Perundungan Kerap Terjadi, Apa Kabar Sistem Pendidikan Saat Ini?


Viral di jagad maya, sebuah aksi tak patut dicontoh. Aksi yang membuat kita beristighfar dan mengelus dada dengan pertanyaan "kok bisa seperti itu?" Perundungan bukan hal aneh di negeri ini. Kita kerap disuguhkan dengan berita tersebut. Korban perundungan terus bertambah setiap tahunnya, bahkan sudah dalam taraf yang memprihatinkan. Kekerasan divideokan sehingga menyebar dengan cepat, bahkan tak jarang nyawa korban pun melayang.

Inilah yang terjadi di kota Bogor, beberapa hari lalu ramai video perudungan yang dilakukan anak-anak perempuan di bawah umur.  Anak-anak tersebut yang notabennya masih satu kelompok dan mereka berteman, namun karena ada kesalahpahaman di antara mereka sehingga aksi bullying pun tak terelakkan. Satu lawan lima anak dan mirisnya hal tersebut disaksikan oleh anak-anak yang lain namun tak ada yang membantu tetapi mereka asyik menonton dan merekam aksi tersebut hingga viral di jagad maya. (metro.sindonews.com 28/6/2022)

Banyak faktor yang melatarbelakangi kasus perundungan atau bullying terus terjadi. Di antaranya karena penerapan sistem pendidikan yang sekuler, faktor keluarga, pergaulan, kurangnya peran masyarakat, tsaqofah asing yang terus menggempur generasi muda lewat berbagai macam media, serta abainya negara dalam menjaga rakyatnya.

Problematika ini tidak akan bisa diselesaikan jika tidak dirunut dari akar permasalahannya. Penyelesaian dengan cara damai kerap terjadi untuk mengakhiri kasus ini dengan alasan pelaku masih di bawah umur. Tidak adanya sistem sanksi yang tegas, membuat para pelaku tidak jera atau takut dengan perbuatannya, sementara korban hanya mendapatkan trauma healing.

Butuhnya suatu sistem yang sempurna menjadi keharusan untuk menyelesaikan problematika bullying atau perundungan. Kasus ini notabenenya dialami para generasi usia sekolah yang sudah menyasar dari tingkat awal atau dasar. Dalam sistem kapitalis sekuler, pendidikan bukan untuk mencetak generasi yang bertakwa, namun generasi yang berlomba-lomba mencapai tujuan materi, yakni menghasilkan uang. Alhasil untuk menggapainya, peran Sang Pencipta pun sangatlah minim dan terpinggirkan.

Generasi yang kehilangan arah dan tujuan pendidikan harus segera diselamatkan dengan sistem yang sempurna dan paripurna. Sistem yang mempunyai tujuan untuk mencetak generasi penerus yang berkualitas, dibarengi menjadi insan yang bertakwa. Sistem ini adalah sistem Islam.

Sistem pendidikan Islam menggunakan kurikulum berdasarkan akidah Islam. Seluruh bahan pelajar dan metode pengajaran ditetapkan berdasarkan asas tersebut, tidak boleh sedikit pun ada penyimpangan dari ketentuan tersebut.

Pendidikan bertujuan untuk membentuk kepribadian Islam, yakni pola pikir Islam dan pola sikap Islam. Semua bahan pelajaran diajarkan dan disusun untuk mewujudkan tujuan tersebut. Pendidikan Islam akan membentuk kepribadian yang Islami, membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan serta sains yang berkaitan dengan masalah kehidupan.

Waktu pelajaran ilmu-ilmu Islam dan bahasa Arab diberikan setiap minggu disesuaikan dengan waktu pelajaran ilmu pengetahuan yang lain, baik dari segi waktu maupun jumlah jamnya. Ilmu sains dan terapan seperti matematika, fisika harus dibedakan dengan ilmu tsaqofah. Ilmu terapan dan sains diajarkan tanpa mengenal peringkat pendidikan tetapi mengikuti kebutuhan. Sedangkan tsaqofah Islam diajarkan pada tingkat sekolah dasar hingga menengah atas, dengan kurikulum pendidikan yang tidak bertentangan dengan konsep dan hukum Islam. Sementara untuk tingkat universitas diajarkan secara utuh baik tsaqofah Islam maupun non-Islam, begitupun dengan ilmu terapan dan sains, namun tetap mengacu pada syarat tidak menyimpang dari tujuan pendidikan dalam sistem Islam.

Tsaqofah Islam wajib diajarkan pada semua level pendidikan. Pada level universitas hendaknya dibuka berbagai jurusan dalam berbagai cabang ilmu keislaman, bisa juga dibuka jurusan lain seperti teknik dan sains.

Seni dan keterampilan bisa dikategorikan sebagai ilmu terapan dan sains seperti bisnis, pelayaran dan pertanian. Semua mubah dipelajari tanpa terikat dengan batasan atau syarat tertentu. Akan tetapi jika sudah dipengaruhi oleh pandangan hidup tertentu seperti seni lukis, ukir dan pahat yang menggambarkan makhluk bernyawa, maka hal ini tidak boleh dipelajari karena bertentangan dengan pandangan hidup Islam.

Program pendidikan seragam ditentukan oleh negara. Negara tidak melarang untuk mendirikan sekolah swasta namun dengan syarat mengikuti dan tunduk pada kurikulum yang sudah ditetapkan oleh negara dengan strategi dan tujuan pendidikan yang sama, serta sekolah tersebut bukan sekolah asing.

Program wajib belajar berlaku untuk seluruh rakyat pada level sekolah dasar dan menengah. Negara wajib menjamin pendidikan bagi seluruh rakyat dengan gratis. Mereka diberi kesempatan untuk melanjutkan ke level pendidikan tinggi secara cuma-cuma dengan fasilitas yang terbaik.

Negara menyediakan perpustakaan, laboratorium dan media belajar-mengajar yang lain, disamping bangunan sekolah dan universitas. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada mereka yang ingin melakukan penelitian dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan tsaqofah seperti fikih, hadis dan tafsir atau bidang ideologi, kedokteran, teknik, kimia, maupun eksperimental, sehingga negara mampu melahirkan sejumlah mujahid dan para saintis.

Gambaran umum pendidikan dalam sistem Islam tentu akan meminimalisir bahkan menghapus kasus perundungan atau bullying. Kasus perundungan termasuk dalam perbuatan yang melanggar hukum, sehingga kalau pun terjadi, negara dengan tegas dan cepat mengatasi permasalahan tersebut hingga tidak ada lagi generasi yang dengan mudah melakukan perundungan, apalagi sampai diposting di media sosial yang pastinya membawa pengaruh negatif bagi rakyat.

Penerapan sistem pendidikan Islam akan menyibukkan generasi dengan menuntut ilmu dan berkarya. Menumbuhkan dan menghadirkan dalam benak generasi bahwa hidup harus sesuai dengan aturan-Nya agar selamat di dunia dan akhirat kelak.

Negara pun menjalankan fungsinya sebagai penjaga generasi. Negara menutup keran-keran tsaqofah asing yang sekuler dan liberal. Juga menerapkan sistem sanksi yang tegas ketika ada yang melanggar aturan.

Mengganti sistem pendidikan yang ada saat ini untuk menyelamatkan generasi merupakan sesuatu yang urgen untuk segera dilakukan demi bangsa dan negara selamat dari jurang kehancuran. Alhasil sistem Islam adalah jawaban dan solusi yang terbingkai indah dalam daulah khilafah yang akan mampu mencetak generasi, bukan saja pintar tetapi bertakwa.


Penulis: Titin Kartini

Posting Komentar

0 Komentar