Anak muda adalah agent of chance atau agen perubahan. Pemikiran dan semangatnya adalah modal yang menentukan masa depan bangsa apakah akan menjadi gemilang atau sebaliknya. Ketika pemikiran dan semangat para pemuda ini diarahkan dengan tepat, maka kegemilangan peradaban bukanlah sekedar mimpi. Namun sebaliknya jika pemikiran dan semangat mereka dibiarkan liar tanpa arah, dampaknya tidak hanya merusak generasi, namun juga mempertauhkan masa depan peradaban. Fenomena Citayam Fashiom Week (CFW) adalah bagian dari gambaran kondisi pemuda bangsa hari ini. Di satu sisi mereka dielu-elukan, di sisi lain mengundang keprihatinan. Bagaimana pandangan seorang Puput Yulia Kartika, S.Tr.Rad, Ketua Smart Muslimah Jakarta Community, mengenai fenomena CFW, berikut hasil wawacancaranya;
Tanya:
Bagaimana pandangan Kakak terhadap fenomena Citayam Fashion Week (CFW)?
Jawab:
CFW sekarang menjadi center pembicaraan di tengah umat, terutama di kalangan pemuda. Mereka seolah ingin menunjukkan eksistensi diri. Berawal dari tempat tongkrongan lalu viral dan menjadi tempat fashion show anak-anak muda dengan gaya nyentrik tapi jauh dari gambaran pemuda Islam. Kehadiran mereka di kawasan SCBD ini dilatarbelakangi untuk menghilangkan bosan dan juga ajang untuk mencari pasangan. Astaghfirullah. Disisi lain, CFW juga seolah bentuk perlawanan atas pamer outfit para Artis, Selebgram dan anak muda metropolitan "crazy rich".
Dari sini kita melihat bahwa kehidupan hari ini telah menciptakan generasi yang kehilangan arah. Tidak tahu apa tujuan hidupnya dan hanya berpikir mengenai kesenangan serta mencari eksistensi diri semata.
Hal ini tidak terlepas dari sistem kehidupan yang diterapkan. Sistem kehidupan yang mengagungkan kebebasan sehingga lahirlah remaja berperilaku jauh dari kepribadian Islam. Sekularisme telah menjauhkan peradaban mulia bangsa Indonesia yang religius menjadi bebas hingga muncul fenomena CFW. Sistem kapitalisme berhasil memperbesar jarak kehidupan dan gaya hidup masyarakat antara 'si kaya dan si miskin'. Kontrol negara, masyarakat dan keluarga pun yang harusnya saling berpadu membesarkan dan menyiapkan generasi bangsa di tengah ancaman krisis global justru "terkagum-kagum" dengan fenomena ini.
Tanya:
Kalau menurut Kakak mengapa bisa muncul fenomena ini?
Jawab:
Istilah CFW pertama kali muncul di media sosial TikTok. Awal mulanya, pemilik akun bernama Bara melakukan street interview kepada remaja yang nongkrong di kawasan Sudirman. Sejak itu, Bara menjadi orang pertama yang mempopulerkan Nada dan Tegar, pasangan yang kemudian viral di TikTok. Gara-gara konten tersebut, Bara berhasil membuat kawasan Sudirman menjadi ramai. Semakin kesini kawasan SCBD yang awal mulanya sebatas tempat "nongkrong" anak muda hingga membuat konten, kini menjadi ekspresi fashion yang kemudian terkenal dengan Citayam Fashion Week.
Mirisnya mereka mempertontonkan adu fashion dengan sangat terbuka. Bahkan, ada laki-laki yang berdandan seperti perempuan. Gaya hidup yang serba bebas menawarkan begitu banyak kesenangan sehingga remaja cenderung enggan menerima aturan. Merasa punya kendali penuh atas hidupnya sehingga bebas melakukan aktivitas sesuka hati. Ditambah lagi, lingkungan dan sistem kehidupan yang meminggirkan agama dari kehidupan, sehingga tidak menjadikan halal-haram, standar baik dan buruk menurut cara pandang agama.
CFW menunjukkan para pemuda hari ini dilanda krisis identitas. Terlebih ketika mereka muslim, perlu dipertanyakan apakah mereka tak tahu siapa dirinya, untuk apa hidupnya dan mau kemana setelah mati.
Tanya:
Bagaimana seharusnya generasi muda kita menyikapi fenomena CFW ini?
Jawab:
Sebagai pemuda, kita harus menyikapi dengan bijak, terutama sebagai seorang muslim. Kita tidak boleh asal ikut-ikutan tren. Tetapi dikembalikan lagi bagaimana aturannya di dalam Islam, apakah baik atau buruk, terpuji atau tercela.
Nongkrong itu diperbolehkan hukum syara'. Namun jangan sampai sekedar nongkrong unfaedah. Membuang waktu sampai larut dengan sia-sia. Apalagi ikut-ikutan melakukan kemaksiatan, semisal pacaran atau fashion show mengumbar aurat. Jangan sampai hal yang mubah malah mengantarkan kepada keharaman.
Sebagai seorang muslim, perlu memahami bahwa waktu terlalu berharga untuk di sia-siakan. Ditambah lagi, setiap aktivitas kita, kelak akan diminta pertanggungjawaban. Maka itu, jangan menyia-nyiakan waktu yang telah Allah Swt. berikan. Jangan berbuat sekehendaknya tanpa aturan.
