Sejak lama barat begitu paranoid akan kebangkitan Islam, karena paska Komunisme runtuh. Maka yang berpotensi menjadi musuh peradaban barat kapitalisme adalah Islam ideologis. Tidak mengherankan kiranya barat terus membuat monsterisasi terkait aktivitas dakwah Islam secara politik.
Baru-baru ini fitnah menyasar satu pergerakan yakni Khilafatul Muslimin. Secara jelas seperti yang dilansir detikNews, 22/6/2022 bahwa Polda Metro melarang semua kegiatan berbau Khilafatul Muslimin, meskipun di berbagai daerah anggota pergerakan ini sudah mendeklarasikan diri untuk setia terhadap Pancasila dan NKRI, tetap semua kegiatan yang berkaitan dengannya dilarang, termasuk pembekuan dan penghentian semua kegiatannya dan segala aktivitas yang berkaitan dengannya.
Di berbagai media Wapres Ma'ruf Amin juga menyampaikan bahwa Khilafatul Muslimin menyimpang. Oleh karena itu, organisasi tersebut harus dihentikan. Menurutnya penyebaran ideologi Khilafah menyimpang dari kesepakatan nasional yang sudah final dengan ideologi Pancasila.
Terlepas dari aktifitas yang dilakukan Khilafatul Muslimin, dari sini tampak bahwa Khilafah sebagai ajaran Islam semakin dimonsterisasikan seolah-olah sebagai ajaran yang membahayakan dan menakutkan. Padahal Khilafah Islamiyyah adalah bagian dari ajaran Islam seperti ajaran Islam yang lainnya.
Sebagaimana dilansir dari gontornews.com, 9/2/2018, dalam artikel yang bertajuk, Dr. Daud Rasyid Sitorus Lc. MA.: "Secara Historis Keberadaan Khilafah Tidak Terbantahkan".
Doktor bidang syariah lulusan Fakultas Darul ‘Ulum Universitas Kairo, Mesir ini menyebutkan beberapa kitab yang memuat bukti tidak terbantahkan adanya sistem Khilafah dalam sejarah Islam. Bukti-bukti itu misalnya ada dalam kitab Tarikh al-Umam wa al-Muluk karya at-Thabari, kitab al-Kamil fi at-Tarikh karya Ibn Atsir, al-Bidayah wa an-Nihayah karya Ibn Katsir, Tarikh Ibn Khaldun karya Ibn Khaldun, Tarikh al-Khulafa’ karya Imam as-Suyuthi, dan kitab at-Tarikh al-Islami karya Mahmud Syakir.
“Dalam rentang sejarah, selama 14 abad, tidak pernah umat Islam di seluruh dunia tidak mempunyai seorang khalifah dan khilafah, kecuali setelah runtuhnya khilafah pada tanggal 3 Maret 1924 M,” tegasnya.
Menurutnya, sepanjang sejarah Khilafah, tidak ada satu pun hukum yang diterapkan, kecuali hukum Islam. Dalam seluruh aspek kehidupan, baik sistem pemerintahan, ekonomi, sosial, pendidikan, sanksi hukum dan politik luar negeri, semuanya merupakan sistem Islam. “Inilah khilafah yang diakui oleh kaum Muslimin di seluruh dunia sebagai negara mereka,”paparnya.
Sehingga monsterisasi terhadap Khilafah sebagai bagian ajaran Islam sejatinya menyalahi hal yang seharusnya dimiliki umat Islam, yakni Khilafah merupakan sistem shahih pemersatu umat. Bahkan dulu pernah diajarkan buku fiqh Islam tulisan H. Sulaiman Rasyid yang membahas seputar fiqih Islam dengan salah satu satu babnya membahas Khilafah dan secara resmi menjadi rujukan di sekolah-sekolah Aliyah dan pesantren.
Upaya monsterisasi ide Khilafah ini sejatinya bukan hanya program di negeri ini saja. Pasca peristiwa 9/11, barat mencanangkan programnya ke publik dunia dengan isu War On terrorism (WoT). Kemudian setelah Obama berkuasa, diubah kebijakannya menjadi War On Radicalism (WoR), dengan istilah perlawanan ekstremisme (counter violent extremism/CVE). AS juga secara khusus menyelenggarakan KTT di Gedung Putih tentang CVE, Februari 2015, yang mempertemukan para pemimpin pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil. Kemudian ditindaklanjuti dengan Sidang Umum PBB ke-70, September 2015.
Berdasarkan momentum ini, Sekjen PBB mempresentasikan Rencana Aksi untuk Mencegah Ekstremisme Kekerasan (Plan of Action to Prevent Violent Extremism), dengan merangkul pendekatan seluruh masyarakat yang harus mendukung upaya Barat bersama. Maka, mulailah babak baru perlawanan frontal melawan Islam dengan melibatkan aktor dan sasaran yang lebih luas.
Maka tidak mengherankan kiranya isu kontra radikalisme semakin menjadi buah bibir di negeri ini. Hal ini semakin tampak bahwa "perang" ini semakin diperluas tidak hanya terbatas kepada tindakan terorisme yang dianalogikan dengan kekerasan fisik, tetapi pemikiranpun juga dibatasi. Dari sini semakin kuat kiranya perlawanan barat dengan ideologi sekulerisme-kapitalistik untuk memberangus upaya kebangkitan Islam politik.
Kondisi yang mengarah hal itu secara jelas pernah disampaikan oleh Mantan Presiden George W. Bush. Pada tahun 2006 pernah mengatakan, "This Caliphate would be a totalitarian Islamic empire encompassing all current and former Muslim Lands, stretching from Europe to North Africa, The Middle East, and Southeast Asia." (Khilafah ini akan menjadi Imperium Islam yang Totaliter yang akan melintasi negeri-negeri Muslim kini dan dulu, membentengi dari Eropa hingga afrika Utara, Timur Tengah dan Asia Tenggara) (www.theinevitablecaliphate.com).
Maka, sejatinya barat akan berupaya menghalangi kebangkitan Islam dengan memusuhi dan mengkriminalisasi semua ajarannya, terlebih Islam politik. Tetapi sekuat apapun mereka hendak memadamkan cahaya Allah, Allah tetap akan menyempurnakan cahayaNya.
Allah SWT telah mengingatkan kita dalam firman-Nya di dalam Al Quran surat As-shaff ayat 8 yang artinya: "Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya".
Wallahualam bishawab.
Penulis: Hanin Syahidah
0 Komentar