Wisata budaya seharusnya menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk mengenal budaya bangsanya. Tidak dipungkiri, kebanyakan masyarakat tidak mengetahui dan bahkan tidak mau tahu terkait budaya bangsa mereka. Padahal budaya tersebut banyak menceritakan rantai sejarah seperti perjuangan bangsa dalam melawan penjajah di kala itu.
Untuk menarik minat masyarakat terhadap budaya maka dibuatlah kawasan warisan budaya (heritage) oleh pemerintah daerah, seperti yang dilakukan oleh pemerintah kota (pemkot) Bogor. Walikota Bogor Bima Arya mengatakan pemerintah perlu memberikan perhatian lebih terhadap keberadaan kawasan heritage di tiap kota.
Bima menilai, banyak pemerintah daerah yang terbentur kendala dana dalam mengembangkan kawasan heritage. Karena kondisi ini sangat diperlukan kolaborasi dengan pusat, sebab daerah terbatas bukan hanya pada anggaran tapi juga wewenang dan otoritas. Jika dikelola dengan baik kawasan heritage dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi baik daerah maupun nasional. (detiknews,25/09/2022)
Suryakencana menjadi salah satu kawasan heritage turis andalan Kota Bogor, selain kebun raya Bogor sebagai the Center of Kota Bogor, karena lokasinya yang tepat di tengah kota. Peraturan Walikota Bogor Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kota Pusaka menyebutkan kawasan Suryakencana sebagai kawasan pusaka dengan peruntukkan perlindungan budaya yang masuk dalam daftar destinasi wisata prioritas Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Bogor. Kawasan Suryakencana juga merupakan kawasan wisata tourism yang unik karena memberikan suasana percampuran budaya antara Indonesia dan Tionghoa. Dimana di kawasan tersebut terdapat Vihara Dhanagun yang usianya lebih dari 300 tahun. (jurnalpost.com,03/04/2022)
Di Indonesia sendiri, kawasan heritage memang kurang diminati oleh masyarakat, maka wajarlah apabila pemerintah pusat dan swasta tidak berminat untuk melakukan investasi. Masyarakat lebih cenderung menikmati wisata kuliner, wisata alam dan tempat hiburan daripada mendatangi kawasan heritage.
Kurang diminatinya kawasan heritage oleh masyarakat, khususnya generasi muda, bukanlah tanpa sebab. Hal ini bisa kita lihat dari kurikulum sekolah yang kurang mengangkat aspek sejarah yang bisa memberi gambaran dan pelajaran bagi generasi tentang semangat perjuangan dan kejamaahan. Ditambah lagi, pemahaman masyarakat yang kurang terkait sejarah perkembangan agamanya, serta kurangnya rasa cinta dan penghargaan kepada para tokoh dan ulama yang menyebarkan agama Islam hingga bisa masuk dan berkembang di Indonesia.
Beberapa faktor inilah yang menjadi penyebab masyarakat merasa enggan dan menganggap tidak penting untuk mengetahui budaya yang berisi tentang sejarah bangsa. Sejarah dianggap tidak memberikan pengaruh apapun, hanya dianggap sebagai romantisme masa lalu belaka. Kisah sejarah hanyalah tinggal sejarah. Kisah masa lampau yang tak harus diingat. Faktor ini didukung dengan penerapan sistem kapitalis yang mengarahkan masyarakat dan generasi muda dengan gaya hidup konsumtif dan hedonis.
Alih-alih mau belajar sejarah, beberapa peninggalan sejarah bahkan dihancurkan dan diganti dengan kawasan wisata dan kuliner yang jelas-jelas lebih menguntungkan dibanding wisata budaya yang tidak diminati oleh masyarakat.
Serangan pemikiran dan budaya yang dilancarkan oleh sistem kapitalis yang menihilkan peran agama dari kehidupan, telah menjadikan masyarakat hanya menjadikan hidup untuk bersenang-senang. Ketika tujuan hidup tidak bisa diraih, stres pun menghinggapi diri. Dan solusi untuk mengatasinya adalah healing. Jalan-jalan, kuliner, mencari hiburan adalah healing yang mereka maksud.
Inilah yang kemudian dianggap sebagai peluang besar bagi pemerintah dan swasta untuk menyuguhkan berbagai macam hiburan dan kuliner yang tentu akan menghasilkan banyak keuntungan materi (ekonomi) ketimbang membangun dan mengembangkan kawasan heritage. Apalagi Kota Bogor yang dikenal sebagai ikon kota wisata, dan menjadikan sektor wisata sebagai sumber pendapatan asli daerah.
Kalaupun pemerintah mengembangkan kawasan heritage tentu bukan bertujuan untuk meningkatkan keimanan, tadabbur alam dan mensyukuri nikmat Allah Swt. Melainkan tetap dengan konsep yang sama sesuai dengan sistem kapitalisme yang dianut pemerintah saat ini yaitu hanya berorientasi untung rugi. Sehingga kawasan wisata yang dibangun hanya untuk memberikan hiburan serta memfasilitasi budaya konsumtif masyarakat.
Padahal sejarah dan budaya adalah hal yang penting bagi sebuah bangsa. Rantai sejarah akan menggambarkan dan menceritakan banyak hal bagi masyarakat dan generasi. Oleh karena itu, Islam sangan peduli terkait hal ini dengan memperhatikan warisan budaya bangsa dan sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat berdasarkan pandangan Islam.
