Di Tanganmu Pemuda Islam Dunia Akan Berubah, Yakinlah

 



Bung Karno berkata, "Beri aku seribu orang tua niscaya akan ku cabut Semeru dari akarnya dan berilah aku sepuluh pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia.” 

Perkataan Bung Karno tersebut sangat menginspirasi dan memperkuat optimisme bahwa pemuda menjadi titik balik untuk kemajuan suatu negara. Namun sayangnya, saat ini kondisi pemuda di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Bahkan di ujung keterpurukan. Berbagai masalah melanda pemuda negeri ini, tak terkecuali pemuda Islam. Tawuran, narkoba, free sex hingga kriminilitas kian menjangkiti mereka. 

Bahkan di media sosial kita sering disuguhi pemberitaan yang menyesakkan dada. Baru-baru ini kita dikagetkan dengan ulah para remaja yang melakukan pembacokan yang berujung hilangnya nyawa di kota Sukabumi. 

Kesedihan mendalam dirasakan Pak Ujang dan keluarga, ketika mengetahui anaknya menjadi korban pembacokan hingga tewas. Kemudian beberapa kali mengucapkan rasa syukur saat polisi berhasil menangkap pelaku. Dikutip dari detikJabar,12/10/2022), kegelisahan dan kekesalan Ujang Wahyudin mencapai klimaks setelah mengetahui para pelaku pembunuhan ditangkap polisi. 

Bahkan belum lama ini terjadi tawuran yang melibatkan dua kelompok remaja yang berbeda di Parigi Lama, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan. Telah diamankan 7 remaja dari kelompok Allbase 24 dan 1 remaja dari Kelompok Joker yang telah melakukan aksi tawuran di wilayah hukum Polsek Pondok Aren Polres Tangerang Selatan. (detiknews.com, 10/10/2022).

Saat ini kondisi pemuda tengah menjadi sorotan. Bagaimana tidak, pemuda yang seharusnya hidupnya dipenuhi dengan karya justru sebaliknya. Tawuran, hidup serba hedonis, permisif terhadap kemaksiatan dan enggan diatur. Ujung-ujungnya mereka hidup di dunia yang penuh halu. Bagi yang hidupnya serba ada atau dari keluarga kaya, mungkin apa yang dicita-citakannya akan tercapai. Tetapi bagi yang hidup serba kekurangan, mereka tidak segan memaksa kedua orang tua memenuhi keinginannya atau dengan mengambil jalan pintas lain. Inilah permasalahan remaja hari ini. Tidak heran angka kriminalitas di kalangan remaja pun kian meningkat. 

Mirisnya, kondisi generasi yang rusak ini justru kian difasilitasi oleh negara. Sebagai contoh, para remaja sangat mudah mengakses berbagai konten pornografi di media sosial, kekerasan, l6gt dan berbagai hal negatif lainnya. Bahkan negara seakan membiarkan kondisi tersebut terus terjadi di negeri ini. Dari sini sudah sangat jelas bahwa negara gagal melindungi generasi yang seharusnya menjadi tumpuan baik buruknya masa depan bangsa.

Sistem pendidikan yang mengusung jargon pendidikan berkarakter dan digadang-gadang mampu menuntaskan problem generasi nyatanya tak bisa menghentikan degradasi moral di kalangan remaja. Sistem pendidikan yang diterapkan sekarang yakni sistem pendidikan yang berasaskan sekularisme. Sistem inilah yang menjauhkan nilai-nilai agama dalam kehidupan manusia. Kerusakan sistem ini sudah tidak terelakkan lagi terutama dalam menangani kenakalan remaja. Output pendidikan hari ini nihil dari akhlak mulia dan menghasilkan generasi dambaan umat. 

Bagaimana dengan Islam?. Islam sebagai satu-satunya sistem yang telah melahirkan generasi berkualitas sudah tidak bisa diragukan lagi. Bukan hanya dari Sumber Daya alam (SDM) nya saja, tetapi sarana dan prasananya begitu lengkap. Banyak sekali pernyataan Barat yang mengakui kegemilangan sistem Islam. 

Seorang penerjemah yang sangat fenomenal bernama Gerard of Cremona. Selama hampir 50 tahun tinggal di Toledo (1140-1187), dia menerjemahkan sekitar 90 buku dari bahasa Arab ke bahasa Latin. Separoh lebih berkaitan dengan matematika, astronomi, dan bidang sains lainnya. Sepertiga berkaitan dengan kedokteran dan sisanya tentang filsafat dan logika. Bidang-bidang keilmuan inilah yang memberikan pondasi bagi munculnya renaissance (kelahiran kembali peradaban Barat) di Eropa pada abad ke-12 dan ke-13 M.

Barat bukan hanya aktif dalam menerjemahkan buku karta cendekiawan muslim. Di bidang Pendidikan Tinggi, Oxford University yang berdiri tahun 1263 dan Cambridge University, tak lama sesudah itu, juga menjiplak model kampus-kampus ternama di Andalusia.

Cahaya gemilang peradaban Islam sudah terjadi di Baghdad di bawah kekuasaan Khalifah Harun al-Rasyid. Penggantinya, Khalifah al-Makmun mendirikan sebuah pusat penerjemahan karya-karya klasik warisan Yunani Kuno dan peradaban-peradaban Timur, seperti India.

Islam juga memanfaatkan perkembangan teknologi literasi dari Cina, terutama penemuan kertas. Pabrik kertas pertama berdiri di Baghdad pada 800. Sejak saat itu, perpustakaan-perpustakaan tumbuh pesat di kota-kota Islam. Pada 891, tercatat 100 perpustakaan umum ada di Baghdad.

Jika Islam sudah sedemikian rupa menghasilkan generasi yang hebat maka sudah seharusnya kita memperjuangkan sistem yang sempurna ini. Karena sistem ini akan membawa manusia menuju peradaban lebih gemilang dan beradab. Yakinlah bahwa melalui sistem Islam, dunia akan berubah ke arah lebih baik lewat pemuda yang dididik dan ditempa tsaqofah Islam. 

Wallahualam bissawab. 


Oleh Heni Ummu faiz - Ibu Pemerhati Umat


Posting Komentar

0 Komentar