Sobi Bestie, tau gak sih? Indonesia kita lagi hebat ni. Lagi dapat giliran jadi host sebuah acara internasional. Di berita katanya jadi presidensi, bukan host? Ya itu miriplah kondisinya dengan host alias tuan rumah.
Acara itu namanya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. G20 itu singkatan dari Group of Twenty. Anggotanya emang ada 20, tepatnya 19 negara dan 1 Uni Eropa. Klo mau diabsen ini ni negaranya : Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, China, Turki, dan Uni Eropa.
Nah, G20 ini model organisasinya kaya arisan ibu-ibu kita gitu. Dia gak punya ketua tetap. Kepemimpinan dijalankan giliran di antara anggotanya. Namanya presidensi. Presidensi ini dipegang salah satu anggotanya selama setahun. Siapa yang “dapet kocokan” dia yang jadi host. Taun 2022 ini yang unduh arisan negara kita ini.
Emang sih awal digagas pada tahun 1999 dan agenda utama G20 ini adalah pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Central untuk bicarain masalah ekonomi wabilkhusus masalah krisis keuangan (ekonomi). Tapi, kesini-sininya tepatnya sejak 2010 jadi ada agenda buat para pemuda. Agenda itu dinamain G20 Youth atau kadang disingkat Y20 aja.
Y20 ini jadi wadah konsultasi resmi para pemuda dari negara anggota agar bisa saling tukar pikiran. Di sini, para pemuda didorong untuk naikin kesadaran terhadap permasalahan dunia. Nah, para wakil tiap negara bisa saling diskusi, nyampein ide dan argumennya, dah gitu bikinlah konsensus alias kesepakatan forum terkait perkara yang udah dibahas.
A
Untuk Konferensi Y20 taun ini, delegasi Y20 bakalan bahas 4 masalah dunia. Masalah itu adalah ketenagakerjaan, transformasi digital, planet yang berkelanjutan dan layak huni (isu lingkungan), serta keberagaman dan inklusi. Semua isu ini dibahas agar nemu solusi lalu jadikan para pemuda menjadi hebat di masa depan.
Memang sih negara-negara di dunia sedang ngadepin masalah itu. Dalam masalah ketenagakerjaan, pengangguran emang lagi tinggi, Sobi Bestie. Palagi abis pandemi. Duh makin banyak usaha tutup lapak. Jadinya, pengangguran makin banyak. Klo nganggur dari mana coba dapet duid? Klo gak dapet duid, ya gimana juga nanti biayain semua kebutuhan hidup? Kan kasian ya.
Nah, Y20 bahas nasib pemuda ke depan. Supaya pemuda tetep dapet pekerjaan. Gak jadi beban buat orang tua, keluarga, masyarakat, dan negara. Karena saat ini lowongan pekerjaan susah. Para pemuda jaman now dikomporin buat pada buka usaha. Jadi pengusaha sejak dini. Mandiri gak tergantung orang, lebihnya bisa buka lapangan pekerjaan buat yang laen.
Untuk sukseskan tujuan ini, sampe ada tuh kan program-program organisasi para pengusaha yang goes to school. Biar makin banyak pemuda yang bercita-cita jadi pengusaha dan punya skill wirausaha. Biar jadi jaring pengaman ekonomi ngatasin masalah pengangguran.
Dalam masalah transformasi digital, ada juga ni masalahnya. Ketika dunia ada dalam era 4.0 semua kan serba goes digital. Belanja minyak goreng aja jadi digital alias pake aplikasi yang terhubung sama internet. Nah, sekarang ini serba gak merata itu everything yang berhubungan dengan digital. Kaya sarana prasarana udah jelas. Daerah di midlle of nowhere mah suka gak kebagian sinyal. Udah gitu kemampuan dan keterampilan digital juga sama, mengalami kesenjangan. Disini ini, para pemuda yang biasanya lebih cepet konek harus dilatih supaya lebih melek digital n menggunakan teknologi digital dengan lebih bermakna. Bukan cuma buat scroll-scroll medsos aja. Palagi buat perbuatan nista.
Untuk isu planet berkelanjutan dan layak huni, pemuda sebagai penduduk bumi masa depan diharapkan bakal ngerawat planet ini. Biar tetep layak huni dan masih lestari. Keadaan planet akan mempengaruhi kesejahteraan kita. Untuk itu, diperlukan transformasi pada ekonomi utama, mulai dari sistem pangan, sistem energi, sistem perkotaan, dan sistem produksi/konsumsi. Gitu katanya, Sobi Bestie. Kata siapa? Kata release di laman daring kemenparekraf.go.id.
Terakhir, isu yang emang lagi heboh juga ya di kalangan pemuda, isu keberagaman dan inklusi. Kata laman daring yang sama, isu ini dibahas karena ada ketidaksetaraan dalam pendidikan, pasar kerja dan ujung-ujungnya masalah intoleran (ini biasanya bawa-bawa masalah antar umat beragama). Katanya lagi, masalah ini bakal bikin pemuda terekploitasi. Makanya perlu dibahas untuk meningkatkan ketahanan pemuda dalam menghadapi bencana di masa depan. Bencananya apa? Gak jelas. Gak disebutin di sana.