Tempat-tempat bersejarah baik berupa bangunan, masjid, sebuah kawasan khusus, museum dan dokumen, memiliki arti penting bagi umat Islam. Sebagai contoh dua masjid yang ada di Kota Bogor yaitu masjid Al Mustofa dibangun sekitar abad ke 17 oleh pendirinya Tubagus Mustofa Bakri dan masjid Agung At-Thohiriyah yang dibangun tahun 1817 oleh R.H Moehammad Thohir. Kedua masjid tersebut menjadi tempat berkumpulnya pejuang kemerdekaan khususnya pejuang Islam dan juga menjadi tempat dakwah dan penyebaran Islam di Kota Bogor.
Seperti kita ketahui, ada banyak narasi sejarah yang dimanipulasi dan diputarbalikkan untuk kepentingan rezim yang berkuasa. Apalagi jika sejarah tersebut berkaitan dengan Islam dan khilafah yang ingin dihapuskan dari ingatan kaum muslim. Namun sayangnya, sejarah tidak semudah itu untuk dihapuskan, terutama karena adanya bukti-bukti sejarah. Sebagai contoh, Aceh Darussalam merupakan salah satu wilayah di Nusantara pernah mengikatkan diri dengan kekhalifahan Islam Turki Utsmani. Sebuah arsip Utsmani berisi petisi Sulthan Alaiddin Riayah Syah sebagai bukti Aceh mengakui penguasa Utsmani di Turki sebagai kekhalifahan Islam.
Dokumen tersebut juga berisi laporan soal armada Salib Portugis yang sering mengganggu dan merompak kapal pedagang muslim yang tengah berlayar di jalur pelayaran Turki-Aceh dan sebalinya. Portugis juga sering menghadang jamaah haji dari Aceh dan sekitarnya yang hendak menunaikan ibadah haji ke Mekah. Kemudian Turki Utsmani mengirim armada perangnya untuk mengamankan jalur pelayaran tersebut dari gangguan armada kafir Farangi (Portugis).
Selain itu, masih banyak lagi tempat bersejarah yang ada di dunia. Seperti Masjidil Haram yang terletak di Kota ini, yang merupakan masjid tertua di dunia. Masjid ini ramai dikunjungi umat Islam untuk ibadah sholat, umrah, haji dan belajar ilmu agama. Di dalam masjid ini terdapat kakbah, maqam Ibrahim as., dan Hajar Aswad.
Ada dua bukit bersejarah, bukit Shafa dan Marwah yang berada di sebelah utara Masjidil Haram. Dua bukit tempat Siti Hajar, Istri Nabi Ibrahim as. berlari-lari dari Shafa ke Marwah dan sebaliknya, mencarikan air untuk anaknya Ismail as. yang kemudian dikenal dengan sumur Zamzam yang airnya tak pernah surut.
Arafah, padang pasir yang dijadikan tempat pelaksanaan wukuf bagi jamaah haji yang terletak sekitar 25 km dari kota Makkah. Di tempat ini, Rasulullah Saw. menyampaikan khutbah terakhir tentang inti ajaran Islam. Di tengah-tengah padang Arafah terdapat bukit kecil yang dinamakan Jabal ar-Rahmah yang menjadi tempat bertemunya Nabi Adam dan Hawa setelah berpisah karena terusir dari Surga. Dan masih banyak lagi kisah sejarah perang antara kaum muslim melawan orang-orang kafir yang merintangi aktivitas dakwah Rasulullah Saw. dan para sahabatnya.
Untuk memahamkan sejarah kepada generasi, maka negara (khilafah) akan memasukkan sejarah sebagai bagian terpenting dari kurikulum pendidikan. Agar para generasi memahami dengan benar rantai sejarah perjuangan Islam dan dakwah Islam hingga hari ini. Dan mengetahui siapa yang menjadi musuh dari kaum muslim, serta tidak terjebak dengan sejarah yang diputarbalikkan dengan tujuan untuk menjauhkan Islam dari kaumnya.
Untuk memfasilitasi hal ini, maka negara akan melestarikan tempat-tempat bersejarah dan mengembangkannya sebagai ilmu yang akan dibutuhkan oleh generasi muslim. Selain untuk tujuan pendidikan, pengembangan ini juga untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan kepada Allah Swt. Mentadaburi alam sebagai wujud syukur sebagai hamba, dan semakin memahami tujuan hidup di dunia bagi seorang hamba adalah untuk beribadah.
Edukasi yang diberikan oleh negara selalu berkaitan dengan tujuan penciptaan manusia. Dan kewajiban untuk taat dan patuh terhadap perintah dan larangan-Nya serta mengemban dakwah agar Islam menjadi rahmat bagi seluruh alam. Edukasi ini juga akan menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap Islam dan dakwahnya sehingga memotivasi generasi untuk menjadi generasi pembangun peradaban Islam yang mulia di masa yang akan datang.
Oleh karena itu, sangatlah penting bagi kaum muslim mempelajari sejarah. Tidak menganggap sejarah sekedar romantisme masa lalu, melainkan memberi pelajaran yang berharga tentang perjuangan, pengorbanan, dan menumbuhkan semangat untuk menuntut ilmu demi meraih kembali kegemilangan Islam dan mengembalikan posisi kaum muslim sebagai khoiru ummah (umat terbaik) dimasa yang akan datang. Wallahua’lam.
Oleh : Siti Rima Sarinah
0 Komentar