Pola Hidup Sehat, Potret Sistem Kehidupan dalam Masyarakat


Men sana in corpore sano (di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat), istilah bahasa latin yang seringkali kita dengar. Memang benar, bahwa kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang agar bisa melakukan aktivitas kesehariannya, seperti bekerja dan memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Berbagai macam cara dilakukan agar tubuh tetap sehat, misalnya dengan berolahraga secara teratur dan mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi.


Munculnya beragam penyakit seringkali diakibatkan pola hidup yang gemar mengonsumsi makanan yang tidak baik/sehat bagi kesehatan. Beragam penyakit ini tak jarang mengantarkan pada kematian. Dinas kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat jumlah kematian lima penyakit tidak menular (PTM) di tahun 2021 tembus 621 jiwa. PTM diantaranya seperti diabetes melitus, jantung koroner, hipertensi dan sebagainya. Penyakit-penyakit ini dipicu tiga faktor utama yaitu, pola hidup, akses fasilitas kesehatan dan status sosial.


Sebagai langkah antisipasi, Pemkot Bogor bergerak melakukan deteksi dini PTM dengan berkolaborasi dengan aparatur kecamatan, kelurahan, puskesmas dan organisasi-organisasi di Kota Bogor, untuk menyadarkan masyarakat kembali menerapkan gaya hidup sehat dan melakukan pengecekan secara rutin. (rri.co.id, 19/06/2022)


Meningkatnya PTM di Kota Bogor sudah mencapai taraf sangat mengkhawatirkan. Upaya Pemkot untuk mencegah dan mengantisipasi PTM agar tidak terus mengalami lonjakan, patut mendapatkan apresiasi. Pemkot Bogor membuat inovasi Gerakan Bulan Deteksi Dini PTM yang disebut Paguyuban Salapan (9), yang memiliki arti sembilan sasaran, sembilan pelaksana dan sembilan program. 


Namun, program ini akan sulit terealisasi apabila hanya berupa imbauan semata. Pasalnya, saat ini gaya hidup dan pola hidup yang tidak sehat telah mewarnai potret kehidupan masyarakat. Mereka mengonsumsi makanan dan minuman tanpa mengindahkan apakah makanan dan minuman tersebut dibutuhkan oleh tubuh atau tidak.


Dan kebanyakan masyarakat justru terbiasa mengonsumsi sesuatu yang bisa menghantarkan pada penyakit kronis yang berakhir pada kematian. Seperti kebiasaan merokok atau mengonsumsi minuman keras yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Walaupun pemerintah sudah melakukan berbagai upaya menghentikan kebiasaan buruk tersebut, tak lantas mereka meninggalkannya. Di kemasan rokok misalnya, ada pesan yang disampaikan akan bahaya dari merokok. Alih-alih mereka merasa takut atau khawatir apabila mengidap penyakit tersebut. Pesan tersebut tak memiliki pengaruh apapun bagi mereka yang telah menjadi perokok berat. Apalagi iklan produk rokok yang ditayangkan di media justru terkesan keren, jauh dari kata bahaya.


Kita pun banyak melihat berbagai junk food yang justru digandrungi bukan hanya oleh remaja melainkan juga orang dewasa. Padahal junk food ini merupakan makanan yang tidak sehat untuk tubuh. Bukan hanya makanannya saja, tetapi minuman bersoda pun disediakan sebagai paket lengkap dari junk food tersebut.


Selama junk food, rokok dan minuman keras bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat maka akan sangat sulit untuk menyadarkan masyarakat untuk mengubah pola hidupnya menuju pola hidup sehat. Bak jauh panggang dari api, inilah gambaran yang nampak di hadapan kita. Masyarakat diarahkan untuk hidup sehat, sedangkan di sisi lain pemerintah memberikan ijin para pengusaha untuk berjualan junk food, rokok, minuman keras dan sebagainya.


Tidak mengherankan apabila junk food sudah menjadi gaya hidup masyarakat yang sulit untuk dihilangkan. Makan dan minum bukan lagi dianggap sebagai sesuatu yang dapat membuat tubuh sehat dan terhindar dari penyakit. Melainkan mengonsumsi junk food sudah menjadi prestise bagi sebagian masyarakat yang mayoritas muslim. Mereka sudah tidak mengenal ketentuan halal dan thayyib (baik) sebagai standar dalam mengonsumsi makanan dan minuman sebagaimana yang diajarkan dalam Islam.


Inilah potret masyarakat yang hidup dalam naungan sistem yang mengagungkan materi di atas segalanya. Memberi kebebasan kepada para pengusaha untuk mendapatkan keuntungan dengan menyuguhkan junk food, rokok, alkohol dan lain sebagainya. Para pengusaha ini berkolaborasi dengan penguasa kapitalis untuk tujuan yang sama yaitu mendapatkan keuntungan materi sebanyak-banyaknya.