Sebagai pemuda muslim pun semestinya mampu menjawab identitas dirinya dengan benar. Bahwa kita berasal dari Allah, diciptakan untuk beribadah kepada-Nya. Maka apapun yang kita lakukan harus dipersembahkan yang terbaik untuk Allah Swt. Pemuda muslim harus memahami bahwa hidup ini bukan hanya untuk bersenang-senang. Hidup ini adalah bekal untuk kehidupan abadi dikampung halaman, yakni negeri akhirat.
Tanya:
Negara kita ini mayoritas muslim. Kira-kira wajarkah generasi mudanya melakukan hal-hal seperti CFW tersebut?
Jawab:
Tentu tidak. Pemuda identik dengan penggerak perubahan. Mereka adalah tulang punggung negara dan umat yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan. Bila potret generasi pemuda seperti yang digambarkan dalam CFW, harapan pada generasi muda ibarat pungguk merindukan bulan. Padahal, masa muda ialah masa keemasan, fase terkuat di antara fase-fase kehidupan lainnya.
Sebagaimana disampaikan dalam Al-Qur'an, Allah Swt. berfirman : اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَّشَيْبَةً ۗيَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُۚ وَهُوَ الْعَلِيْمُ الْقَدِيْرُ Artinya : "Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Mahakuasa." (QS. Ar-Rum: 54)
Menurut Ibnu Katsir, makna ayat ini adalah Allah Swt. mengingatkan (manusia) akan fase-fase yang telah dilaluinya dalam penciptaannya, dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain. Asal mulanya manusia berasal dari tanah liat, kemudian dari air mani, kemudian menjadi 'alaqah, kemudian menjadi segumpal daging, kemudian menjadi tulang yang dilapisi dengan daging, lalu ditiupkan roh ke dalam tubuhnya. Setelah itu ia dilahirkan dari perut ibunya dalam keadaan lemah, kecil, dan tidak berkekuatan.
Kemudian menjadi besar sedikit demi sedikit hingga menjadi anak, setelah itu berusia baligh dan masa puber, lalu menjadi pemuda. Inilah yang dimaksud dengan keadaan kuat sesudah lemah. Kemudian mulailah berkurang dan menua, lalu menjadi manusia yang lanjut usia dan memasuki usia pikun dan inilah yang dimaksud keadaan lemah sesudah kuat.
Jadi, bisa dikatakan masa muda adalah masa terkuat yang tidak boleh dilewatkan begitu saja. Bahkan Allah Swt. memberikan ganjaran luar biasa untuk para pemuda yang menghabiskan waktunya untuk beribadah kepada Allah Swt. Sebagaimana dalam hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda’ "Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: salah satunya seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh,......." (HR. Bukhari, no. 1423 dan Muslim, no. 1031)
Tanya:
Bagaimana gambaran ideal Pemuda dalam Islam?
Jawab:
Bila kita menelaah kepada siroh Nabi Muhammad Saw. maka akan kita dapatkan orang-orang yang membersamai dakwah Rasul Saw. sebagian besar adalah para pemuda. Bahkan bisa kita katakan, circle-nya Rasulullah Saw. ialah para pemuda. Para sahabat muda yang membersamai Rasul ini bukan sekedar ikut-ikutan dakwah. Tetapi, memahami betul apa makna kehidupan, sehingga setiap tindak tanduknya senantiasa mencerminkan kepribadian islam yang kuat. Mereka pun eksis di tengah umat dengan penorehan prestasi luar biasa.
Sebut saja Ali bin Abi Thalib. Imam As-Suyuthi dalam Tarikh Khulafa menyebutkan, tatkala masuk Islam, umurnya baru 10 tahun, ada yang mengatakan sembilan tahun, delapan tahun, atau lebih muda lagi. Ali tumbuh menjadi pemuda yang matang dan berperan penuh dalam dakwah Islam. Saat Rasulullah hijrah ke Madinah, Ali diperintahkan untuk menggantikan posisi di tempat tidur beliau. Ali juga menyertai Rasulullah pada Perang Badar, Perang Uhud, dan hampir semua perang lain. Dalam Perang Khaibar, Ali pertama kali berhasil menerobos benteng lawan hingga Rasulullah mengatakan kemenangan kaum Muslim di Khaibar adalah melalui tangan Ali.
Adapula sahabat Sa'ad bin Abi Waqqash, beliau ialah sahabat Rasulullah Saw. yang masuk Islam di usia 17 tahun. Sa'ad bin Abi Waqqash pun dijuluki sebagai orang pertama yang melepaskan anak panah di jalan Allah. Ia ditunjuk menjadi panglima kaum Muslim di Irak dalam perang melawan Persia pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Pemuda lainnya, Usamah bin Zaid, pada usia 18 tahun dipercaya Rasulullah memimpin pasukan yang di dalamnya ada sahabat-sahabat ternama, seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Pasukannya berhasil dengan gemilang mengalahkan tentara Romawi.
Atab bin Usaid diangkat menjadi gubernur Makkah pada usia 18 tahun. Dua ksatria yang membunuh Abu Jahal dalam perang Badar, Mu'adz bin Amr bin Jamuh dan Mu'awwidz bin 'Afra, juga masih berusia belasan tahun. Dan masih banyak lagi yang lainnya. Begitulah potret gambaran pemuda dalam Islam. Pmuda-pemuda yang mempersembahkan hidupnya semata-mata untuk agama Allah. Inilah yang seharusnya dicontoh oleh generasi hari ini. [AR]
0 Komentar