Ungkapan "lebih baik daripada" agaknya tepat untuk menggambarkan solusi tambal sulam ala sistem demokrasi kapitalis. Dengan alasan untuk mencegah balap liar arena balap street race yang difasilitasi oleh Kepolisian Bekasi resmi berjalan.
Bahkan untuk menggaet penonton lebih banyak, pihak penyelenggara menghadirkan Band Souljah di hari pertama dan Rocket Rockers di hari kedua.
Street race seri ketiga di Central Park Meikarta, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi mulai digelar hari Sabtu, 18 Juni 2022. Kasat Lantas Polres Metro Bekasi AKBP Arga Dija Putra mengatakan, pada seri ketiga street race ini ditarget sebanyak 700 peserta yang bakal mengikuti street race.
Sedangkan penonton ditarget sebanyak 2500 orang perhari dengan harga tiket dibandrol 25 ribu sampai 50 ribu
Kepentingan mencari cuan sangat terasa dalam pembangunan street race ini. Pembangunannya saja sampai dikebut 3 bulan agar kejar target. Jika alasan dibangunnya street race ini untuk menekan kasus balap liar yang belakangan semakin menjalar di Bekasi, apakah bisa menjamin?
Kapitalisme Biang Salah Fokus Pembangunan dan Penyelesaian Masalah
Sistem kapitalis memang hanya memandang untung rugi dalam setiap tindakan yang dilakukan. Tak ada pertimbangan apakah bisa membawa kemaslahatan atau justru kerusakan. Karena pada faktanya, ajang street race hanya membawa kesia-siaan. Dan lagi-lagi yang menjadi korban penanganan persoalan balap liar yang kental nuansa tambal sulam ini adalah para generasi muda. Alih-alih pemuda diarahkan pada aktivitas yang bermanfaat, ajang balapan yang menyita waktu dan sia-sia ini hanya berubah status dari illegal menjadi legal dengan adanya pembangunan street race ini.
Rasanya utopis jika ajang street race ini diperuntukan untuk meresmikan balapan liar. Karena balapan liar bukan hanya terjadi pada satu daerah tertentu melainkan menjadi hal umum dikalangan anak muda sekarang. Dapat dibayangkan betapa banyak dana yang harus dikeluarkan demi memfasilitasi hobi yang sejatinya tak berarti. Padahal sudah sangat jelas akar dari pada masalah ini adalah system yang membuat pemuda salah kaprah dalam memaksimalkan focus diri. Alih-alih di arahkan untuk menyalurkan potensi diri kepada hal yang lebih membangun dan dapat menyelamatkan diri di akhirat nanti, justru system ini semakin menjauhkan pemuda dari mendekat kepada ilahi.
Selain hal di atas, hal lain yang perlu disoroti adalah salah kaprahnya pemerintah dalam hal pembangunan infrasturktur, yang sejatinya seluruh anggaran bisa di alihkan kepada hal yang lebih mendesak dari pada focus pada pembangunan yang sia-sia seperti steet race ini. Berkaca dengan banyaknya kasus kecelakaan disebabkan jalanan yang rusak parah, akan lebih utama jika jalan rusak dulu yang diutamakan. Lagi -lagi memang system hari ini kapitalisme membuat semua komponen pembangunan menjadi salah focus.
Islam Memaksimalkan Potensi Diri Kaum Pemuda
Pemuda merupakan asset berharga bagi sebuah peradaban. Kita dapati bagaimana Soekarno mengatakan “berikan aku 10 pemuda maka akan ku guncang dunia” hal ini sangat menyiratkan arti penting pemuda. Pemuda yang menjadi sentral perubahan peradaban, dimana masa muda merupakan masa yang tak dapat terulang kembali, masa dimana puncak bagi penyaluran potensi diri. Bahkan usia muda adalah usia yang secara khusus akan Allah tanyakan. Rasulullah bersabdan dalam sebuah hadist
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ
“Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: (1) umurnya di manakah ia habiskan, (2) ilmunya di manakah ia amalkan, (3) hartanya bagaimana ia peroleh dan (4) di mana ia infakkan dan (5) mengenai tubuhnya di manakah usangnya.” (HR. Tirmidzi no. 2417, dari Abi Barzah Al Aslami. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari hadist tersebut betapa Rasulullah menekankan usia muda adalah usia yang tidak biasa. Usia muda adalah usia diantara dua kelemahan yaitu usia lemahnya manusia pada saat bayi dan usia lemah kala hari tua nanti.
Islam sangat menghargai waktu. Sebagai seorang hamba, tugasnya adalah beribadah kepada Allah. Pemuda Islam tidak akan menyia-nyiakan waktunya untuk kegiatan yang bersifat mubah apalagi haram sebab menyebabkan kerugian bagi orang lain,tetapi memacu diri utk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi umat dan menghasilkan pahala di sisi Allah.
Penulis : Syifa Nurjanah
0 Komentar