Suryaningsih, S.Pd.I.: Pergaulan Bebas, Agenda Musuh Islam Melemahkan Generasi




Masa depan bangsa terletak di pundak-pundak generasi muda. Kepada merekalah harapan perbaikan negeri bertumpu. Namun perkembangan generasi muda hari ini menunjukkan fakta yang memprihatinkan. Gaya pergaulan yang serba bebas mengantarkan mereka pada salah pergaulan, menyimpang dari norma sosial bahkan agama, diantaranya fenoma eljibiti, jatah mantan dan lain-lain. Bagaimana sikap masyarakat terkait fenomena ini, Ibu Suryaningsih, S.Pd.I seorang pemerhati pendidikan menyampaikan tanggapannya dalam wawancaranya bersama Rubrik Suara Muslimah dari tim Muslimah Jakarta.

Tanya:
Bagaimana dalam pandangan Islam terkait kerusakan sosial yang terjadi, seperti fenomena eljibiti, jatah mantan dan sebagainya, bukankah umat Islam memiliki aturan sosial yang jelas untuk mencegah problem ini terjadi, apakah aturan sosial yang diterapkan sistem saat ini bertentangan dengan Islam?

Jawab:
Fenomena eljibiti dalam pandangan Islam adalah perbuatan yang dilaknat oleh Allah SWT karena bisa merusak moral dan aqidah. Islam sudah mengatur secara jelas bagaimana manusia memilih pasangan hidup dan cara interaksinya, semua demi kemaslatan bersama. Baik laki-laki maupun perempuan sama kedudukannya di mata Allah, yaitu sebagai sebagai khalifah fil ardh'.

Namun ada agenda Yahudi laknatullah yang berusaha merusak tatanan yang telah di syariatkan. Mereka membinasakan umat Islam khususnya generasi muda, mencoba menjauhkan mereka dari agama dan Tuhannya, dengan segala cara, termasuk menyodorkan eljibiti sebagai alat untuk melemahkan generasi dalam segala hal. Tentu ini sangat membahayakan.

Tanya:
Dari mana rujukan umat Islam untuk membuat aturan sosial yang dapat memberantas atau menyembuhkan penyakit sosial ini?

Jawab:
Al quran dan hadis yang dipelajari secara benar. Karena kondisi yang serba carut marut dalam semua aspek kehidupan ini, disebabkan semakin jauhnya pemahaman umat tentang makna dan nilai-nilai tauhid. Mereka lupa ada yang selalu mengawasi kita yaitu hadirnya Allah SWT. Karena memang pengambilan ilmu dari sumber yang salah menyebabkan manusia salah juga dalam memahami sendi-sendi kehidupan yang sesuai dengan tuntunan Al Qur'an dan Al Hadis. Dan hari ini pemimpinnya jauh pandanganya dari memahami Islam Kaffah. Dampaknya, rakyat terjatuh dalam aturan sekularisme, materialistis ala kapitalisme yang sudah merajalela setiap detail kehidupannya.

Tanya:
Bagaimanakah cara agar umat Islam dapat membangun peradaban yang beradab, jauh dari kerusakan sosial yang justru saat ini menjadi makanan sehari-hari?

Jawab:
Solusinya adalah dakwah harus lebih kencang dilakukan dalam segala bidang untuk mengembalikan mereka pada jalan yg benar. Terutama pendidikan di dalam keluarga harus lebih ditekankan sebagai benteng pertama dari racun-racun sosial, dengan aktivitas keagamaan yang lebih intens. Bagi para pengiat dakwah, harus terus menyeru kepada umat untuk selalu istiqomah dalam menambah wawasan berpikirnya atau tsaqofahnya. Terus menuntut ilmu, mempelajari Al Qur'an sebagai petunjuk dari Allah Swt dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Umat muslim mempunyai sumber rujukan yang pasti, yaitu Al Quran dan Sunah, yang ketika diterapkan seluruhnya akan mampu memberantas semua bentuk penyakit sosial. Maka, tidak ada pilihan lain, sebagaimana yang disampaikan Ibu Suryaningsih, dakwah harus lebih digiatkan lagi, agar generasi muda kembali kepada Islam, hingga menjadi generasi yang kuat yang kelak akan memimpin peradaban gemilang di bawah syariat Islam. [AR]

Posting Komentar

0 Komentar