Zikir Kebangsaan Bukan Solusi Hadapi Krisis, Lalu Apa? Oleh: Siti Rima Sarinah

 



Krisis multidimensi telah lama menghantui negeri yang dikenal dengan zamrud khatulistiwa, Indonesia. Potensi sumber daya alamnya yang melimpah tidak sebanding dengan tingkat kesejahteraan rakyatnya. Berbagai upaya terus dilakukan agar negeri ini keluar dari krisis berkepanjangan di berbagai lini kehidupan. Namun hingga hari ini, langkah tersebut belum membuahkan hasil yang berarti.

Dilansir kompas.id, 1/08/2022, pada acara Zikir dan Doa Kebangsaan dalam menyambut HUT RI yang ke 77 tahun, Presiden Jokowi mengingatkan dunia sedang tidak baik-baik saja pasca dilanda pandemi covid 19 . Ketika sedang dalam proses pemulihan, negeri ini kembali harus menghadapi tantangan, ikut merasakan dampak perang Ukraina-Rusia yaitu krisis pangan, krisis energi serta krisis keuangan. Doa kebangsaan ini diharapkan mampu mengatasi semua tantangan tersebut.

Perang antara Ukraina-Rusia sangat berdampak bagi dunia termasuk Indonesia. Pasalnya, perang ini mengakibatkan kenaikan harga pangan hingga 50 persen. Kedua negara yang sedang bertikai memiliki stok gandum yang banyak. Namun akibat perang, stok gandum tak bisa di ekspor ke negara lain, hingga mengakibatkan sekitar 330 juta orang terancam mengalami kelaparan. Bahkan enam bulan ke depan diprediksi sebanyak 800 juta orang akan mengalami kelaparan dan kekurangan makanan akut (Republika.co.id,02/08/2022).

Krisis yang dialami Indonesia bukan kali pertama terjadi. Krisis moneter (krismon) tahun 1998 merupakan momen menyedihkan dimana nilai mata uang rupiah anjlok dan perekonomian morat marit. Hal ini memicu mahasiswa turun ke jalan menuntut Soeharto, sang presiden, untuk hengkang dari kursi kekuasaan yang telah didudukinya selama tiga dekade. 

Hari ini Indonesia terancam mengalami krisis pangan, padahal negeri ini memiliki lahan subur dengan hasil pertanian yang melimpah. Namun hal ini justru diabaikan dan pemerintah lebih memilih membuka keran impor selebar-lebarnya. Walhasil petani mengalami kerugian karena kalah saing dengan serbuan barang dari luar. Dampak berikutnya, ketika negara pengimpor sedang berkonflik terjadilah ancaman krisis pangan seperti yang terjadi hari ini. Kebutuhan pokok menjadi langka, hingga harga-harganya pun melonjak tajam. 

Di sisi lain, Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan energi panas bumi karena letak geografis Indonesia berada pada Rings of Fire. Hal ini disampaikan oleh Prijandaru Effendi selaku Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia, bahwa Indonesia menjadi negara dengan sumber daya panas bumi terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Maka sangat aneh jika Indonesia sampai mengalami krisis energi.

Adapun krisis keuangan yang melanda Indonesia, dikarenakan mata uang rupiah yang sangat rendah kursnya dibandingkan mata uang negara lain terutama terhadap dolar AS. Anjloknya mata uang Indonesia juga akibat penggunaan fiat money  (uang kertas) yang tidak memiliki nilai intrinsik, hingga terjadi naik turunnya kurs mata uang dan berakhir dengan krisis keuangan. Belum lagi, jumlah utang Indonesia yang semakin mengalami peningkatan yaitu mencapai Rp 7.123 triliun pada semester 1-2022.

Inilah dampak dari penerapan sistem ekonomi hasil rumusan akal manusia yang lemah dan terbatas yaitu kapitalis liberal. Sistem ekonomi kapitalis liberal telah berhasil memporak-porandakan seluruh tatanan ekonomi masyarakat. Sistem ini pula yang menjadi biang kerok munculnya krisis multidimensi  yang dialami oleh Indonesia bahkan dunia. 

