#Reportase - Peneliti, Prof Dr Ing Fahmi Amhar dalam Maulid Laeadership Forum, Sabtu, 8 Oktober 2022 memulai pembicaraannya dengan sebuah pepatah, “Ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan hidup menjadi mudah dan agama memberikan arah”. Bahwa ilmu pengetahuan digunakan bersamaan dengan agama yang memberikan arahan yang jelas bagi kehidupan.
Sejurus dengan itu Fahmi mengatakan bahwa di tanah arab peradaban yang paling tua adalah Sumeria, kemudian Mesir juga Babilonia namun arahnya tidak jelas, saling bertentangan dan saing menghancurkan. Fahmi katakan, kemudian muncullah era Rasulullah yang ilmu pengetahuan mempunyai arah yang jelas dan sama sekali berbeda dengan peradaban sebelumnya.
Ilmu Berlandaskan Agama
Ia menjelaskan bahwa membaca adalah yang paling esensial dalam ilmu pengetahuan. Dengan menyitir ayat pertama dalam wahtu pertama, Allah berfirman, Bacalah dengan nama Tuhan mu”. Oleh karenanya bila orang mengaku berilmu namun tidak biasa membaca, maka patut dipertanyakan kelimuannya.
Dari ayat tersebut, Fahmi menyatakan bahwa sejak wahyu pertama, Islam sudah mensinergikan antara ilmu pengetahuan dengan keimanan. Sejurus dengan itu, Fahmi menyatakan beberapa poin, yang pertama, pengetahuan digunakan dengan kalimat Allah.
Kedua, ilmu pengetahuan memberikan arah, seperti dalam Alquran, “Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah pada Ku”. Sehingga bila ilmu pengetahuan tidak dilandasi oleh kaimanan, maka tidak ada gunanya sama sekali. Fahmi mencontohkan bahwa saat ini ilmu pengetahuan dipakai untuk memanipulasi manusia sehingga kekayaan alam dipunyai oleh segelintit orang saja.
Pada poin ketiga Fahmi menyatakan bahwa umat Islam harus menjadi pelaku. Sejurus dengan itu ia menyitir Alquran, surat Ali Imran, 110, “Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, yang sanggup melakukan amar makruf nahi mungkar dan mengimani Allah.” sehingga agar hal ini dapat berjalan, maka harus mempunyai ilmu pengetahuan.
Lagi-lagi Fahmi mengutip sebuah pepatah, “Teknologi ketika tidak dipegang oleh umat Islam, maka cenderung menjajah, sementara umat Islam bila tidak menguasai teknologi, maka cenderung terjajah”. Fahmi katakan, maka bila kaum muslimin memimpin dalam biadng teknlogi, maka akan membebaskan dari penjajahan.
Keempat, misi yang diberikan Allah swt pada umat Islam adalah misi Rasulullah. Dalam Alquran surat Al Anbiya, 107 Allah berfirman, “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”. Fahmi menyatakan, umat Islam mempuyai misi ini dan memberi jawaban untuk apa manusia menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rasulullah memberikan arah
“Nabi menyatakan bahwa yang paling baik diantara kalian adlaah yang mengajar, bila tidak mengajar maka belajar, kalua tidak belajar maka yang memberi fasilitas agar orang belajar dan yang tidak sanggup memberikan fasilitas, maka mendukung orang yang belajar, namun jangan menjadi orang yang kelima, yaitu orang yang menghalangi orang yang belajar”, ujar Fahmi.
Sehingga walaupun Rasululah tidak bisa membaca, namun beliau memfasilitasi agar dari kaum muslimin ini muncul bibit-bibit ilmuwan dan mengembangkan ilmunya tersebut. Siang itu Fahmi mengatakan ada beberapa Langkah untuk tercapainya hal demikian, pertama, Rasullah menghapus profesi yang tidak memiliki dasar atau tidak ilmiyah, yaitu perdukunan. Kedua, memberikan dorongan untuk berbuat yang rasional, seperti orang-orang Jahiliyah yang mengikuti perbuatan warisan nenek moyang.
Ketiga Rasulullah menghargai eksperimen, seperti saat Rasulullah memberikan seluas-luasnya pada kaum muslimin untuk menuju kemana pun untuk meniba ilmu. Fahmi menyatakan termasuk ke China untuk mempelajari cara membuat kertas. Hasilnya, mushaf utsmani bisa dibuat di atas kertas pada jaman Ustman.
Fahmi menggambarkan bahwa saat itu, kaum muslimin diberikan fasilitas secara moril dan materil untuk menimba ilmu. Sehingga banyak para orang kaya untuk mewakafkan hartanya untuk memfasilitasi para pencari ilmu seperti laboratorium, observatorium. “Dengan begitu kaum muslimin dapat bangkit dengan waktu yang tidak lama”, tutupnya. (RH).
Rasululah memberikan seluas-luasnya untuk mengembangkan ilmu. Seperti tawanan perang badar .
Wakaf zaman Rasulullah banyak yang memberikan uangnya saat mebangun laboratorium dan lain-lain
Memperlajari Rasul secara paripurna, juga pada semua dimensi.
#MLF1444
_______________
Yuk raih amal shalih dengan menyebarkan postingan ini sebanyak-banyaknya
Follow kami di
Facebook : https://www.facebook.com/Muslimah-Jakarta-Reborn-111815451296281/
Website : www.muslimahjakarta.com
Instagram : instagram.com/muslimahjakartaofficial
0 Komentar