Membuat Pola Harian Anak Agar Hidup Sehat dan Berkah


Mendidik, mengasuh, menyiapkan anak menjadi saleh, bak mendirikan sebuah bangunan. Perlu pondasi yang kuat. Perlu rencana yang matang dan tujuan yang jelas. Berdasarkan penelitian, sesuatu yang direncanakan akan lebih mudah direalisasikan daripada tidak ada perencanaan sama sekali. Angan-angan atau cita-cita tanpa upaya maksimal, maka akan sulit meraih tujuan sesuai yang diharapkan.

Perencanaan pengasuhan dapat dimulai dengan membuat pola harian anak. Orangtua menyusun kegiatan apa saja yang harus dikerjakan sekaligus mengukur, apakah pelaksanaannya sudah konsisten atau masih ada yang perlu di evaluasi. Pola harian yang rutin akan membentuk habit atau kebiasaan positif bagi anak, apalagi jika mulai diterapkan sejak dini. Tentu tahapannya disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan perkembangan anak.

Salah satu poin penting dalam menyusun pola harian anak adalah dalam hal aktifitas ibadah. Pola ibadah harian adalah salah satu cara mendekatkan anak dengan Allah Swt. Sembari menjelaskan kepada anak, bahwa kita ada karena Allah yang menciptakan. Tujuan Allah menciptakan kita pun untuk beribadah kepada-Nya agar kelak mendapatkan hadiah terbaik dari Allah, yaitu surga. Rasulullah saw bersabda,”Orang yang terbaik diantara kalian adalah orang yang kebaikannya banyak sehingga orang lain merasakan kebaikannya dan tersembunyi keburukannya sehingga sulit untuk mencari keburukannya.” (HR Tirmidzi).

Contoh, jadikan bangun tidur sebelum adzan subuh menjadi pola yang dibiasakan sejak kecil. Otomatis hal ini berkaitan dengan jam tidur yang tidak boleh dibiasakan terlalu larut. Fakta hari ini anak-anak sulit tidur atau terbiasa tidur tengah malam bahkan menjelang Subuh. Sebagian karena asyik dengan TV atau game dan sedihnya hal ini dibiarkan oleh orangtua. Wajar jika anak menjadi sulit bangun lebih awal. Pola tidur ini terkesan sepele, padahal dampaknya dapat mengganggu perkembangan kesehatan psikis dan fisik anak.

Pola harian yang tidak kalah penting dibangun adalah minum air putih di pagi hari dan menjelang tidur. Hal sepele seperti ini jika tidak dibiasakan akan membuat anak-anak tidak mau atau jarang minum air putih. Padahal air putih sangat penting bagi kesehatan. Ditambah lagi saat ini banyak dijajakan minuman mengandung pemanis buatan yang disukai anak-anak. Akibatnya, banyak anak-anak usia belia sudah mengidap penyakit diabetes, ginjal bocor dan lain-lain.

Agar pola harian tidak menjadi beban bagi anak, maka perlu dibarengi dengan memberikan pemahaman dengan bahasa yang mudah dipahami. Ciptakan kondisi yang menyenangkan, penuh kasih sayang dan semangat melakukannya bersama-sama. Bukan dengan ancaman atau intimidasi. Dengan upaya yang terus menerus, meskipun di awal ada rasa berat, namun lama-lama akan terasa ringan dan akhirnya menjadi kebiasan.

Manusia mendapat predikat sebagai khoirul bariyyah atau makhluk terbaik, dibandingkan makhluk ciptaan Allah yang lain, termasuk malaikat. Dan pendidikan yang benar sejak dini adalah upaya untuk melahirkan makhluk terbaik tersebut. Orangtua harus mendorong anak menjadi khairul bariyyah. Yaitu dengan menjadikan amal saleh sebagai pola harian atau aktifitas rutin anak bersama orangtua. Bukan hanya sholat, puasa dan sedekah saja. Melainkan seluruh aktifitas dari mulai bangun tidur hingga tidur kembali, jadikan semuanya bernilai ibadah. Contoh, aktifitas mandi dapat menjadi amal saleh ketika di lakukan sesuai tuntunan syariat, misalnya dengan niat bersuci karena Allah agar sah ibadahnya.

Orangtua harus memahami bahwa tujuan pendidikan dalam Islam adalah untuk melahirkan generasi terbaik. Generasi sehat dan kuat agar dapat maksimal dalam melaksanakan amal saleh. Bagaimana mungkin bisa maksimal beramal saleh, jika sakit atau lemah. Menjadi sehat dan kuat dimulai dengan membiasakan makan dan minum yang halal dan thoyib, yang harus dibangun sejak dini.

Pola harian anak, sebagus apapun itu, tidak akan berjalan atau akan sia-sia ketika orangtua tidak memberikan teladan. Baik dalam hal menjaga kesehatan, dalam hal makan dan minum, hingga dalam hal beribadah kepada Allah Swt. Maka, pola harian harus dikerjakan bersama-sama antara anak dan orangtua. Lambat laun pola harian ini akan menjadi rutinitas atau bi’ah atau kebiasan seluruh anggota keluarga. Terbentuklah keluarga muslim yang sehat, yang kuat, yang bersama-sama berlomba-lomba melakukan amal saleh karena dorongan iman dan takwa, demi sama-sama meraih keberkahan dan rida Allah Swt, di dunia pun di akhirat. Wallahua’lam.

Penulis: Siti Rima Sarinah

Posting Komentar

0 Komentar