Sistem kapitalis liberal mengganti sistem mata uang emas menjadi fiat money yang lemah dan rentan inflasi. Hal ini sejatinya adalah bentuk penjajahan secara halus, untuk menguasai negeri-negeri muslim yang terkenal kaya dengan sumber daya alamnya. Terbukti hari ini negeri-negeri muslim tunduk di bawah perjanjian internasional yang dibuat oleh AS sebagai pengusung sistem kapitalis liberal. Sehingga walaupun negeri-negeri muslim kaya, namun tidak bisa menjadi negeri yang mandiri secara ekonomi. Hal ini diperparah dengan adanya para penguasa boneka di negeri-negeri muslim yang menjadi perpanjangan tangan  AS untuk menjalankan strategi politik dan ekonominya.

Oleh karena itu, Indonesia dan dunia akan terus mengalami krisis multidimensi selama sistem kapitalis sekuler masih bercokol. Solusi tambal sulam yang menjadi senjata pamungkas bagi sistem yang mendewakan materi ini justru terus memunculkan berbagai persoalan baru. Sehingga hanya ada satu cara untuk keluar dari kemelut krisis yang berkepanjangan ini. Bukan dengan zikir kebangsaan, melainkan menuju pada sebuah sistem yang dapat membawa ke arah perubahan yang hakiki. 

Allah swt berfirman,”Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia” (Ar-Rad : 11)

Sistem yang dapat membawa perubahan hakiki tidak lain adalah sistem Islam. Kebenarannya pasti karena bersumber dari Sang Pencipta manusia dan seluruh alam semesta, Allah Swt. Islam bukan hanya sebagai agama melainkan juga mabda /ideologi yang memiliki aturan komprehensif untuk menyelesaikan problematika umat. Islam bukan hanya mengajarkan umatnya untuk taat dan tunduk kepada aturan agama, kala beribadah saja. Melainkan dalam seluruh aspek kehidupan harus tunduk dan patuh pada ketentuan Sang Pencipta. Dan syariat Islam hanya dapat tegak di bawah sistem pemerintahan Islam yaitu, khilafah. 

Adapun mekanisme khilafah untuk mengatasi krisis ekonomi dan krisis multidimensi lainnya adalah dengan menjadikan khilafah sebagai negara yang mandiri dan indenpen. Khilafah memegang kendali penuh dalam memproduksi seluruh kebutuhan rakyatnya. Tak ada celah atau peluang sedikit pun bagi swasta untuk ikut mengelola kekayaan alamnya. Kemudian hasilnya akan dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk berbagai fasilitas dan layanan publik. Sehingga khilafah tak akan melakukan impor, karena semua kebutuhan sudah dipenuhi secara mandiri.

Selain itu, khilafah memiliki baitul maal sebagai kas negara yang kuat karena dikelola secara benar berdasarkan syariat Islam. Di dalamnya terdapat pos-pos pengeluaran dan pemasukan yang jelas untuk memenuhi keperluan negara dan rakyat, sehingga krisis keuangan bisa dihindari. Kekuatan khilafah juga berada pada mata uang yang berbasis emas dan perak, yang anti krisis karena memiliki nilai intrinsik yang tidak mengenal inflasi. 

Khilafah juga akan menghindari berhutang kepada negara-negara kafir Barat karena hutang akan membuat negara mudah diintervensi atau tunduk terhadap berbagai kebijakan ekonomi dan politik negara pemberi hutang. Berhutang sama saja membuka peluang untuk dijajah dan dieksploitasi. 

Inilah keunggulan sistem ekonomi Islam dalam menyelesaikan persoalan perekonomian manusia. Dengan sistem ekonomi Islam, kesejahteraan dan kemakmuran terwujud nyata dan dapat dirasakan secara adil oleh seluruh rakyat. Oleh karena itu, agar Indonesia  bebas dari berbagai krisis dan mampu menjadi negara yang indenpen dan mandiri harus dengan melakukan perubahan revolusioner menuju Islam kafah dalam naungan khilafah Islamiyyah. Wallahua’lam.


Oleh: Siti Rima Sarinah

Posting Komentar

0 Komentar