Senasab Tapi Tak Senasib



Sobi Besti, pada jaman dahuluu, ketika Rasulullah Saw dan para sahabat masih ada, tersebutlah seorang pemuda. Pemuda itu bernama Ikrimah bin Abu Jahal. 


Dari namanya ketauan doong, siapa nama bapaknya. Yup, bapak pemuda tersebut bernama Abu Jahal. Wait...wait...wait Abu Jahal ituuu orang yang jahat sama Rasulullah itu kaaaan?


Iya bener banget. Pak Abu Jahal ini haternya Rasulullah Saw. Beliau memang memilih nasib untuk melawan kebenaran yang dibawa oleh Rasul. Kebenaran agama Islam. Bahkan Abu Jahal memilih untuk menjadi hater Rasul yang terdepan. Bahkan, Abu Jahal dikenal sebagai Ashadul Ahlaf (singa dari kelompok penentang yang telah bersumpah untuk memerangi Islam dan Nabi Muhammad).


Abu Jahal gak rela agama nenek moyangnya digeser kedudukannya oleh agama Islam. Dan sepertinya beliau pun gak rela kedudukan sebagai pemuka kaumnya terancam nyungsep. Abu Jahal kan termasuk pemimpin suku Quraisy dari Bani Makhzum. So, dengan jahilnya (baca:bodoh) beliau keukeuh gak beriman.


Padahal nasib orang gak beriman alias kafir itu ngeri lho. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَ الْمُشْرِكِيْنَ فِيْ نَا رِ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا ۗ اُولٰٓئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ

 

"Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke Neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk." (QS. Al-Bayyinah 98: Ayat 6)

Hmmmm naudzubillah.


Lain Bapak, lain anak. Ikrimah bin Abu Jahal ternyata tak ingin mengikuti jejak Bapaknya. Ikrimah memilih berdiri bersama Nabi. Memperkuat barisan kaum muslim. Walau sempet sih Ikrimah bete kepada Rasul dan kaum muslim, karena kematian Bapaknya ketika Perang Badar, Perang antara kaum Muslim dan Quraisy.


Kebeteannya itu ia salurkan di Perang Uhud dan Khandaq. Ikrimah all out berperang melawan kaum muslim dalam kedua peperangan itu. Naaah ketika terjadi Fathu Mekah (Penaklukan Mekah), Quraisy memutuskan gak akan menghalangi Rasul untuk masuk ke Mekah. Tapi Ikrimah gak mau nurut. Dia beserta pengikutnya tetep nyerang. Singkat cerita, pasukan Ikrimah kalah oleh Pasukan Muslim yang dipimpin Khalid bin Walid.


Ikrimah kabur ke Yaman. Takut dihukum mati. Tapi, Istri Ikrimah memohon ampunan kepada Rasul untuk suaminya. Rasul mengabulkan. Ikrimah pun dijemput oleh istrinya. Dari sana Ikrimah berislam. Lalu,menjadi tentara pembela Islam. Hingga syahid di Perang Yarmuk, peperangan antara kaum Muslim dan orang Romawi.


Sungguh akhir yang indah dari Ikrimah bin Abu Jahal. Beriman dan mati syahid. Kematian yang diinginkan oleh seluruh kaum muslim. Karena kematian seperti inilah yang jadi tiket ke surga tanpa hisab. Beda banget ya sama Bapaknya tadi.


Kisah senasab tapi gak senasib yang lain dialami oleh Abu Ubaidah. Abu Ubaidah seorang muslim. Sedangkan ayahnya tidak. Abu Ubaidah ternyata ditakdirkan langsung berhadap-hadapan dengan ayahnya di Perang Badar. Ayah Abu Ubaidah, Abdullah bin Jarrah, tewas di tangan anaknya sendiri.


Beliau tidak membunuh ayahnya, yang beliau bunuh adalah kesirikan yang ada pada pribadi ayahnya, yang dengannya Allah menurunkan wahyu-Nya,


لا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الإيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ


“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung.” (QS. Al-Mujadilah: 22)


Inilah firman Allah Swt. terkait anak dan bapak yang memilih jalan yang berbeda. Satu beriman dan total dalam ketaatan. Satu milih ingkar dan menentang Allah dan Rasul-Nya. Nasib keduanya tak akan sama. Satu berakhir di surga. Satu kekal di neraka.


Pelajaran banget ni buat kita, Sobi Besti. Kita mah jangan sampai terpisah dengan kedua orang tua dan saudara-saudara di hari akhir nanti. Yuks kita saling menjaga. Menjaga keimanan dan menjaga totalitas ketaatan. Seperti yang diperintahkan Allah dalam Al-Quran, berikut :


يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَاَ هْلِيْكُمْ نَا رًا وَّقُوْدُهَا النَّا سُ وَا لْحِجَا رَةُ عَلَيْهَا مَلٰٓئِكَةٌ غِلَا ظٌ شِدَا دٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَاۤ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ


"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."(QS. At-Tahrim 66: Ayat 6)


Tetap semangat dalam taat dan membina diri dengan ilmu Islam ya, Sobi Besti. Dan jangan lupa tetap saling menjaga keluarga, teman-teman, dan seluruh muslim di dunia dari pedihnya siksa api neraka. Caranya? Tetap saling mengingatkan dan ber-amar makruf nahi munkar. Agar kita bisa reunian di surga kelak. Allahu Akbar! 


Penulis: Rini Sarah

 


Posting Komentar

0 Komentar