini. Ketika hal ini diabaikan, tidak menutup kemungkinan akan berdampak pada terganggunya kedekatan hubungan dengan keluarga besar atau berdampak pada rendahnya rasa kepekaan dan kepedulian terhadap saudara, teman maupun orang-orang yang ada disekitarnya.
Oleh karena itu, mengisi family time, meningkatkan bonding keluarga, memberikan apresiasi kepada anak, tentu tidak harus dengan cara yang berlebih-lebihan. Apalagi sebagai seorang muslim, Allah Swt. telah memberikan rambu-rambu dalam menapaki jalan kehidupan. Visi misi akhirat dengan memperbanyak amal shaleh harus senantiasa menjadi tujuan utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan orangtua bersama anak. Termasuk dengan memahamkan pentingnya silaturahmi dan menjadikannya sebagai salah satu prioritas mengisi liburan sekolah. Wallahuaalam bissawab.
Mengisi Liburan Anak Dengan Bersilaturahmi
Penulis: Siti Rima Sarinah
#Nisa - Bulan Juli identik dengan musim liburan sekolah. Setelah anak-anak berjibaku dengan aktifitas belajar dan ujian, kini saatnya mereka menikmati liburan bersama keluarga. Selain menjadi momen quality time, liburan ini sekaligus menjadi wujud apresiasi atau reward atas capaian anak selama menempuh pendidikan di sekolah, sehingga anak merasa dihargai. Bonding atau kedekatan antara orangtua dengan anak semakin erat, anak pun menjadi lebih fresh, termotivasi dan bersemangat lagi dalam belajar.
Wajar, tak jarang orangtua rela mengambil cuti dan mengeluarkan biaya lebih untuk bisa mewujudkan kebersamaan ini, setelah sekian lama berkutat dengan pekerjaan atau kesibukan masing-masing.
Namun, mengisi liburan sekolah tentu tidak harus pergi ke tempat wisata atau arena hiburan. Orangtua perlu menghadirkan liburan dengan nuansa baru, yang tidak hanya sekedar bersenang-senang, tapi mengenalkan liburan yang bernilai ibadah. Salah satunya bersilaturahmi kepada kerabat dekat maupun jauh. Peran orangtua dalam hal ini adalah memahamkan kepada anak tentang hikmah di balik silaturahmi, sehingga anak ikut merasakan silaturahmi menjadi pilihan liburan yang tidak kalah menyenangkan.
Memang, silaturahmi biasa dilakukan keluarga muslim kala hari lebaran tiba. Namun bisa jadi ketika bersilaturahmi di hari lebaran, belum semua sanak keluarga bisa dikunjungi, maka liburan ini bisa menjadi momen lanjutan silaturahmi yang tertunda di saat hari lebaran.
Karena pada hakikatnya silaturahmi memiliki makna yang sangat penting di dalam Islam. Anak-anak berkesempatan mengenal lebih banyak mengenai silsilah keluarga mereka, pohon kerabat mereka, baik dari pihak ayah maupun pihak ibu, jadi tidak hanya mengenal yang terdekat saja.
Maka silaturahmi perlu menjadi pilihan prioritas dalam agenda liburan keluarga. Apalagi begitu banyak keutamaan di dalamnya, sebagaimana hadis Rasulullah Saw. ”Barangsiapa ingin dilapangkan pintu rezeki untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahmi”(HR. Bukhari). Di hadis lain Rasulullah Saw. bersabda,”Beribadahlah pada Allah Swt. dengan sempurna jangan syirik, dirikanlah sholat, tunaikan zakat dan jalinlah silaturahmi dengan orangtua dan saudara” (HR. Bukhari).
Dari hadis di atas Allah Swt tak hanya meminta hamba-Nya untuk mendirikan shalat, menunaikan zakat dan menghindari perbuatan syirik, melainkan juga meminta hamba-Nya untuk menjalin silaturahmi. Disinilah sangat terlihat betapa pentingnya menjalin silaturahmi baik dengan orang tua, saudara maupun teman atau tetangga. Bahkan silaturahmi merupakan salah satu ciri orang yang beriman. Rasulullah Saw. bersabda,”Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia menyambung tali silaturahmi”(HR. Bukhari).
Keutamaan silaturahmi ini perlu ditanamkan kepada anak-anak. Sehingga kelak ketika mereka dewasa akan melakukan hal yang sama. Apalagi di dalam Islam, salah satu kewajiban anak apabila orangtuanya telah meninggal adalah menjalin silaturahmi dengan sanak saudara dan teman dari kedua orangtuanya.
Membiasakan bersilaturahmi agar menjadi salah satu amal prioritas bagi anak-anak harus dimulai sejak dini. Ketika hal ini diabaikan, tidak menutup kemungkinan akan berdampak pada terganggunya kedekatan hubungan dengan keluarga besar atau berdampak pada rendahnya rasa kepekaan dan kepedulian terhadap saudara, teman maupun orang-orang yang ada disekitarnya.
Oleh karena itu, mengisi family time, meningkatkan bonding keluarga, memberikan apresiasi kepada anak, tentu tidak harus dengan cara yang berlebih-lebihan. Apalagi sebagai seorang muslim, Allah Swt. telah memberikan rambu-rambu dalam menapaki jalan kehidupan. Visi misi akhirat dengan memperbanyak amal shaleh harus senantiasa menjadi tujuan utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan orangtua bersama anak. Termasuk dengan memahamkan pentingnya silaturahmi dan menjadikannya sebagai salah satu prioritas mengisi liburan sekolah. Wallahuaalam bissawab.
Penulis: Siti Rima Sarinah
0 Komentar