Isu khilafah tampaknya memang kian nyaring terdengar. Meski HTI sebagai kelompok pengusungnya telah dicabut badan hukumnya, namun gagasan khilafah terus menggema baik di kalangan kaum muslimin dan juga dari kelompok yang anti khilafah. Kontroversi plesetan “khilaf**k” ala Dede Budhyarto, Komisaris PT Pelni, melalui cuitannya tanggal 25/10/22 yang lalu adalah salah satu contohnya. Plesetan yang tidak pantas itu banyak mendapat kecaman. Dan gagasan khilafah kembali ramai diperbincangkan.
Bagi kelompok yang anti khilafah, pada dasarnya mereka tak pernah memungkiri bahwa realitas kekhilafahan itu pernah ada. Justru karena keyakinan mereka khilafah itu akan tegak dalam jangka waktu dekat, mereka berupaya dengan sekuat tenaga untuk menghapus, mengaburkan dan mengubur dalam-dalam kata khilafah itu dari benak kaum muslimin. Itu sebabnya berbagai upaya terus dilakukan. Salah satunya adalah dengan memplesetkan kata khilafah.
Upaya lainnya adalah dengan mengaburkan maknanya. Seperti yang penah diusulkan oleh politis Golkar, Andi Sinulingga melalui akun Twitter pribadinya @AndiSinulingga pada Sabtu, 5 Maret 2022. Andi mengusulkan pemerintah melakukan amandemen UUD 1945 agar sistem pemerintahan diganti menjadi sistem khilafah. Nantinya, kata dia, sosok yang akan menjadi Sultan pertama adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Demikian seperti yang dilansir Galamedia (https://galamedia.pikiran-rakyat.com/news/pr-353902204/politisi-golkar-usul-indonesia-jadi-sistem-khilafah-jokowi-jadi-sultan-pertamanya)
Pernyataan ini jelas menunjukkan kekaburan gambaran sistem khilafah sehingga dia berani menyamakan sistem kapitalis sekuler saat ini dengan sistem khilafah, seolah melakukan pergantian sistem itu semudah membalik telapak tangan. Padahal sistem khilafah dan sistem kapitalis sekuler yang diterapkan hari ini memiliki landasan mendasar yang berbeda secara diametral.
Selain itu, upaya lain yang juga sangat gencar dilakukan adalah dengan memonsterisasi kata khilafah, mengaitkan dan mendekatkannya dengan istilah radikal dan terorisme. Komentar Menkopolhukam, Mahfud Md, tentang aksi penembakan seorang wanita bercadar di istana beberapa hari yang lalu adalah contohnya. Mahfud mengatakan, "Bahwa kemarin ada seorang perempuan yang menerobos istana negara dengan membawa pistol FN, Itu sebagai bukti bahwa radikalisme itu masih ada," sebagaimana dilansir Detik.com (28/10/2022).
Apa yang dilakukan kelompok anti khilafah ini mirip dengan apa yang digambarkan Allah swt dalam QS. Ash Shaaf: 8 - 9
بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ وَإِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ﴿٨﴾هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
“Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci. Dia-lah yang mengutus rasulnya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci” (QS. Ash-Shaaf : 8-9)
Sedangkan bagi kaum muslimin, gagasan khilafah ini bukanlah gagasan biasa. Sebab tak ada yang menyangkal bahwa khilafah adalah bagian dari ajaran Islam yang mulia. Meski belum banyak yang paham betul dengan konsep dan detail gagasan ini, namun kata khilafah bukan hal baru di telinga kaum muslimin. Sebab dalam konteks bahasa Arab, khilafah dan khalifah adalah dua kata yang saling berkaitan. Khilafah menunjuk pada institusi atau lembaga sedangkan khalifah adalah orang yang memimpin lembaga atau institusi tersebut.
Sedangkan kata khalifah sudah sangat lekat di tengah kaum muslimin. Mereka mengenal Abu Bakar ash Shiddiq, Umar bin Khatthab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib sebagai para khalifah pengganti Rasulullah saw. Dan fakta menunjukkan bahwa keempatnya adalah pengganti Rasulullah saw dalam memimpin institusi kaum muslimin yang bernama Daulah Islamiyah yang tegak di Madinah al Munawwarah semenjak Rasul hijrah dari Mekkah. Dengan begitu khilafah bukanlah sesuatu yang asing bagi kaum muslimin. Bahkan gambaran ini jelas menunjukkan bahwa khilafah adalah bagian dari ajaran Islam.
Karena itu sudah menjadi keharusan kaum muslimin meyakini dan membenarkan ide khilafah sebagai bagian dari ajaran Islam. Kemudian mereka juga berkewajiban untuk mempelajarinya dengan detail dan rinci agar benar-benar mengetahui perbedaannya dengan sistem-sistem yang lain di muka bumi. Dengan begitu gambaran khilafah ini tak lagi kabur maknanya dan mustahil dilekatkan dengan kata radikal dan teroris. Bahkan dengan sepenuh hati kaum muslimin akan terus memperjuangkannya agar penerapan Islam kaffah bisa segera terwujud. Wallahua’lam
Kamilia Mustadjab
0 Komentar