Tampang Cupu Padahal Suhu


Oleh Rini Sarah


#Remaja - Sobi Bestie, di dunia ini telah tercipta dan beredar manusia-manusia unik. Mereka begitu cuek dengan outpit. Sederhana kadang cenderung gak nyadar situasi dan kondisi. Mau keadaan gimana pun,  formal, santuy, genting, bahaya, atau  kritis mereka tetep setia dengan stylenya. 


Contoh ni contoh, seseom-om yang CEO Meta. Om Mark Zukerberg sangat setia sama kaos oblongnya. Terus, bukan cuma Om Mark yang begitu, Steve Jobs yang bikin Iphone dan produk gadget merk Apple terpotek pun sama. Doi seneng kaos oblongan juga kemana-mana. Bedanya Om Mark lebih seneng abu-abu, Om Jobs senengnya item. 


Produk lokal ada juga, tapi keknya kalian mah udah gak ketemu sama makhluk Allah satu ini. Beliau adalah Om Bob Sadino. Om Bob emang udah gak ada. Tapi semasa hidupnya beliau merupakan fenomena. Terutama gaya berpakaiannya. Sukanya make kemeja santai plus celana pendek. Bahkan, pe ketemu Presiden Soeharto, Presiden RI Ke-2, pun pake celana pendek. Duh aduh pe dimarahin sama Paspampres kata berita.


Makhluk-makhluk gak sadar gaya itu bukan orang-orang sembarangan. Mereka orang-orang hebat di bidangnya. Om Mark tau sendiri bisa bikin facebook. Lalu sekarang bikin perusahaan Meta yang katanya mau bikin metaverse. Steve Jobs juga bisa bikin apel eh Apple. Om Bob Sadino juga pengusaha sukses. Ibarat kata mah mereka itu tampang cupu padahal suhu. Jadi, harus ati-ati ya nilai orang. Don’t jugde the book from it’s cover.


Emang bener sih, nilai kepribadian orang itu kan emang bukan dari penampakan luar. Karena style berpakaian, jumlah kekayaan, kondisi muka di atas rata-rata atau di bawah ambang garis kemiskinan, table manner, cara jalan, cara duduk, bukanlah pembentuk kepribadian seseorang. Jadi baik atau buruknya pribadi seseorang emang gak ditentuin oleh itu semua.


Menurut buku Pilar-Pilar Pengokoh Nafsiyah Islamiyah di bab Pendahuluan, kepribadian atau bahasa Arabnya Syakhsiyah dibentuk oleh dua hal. Pola pikir (Aqliyah) dan pola sikap (Nafsiyah). Aqliyah (pola pikir) adalah cara yang digunakan untuk memikirkan sesuatu; yakni cara mengeluarkan keputusan hukum tentang sesuatu, berdasarkan kaidah tertentu yang diimani dan diyakini seseorang. Ketika seseorang memikirkan sesuatu untuk mengeluarkan keputusan hukum terhadapnya dengan menyandar kepada akidah Islam, maka aqliyah-nya merupakan aqliyah Islamiyah (pola pikir Islami). Jika tidak seperti itu, maka aqliyah-nya merupakan aqliyah yang lain.


Sedangkan nafsiyah (pola sikap) adalah cara yang digunakan seseorang untuk memenuhi tuntutan naluri dan  kebutuhan jasmani;  yakni upaya memenuhi tuntutan tersebut berdasarkan kaidah yang diimani dan diyakininya. Jika pemenuhan naluri dan kebutuhan jasmani tersebut dilaksanakan dengan sempurna berdasarkan akidah Islam, maka nafsiyah-nya dinamakan nafsiyah Islamiyah. Jika pemenuhan tersebut tidak dilakukan dengan cara seperti itu, berarti nafsiyah-nya merupakan nafsiyah yang lain.


Landasan bagi aqliyah dan nafsiyah ini harus sama. Jan yang satu Islam, laennya non Islam. Gak bakalan beres ntar. Klo aqliyahnya Islam, nafsiyahnya bukan itu jadinya omdo (omong doang). Jago gitu nganalisis fakta or peristiwa pake hukum dan pemikiran Islam. Eeeh pas memenuhi tuntutan kebutuhan jasmani sama naluri gak mau diatur ma Islam. Kan aneh.


Sebaliknya, klo nafsiyahnya Islam, tapi aqliyahnya non Islam, bakal bikin terjerumus pada lembah beribadah dengan kebodohan. Sakit banget itu. Dah cape-cape ibadah gak diterima karena bodoh. Gak sesuai sama yang diminta Allah. Ya kaya, puasa di 3 hari setelah Idul Adha. Itu kan gak boleh. 


So, biar kepribadian Islam kita makin mantap ada dua hal yang mesti kita lakukan. Satu, buat nguatin aqliyah ya banyak-banyak belajar ilmu-ilmu Islam (tsaqofah Islam). Ikuti kajian para ustaz. Datangi majlis-majlis ilmu Islam. Baca buku-buku Islam. Diskusi juga klo masih ada yang gak ngerti. Terus nonton konten-konten media yang Islami juga. Abis itu like, komen, dan share hehehhe.


Kedua, untuk nafsiyah kita terus berlatih dan berusaha buat naekin level ketaatan kepada Allah. Lakukan juga hal-hal yang mengokohkannya. Kaya bersegera klo diseru pada ketaatan. Gercep. Denger adzan langsung gaskeun ambil wudhu lalu sholat. Dapet hukum perbuatan baru, gak pake nanti gak pake lama langsung dikerjain. Misal baru tau ni hukum berjilbab buat muslimah itu wajib. Nah langsung deh laksanain. Walo jilbabnya minjem dulu.


Terus, kita juga senantiasa berinteraksi dengan Al-Qur’an. Tingkatin rasa takutnya sama Allah. Menangislah ketika doa dan sholat. Palagi pas inget saldo dosa yang buanyak. Perbanyak doa, dzikir, dan istigfar. Dan jangan lupa saling cinta sama sesama karena Allah ya. Benci dan cintanya itu disetting karena Allah. Klo Allah cinta, kita juga ikut cinta. Sebaliknya klo hal dibenci oleh Allah, ya kita juga ikut benci. Terakhir, konsisten dengan kebenaran dan istiqomah melakukan semuanya.


Sobi Bestie, awas ya jangan galfok lagi. Untuk membentuk kepribadian Islam yang kuat yang mesti ditingkatin itu yang tadi dibeberin ya. Bukan jumlah outpitnya. Bukan ternak Bottega, Hermes, Dior, Channel-nya. Atau reparasi mukanya. Atau hal-hal bersifat fisik lainnya. Semangat 

Posting Komentar

0 Komentar