Di sisi lain, kala penyakit merebak akibat gaya hidup yang tidak sehat, fasilitas kesehatan pun bermain dengan asas yang yang sama yaitu kapitalisme. Siapa yang memiliki uang akan mendapatkan fasilitas kesehatan yang berkualitas, sedangkan rakyat miskin dibiarkan berjibaku dengan rumitnya aturan kesehatan yang mereka dapatkan dari layanan BPJS.


Maka tidak mengherankan apabila PTM banyak memakan korban jiwa, akibat gaya dan pola hidup yang tidak sehat dalam naungan sistem kapitalis sekuler. Inilah potret setengah hati periayahan penguasa hari ini terhadap rakyatnya. Melihat rakyat bukan sebagai pihak yang harus dilayani dan dipenuhi kebutuhannya secara maksimal, justru rakyat menjadi kelinci percobaan penguasa untuk mendapatkan keuntungan.


Selama sistem kapitalis sekuler masih bercokol di muka bumi ini, maka selama itulah kita akan melihat masyarakat satu persatu berjatuhan akibat PTM yang bersumber dari sistem yang bertahta saat ini. Dan masyarakat yang sehat tubuh dan jiwanya tidak akan pernah terwujud dalam sistem ini. Justru kita akan melihat masyarakat yang sakit baik fisik dan jiwanya dikarena penerapan sistem kapitalis sekuler.


Potret negara yang melindungi rakyatnya dalam mewujudkan generasi tangguh, hanya kita temui dalam sistem Islam (khilafah). Generasi tangguh adalah generasi yang memiliki tubuh dan jiwa yang sehat, serta akal yang cerdas. Hal ini menjadi tanggung jawab yang sepenuhnya dibebankan kepada negara. Negara akan mewujudkan masyarakat yang sehat. Karena masyarakat yang sehat akan membuat negara menjadi negara yang kuat.


Islam sangat konsen untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dalam rangka mewujudkan generasi tangguh. Islam sebagai agama sekaligus ideologi yang sempurna, memiliki aturan yang sangat detail dalam menetapkan standar makanan dan minuman  yang boleh dan layak dikonsumsi oleh seorang muslim.


Dari Abu Hurairah ra., ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah Ta'ala itu baik (thayyib), tidak menerima kecuali yang baik (thayyib). Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin seperti apa yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah Ta'ala berfirman, "Wahai para Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal saleh” (QS Al-Mukminin : 51).


Makanan minuman yang halal dan thayyib adalah bagian dari syariat Islam, yang harus diaplikasikan oleh setiap muslim dalam kehidupannya. Halal tidaknya makanan yang dikonsumsi seorang muslim bukan hanya berpengaruh pada pahala dan dosa, tetapi juga akan ada dampak yang ditimbulkan dari konsumsi makanan dan minuman tersebut. Rasulullah saw bersabda, ”Tidaklah tumbuh daging dari makanan haram, kecuali neraka lebih utama untuknya” (HR At Tirmidzi).


Begitu pentingnya mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan thayyib, maka khilafah sebagai institusi berwenang akan memfasilitasi setiap individu rakyatnya agar mendapatkan makanan dan minuman yang dibolehkan sesuat syariat. Makanan dan minuman tersebut dengan mudah akan didapatkan dan dengan harga yang terjangkau bagi seluruh rakyat.


Khilafah juga akan memberikan edukasi kepada seluruh rakyat tentang gaya hidup dan pola hidup sehat yang merupakan perintah Allah yang harus ditunaikan oleh setiap muslim. Selain itu, negara tidak akan memberikan ijin kepada siapa pun yang menjual makanan dan minuman yang tidak memenuhi standar halal dan thayyib.


Siapa pun yang melanggar akan diberikan sanksi yang tegas serta memberi efek jera. Sehingga tidak ada seorang pun yang berani melakukan pelanggaran yang sama. Ada petugas khusus yang ditunjuk negara untukmengecek kelayakan makanan dan minuman yang beredar di pasar dan diperjualbelikan di masyarakat.


Dengan mekanisme seperti ini, rakyat tidak perlu khawatir untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang beredar di pasaran. Karena negara telah menyeleksi dan memberikan jaminan halal dan thoyyib dalam setiap makanan dan minuman yang beredar di masyarakat. Artinya makanan dan minuman yang tidak halal dan thoyyib  dipastikan tidak boleh beredar di masyarakat. Inilah tupoksi negara yang tidak nampak wujudnya dalam sistem kapitalis sekuler. Hanya penguasa dalam Islam (Khalifah) yang mampu mewujudkannya. Khalifah sebagai pemimpin kaum muslim sangat memahami akan tanggung jawab dan beban amanah yang diberikan dipundaknya.


Akan sangat mudah bagi khilafah untuk mewujudkan pola hidup sehat dan gaya hidup sehat bagi seluruh rakyatnya, karena setiap individu muslim memahami tujuan penciptaannya di dunia ini adalah untuk beribadah. Dan untuk beribadah, diperlukan tubuh dan jiwa yang sehat, sehingga dapat melaksanakan tugasnya sebagai seorang hamba yang taat kepada Sang Pencipta. Wallahua’alam.


Penulis: Siti Rima Sarinah

Posting Komentar

0 Komentar