Gais pernah denger berita tentang sepatu rusak, kumel, kotor, robek, yang biasa dijuluki sebagai sepatu gembel itu ternyata bisa dijual mahal oleh brand ternama lho. Udah ga habis thingking kan?, hidup makin kesini, makin kesana aja deh, heran.
Ya logikanya, itu sepatu udah ga layak pakai, tapi ternyata ada orang yang mau jual bahkan sampai dicap ‘limited edition’. Anehnya lagi, ada orang yang mau beli dengan alasan seni, mereka berbondong-bondong membeli sepatu itu dengan harga yang ga murah juga ges. Astaghfirullah.
Tapi kalau dipikir-pikir lagi ya, ini tuh ulahnya si kapitalis yang selalu mengedepankan cuan di atas segalanya. Apapun caranya, halal atau haram, masuk logika atau nggak, tujuannya tetap harus mengarah ke cuan. Ya contohnya sepatu gembel ini, kita punya sepatu udah bolong ajah langsung beli yang baru kan, karena pasti akan ga nyaman kalau sepatu itu dipakai untuk berjalan, sedangkan sepatu yang lagi rame dibahas orang ini, mereka berani menjual dengan keadaan rusak, kumel, robek (sudah tidak layak pakailah ya) dan dijual dengan harga 26 jt, Masya Allah mending beli motor cash ya ges ya.
Kapitalisme itu bener-bener udah nge-brain wash otak kita, gimana supaya keinginan yang sebenernya ga penting-penting amat berubah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi dengan embel-embel ‘limited edition’ tadi. Gak penting fungsional atau nggak, yang penting ada cap limited edition dan brand ternamanya itu. Dan yang terpenting adalah orang lain bakal memandang tinggi derajat si pembeli barang tersebut. Di situlah kapitalisme mengambil keuntungan.
Hidup di zaman sekarang bener-bener nguras pikiran bahkan tenaga kita banget ya ges ya. Kalau kita gada pendirian yang kukuh pasti akan terseret arus kapitalisme, belum lagi tuntutan hedonisme dari lingkungan kita, na’udzubillah. Pendirian yang kita punya juga harus berpondasikan islam, karena islam tuh sebenernya udah mengatur kita banget loh. Bukan untuk mengekang ya ges, tapi supaya hidup kita ga asal ikut arus aja dan akhirnya akan memiliki pendirian yang kukuh untuk melawan arus deras kapitalisme ini. Semoga kita termasuk orang yang allah lindungi ya ges ya, Aaamiiin
Kalau kita bahas orang yang membeli sepatu (tidak layak pakai) ini, jelas banget ya dalam islam itu gak boleh karena termasuk dalam kemubaziran, hanya demi ego si pembeli supaya dipandang high class mungkin, we never know. Yang jelas Allah tidak suka orang-orang yang menghabiskan hartanya hanya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat. Karena pasti setiap apapun yang kita lakukan, harta yang kita keluarkan akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah kelak.
Dalam hadis riwayat Ibnu Hibban dan at-Tirmidzi dikatakan bahwa; “Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak dari tempat hisabnya pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai 4 hal: (1) umurnya, untuk apakah ia habiskan, (2) jasadnya, untuk apakah ia gunakan, (3) ilmunya, apakah telah ia amalkan, (4) hartanya, dari mana ia peroleh dan dalam hal apa ia belanjakan.”
Dalam Al-Qur'an juga disinggung soal kemubaziran ini, salah satu ayatnya adalah"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan," (QS. Al Isro': 26-27).
Kalau sampai hari akhir harta yang kita dapatkan masih dipakai hanya untuk kesenangan dan ego di dunia, lantas kita punya hujjah apa di akhirat nanti? Na’udzubillah. Gimana, masih mau ngikutin arus atau mau ngebangun pondasi yang kukuh berdasarkan Islam??
Islam itu mengatur seluruh kehidupan kita dari mulai bangun tidur sampai bangun negara, so pasti cara kita menghabiskan harta dan waktu pun diatur oleh Islam. Banyak belajar agama itu ga buang-buang waktu lho gais, ada manfaat berkepanjangan yang akan kita peroleh di akhirat nanti, sebagai bekal kita pulang. Jika kita sibuk dengan penilaian orang seperti pelaku kapitalisme ini, tidak ada manfaat apapun selain kesengsaraan kita dunia-akhirat. Karena di dunia, semakin tinggi gaya hidup kita, semakin besar pengeluaran kita dan hal ini semakin membawa kita kepada kesulitan. Sedangkan di akhirat, apakah ada manfaat yang berarti dari ke-hedonisme-an kita? Tidak ada ya ges ya.
So, hiduplah sesuai dengan isi dompet dan jangan lupa berbagi ya. Jangan sampai kita keliru dengan arus kapitalisme yang sangat deras di zaman ini. Terus libatkan Allah pada setiap apapun yang kita niatkan dan kerjakan, yakin pasti Allah bantu dan dijauhkan dari kesengsaraan dunia-akhirat.
Penulis: Ratu Ashya
0 Komentar