Sobi Bestie, kalau kita cermati, usaha-usaha untuk keluar dari jerat masalah-masalah tadi gak akan lepas dari dasar ideologi kapitalisme sekuler yang sedang diemban di berbagai negeri. Lha, organisasi-organisasi atau konferensi-konferensi yang ada kan yang dalangi negara-negara besar. Kalau G20 kan yang prakarsai pembentukannya Amerika Serikat dan 6 negara besar lain. Waktu itu G20 dibentuk karena G7 gagal melahirkan solusi untuk keluar dari krisis ekonomi. Jadi, solusi-solusi yang diambil gak bakalan lepas dari prinsip-prinsip ideologi yang sedang diemban oleh AS dan negara-negara besar lainnya.
Nah kalau solusi itu gak lepas dari ideologi kapitalisme sekuler maka yakin deh boro-boro bisa bikin bangsa ini menghebat atau keluar dari masalah yang disebutkan di atas. Yang ada para pemuda malah jadi tumbal ekonomi ini mah. Biar roda ekonomi tetep jalan. Yang untung gede tetep para super duper crazy rich.
Soalnya, biang keroknya kan, literraly ideologi kapitalisme itu sendiri. Yang bikin angka pengangguran tinggi, rusaknya lingkungan, kesenjangan dalam berbagai hal (digital, pendidikan, ekonomi, dll) bahkan krisis ekonomi itu sendiri adalah dampak diterapkannya sistem ekonomi kapitalisme. Keterlibatan pemuda yang misal belum optimal atau apa, ini mah hanya efek samping aja.
Dalam sistem ekonomi kapitalisme, setiap individu bebas memiliki semua kekayaan dan mengeksploitasi apa pun termasuk manusia dan alam. Parahnya lagi itu bisa sah karena didukung oleh Undang-Undang. Walhasil, orang-orang yang punya duit banyak, bisa punya harta banyak. Yang ngga, ya maaf-maaf aja gak bakalan kebagean dan jadi korban eksploitasi.
Udah gitu, yang punya banyak uang, bebas juga ternak uang di pasar uang yang gak bikin produk. Jadi gak nyerap tenaga kerja dan justru bikin krisis keuangan. Nah, udah gitu pelayanan buat masyarakat kaya pendidikan, kesehatan, dan keamanan dibisnisin juga. Jadi mahal. Orang yang gak punya duit ya gak bakalan bisa nikmatin. Belangsak deh pokoknya kalau kita pake sistem ekonomi ini mah. Jujurly, kapitalisme sekuler inilah sebenernya bencana itu. Bukan lagi bencana masa depan. Dari dulu awal penerapan dan sekarang juga udah jadi bencana.
Makanya, Sobi Bestie, kita ni para pemuda calon pemimpin masa depan, harus melakukan perubahan. Ubah tata kehidupan yang saat ini diatur oleh ideologi kapitalisme sekuler dengan ideologi Islam. Kenapa harus dengan Islam? Karena Islamlah satu-satunya ideologi yang sahih. Islam datang dari Allah Swt., Zat yang menciptakan manusia.
Islam itu suatu ideologi yang sempurna. Bukan hanya ngatur akidah, ibadah, dan akhlak saja. Tapi Islam mengatur seluruh aspek kehidupan. Mulai dari sistem negara, keamanan, pendidikan, kesehatan, keamanan, politik luar negeri dan ekonomi.
Dalam bidang ekonomi, Islam punya ni sistem ekonomi yang mumpuni. Disana diatur bagaimana kepemilikan, cara mengelola kepemilikan, dan distribusi kekayaannya. Sistem ekonomi Islam ini insyaallah antikrisis. Karena penyebab-penyebab krisis seperti riba dan transaksi-transaksi penyebab krisis itu gak diperbolehkan dalam Islam. Sistem keuangannya pun stabil. Karena disandarkan pada emas dan perak yang gak bakalan kena inflasi. Kesenjangan? No no no gak bakal ada juga. Karena mekanisme kepemilikan dan distribusi harta dalam Islam itu top bet dah. Pe jaman Khalifah Umar bin Abdul Aziz saking meratanya kekayaan, harta zakat gak laku. Gak ada yang mau. Udah pada sejahtera semua. Hebat kan? Hehehe di tulisan ini gak bahas detail ya. Spil dikit-dikit aja.
Semoga Sobi Besti makin pinisirin dengan Islam. Jadi bakal pelajari dan kaji Islam lebih dalam. Insyaallah, Sobi Bestie akan jadi generasi yang hebat beneran kalau berjalan bersama Islam. No fake fake. No debate.
Penulis: Rini Sarah
0 Komentar