Al Qur’an merupakan kitab suci bagi umat Islam. Diturunkan Allah sebagai petunjuk bagi manusia dalam menjalani kehidupan dunia. Al Qu’ran berisi perintah dan larangan yang harus dipatuhi dan ditinggalkan setiap muslim yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Keimanan dan ketakwaanlah yang menjadi faktor penentu seorang muslim untuk taat terhadap aturan yang bersumber dari kitab Allah yaitu Al Qur’an.
Allah Swt. berfirman, ”Sesungguhnya Al Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar (TQS Al Isra: 9).
Allah Swt. membekali manusia dengan berbagai aturan dan mengutus rasul untuk menyampaikan isi Al Qur’an, agar manusia mendapat petunjuk jalan yang benar. Al Qur’an yang terdiri dari 114 surat dan 1.027.000 huruf ini memiliki banyak keistimewaan. Siapapun yang mempelajari, memahami isinya, mengamalkan dan menghafalkannya akan mendapatkan reward yang sangat luar biasa.
Begitu banyak hadis yang menyatakan tentang hal ini. Dari Utsman bin Affan r.a. Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah).
Dari Aisyah, Rasulullah bersabda, “Orang yang ahli dalam Al Qur’an akan berada bersama malaikat pencatat yang mulia lagi benar dan orang yang terbata-bata membaca Al Qur’an sedang ia bersusah payah (mempelajarinya) maka baginya pahala dua kali (HR Bukhari, Nasai, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah). Salah satu dari keistimewaannya juga adalah akan menjadi syafaat bagi pembacanya di hari penghisaban kelak. Dan masih banyak lagi hadis-hadis lainnya
Sangatlah rugi rasanya bagi seorang muslim, yang ketika hidup di dunia tidak pernah menyentuh bahkan membaca Al Qur’an. Atau Al Qur’an hanya dibaca di momen-momen tertentu seperti ketika bulan ramadan tiba. Setelah ramadan Al Qur’an hanya menjadi penghuni lemari bak benda pusaka.
Al Qur’an sangatlah berbeda dengan kitab suci agama lainnya. Sebab, Al Qur’an begitu banyak menyimpan ilmu dan pahala bagi yang mempelajarinya serta membimbing manusia agar selalu berjalan di jalan keimanan dan ketaatan. Rasulullah saw sebagai pembawa Al Qur’an telah banyak mencontohkan penerapan isi Al Qur’an dalam kehidupan. Karena Al Qur’an memiliki solusi untuk menjawab persoalan hidup yang dihadapi oleh manusia.
Dari masalah ekonomi, politik, hukum, sosial, dan lainnya. Ini menjadi bukti kesempurnaan Al Qur’an yang berasal dari Zat yang maha sempurna. Manusia yang berpegang teguh pada petunjuk Al Qur’an maka ia akan selamat. Sebaliknya apabila ia mengambil petunjuk selain dari Al Qur’an, maka ia termasuk orang yang rugi dan celaka bukan hanya di dunia tetapi juga di kehidupan akhirat.
Kita lihat fakta kehidupan yang saat ini kita hidup di dalamnya. Banyak hukum-hukum Allah Swt. yang tertuang di dalam Al Qur’an dicampakkan begitu saja dan diganti dengan hukum buatan manusia yang lemah dan terbatas. Walhasil, munculnya persoalan multidimensi yang mendera umat Islam. Satu persatu aturan Allah yang harus dikerjakan mereka tinggalkan dan aturan yang harus ditinggalkan justru mereka kerjakan.
Mereka berekonomi dengan riba, berpolitik dengan penuh tipu muslihat, hukum peradilan yang batil, sistem sosial yang penuh dengan kemaksiatan karena prinsip kebebasan yang akhirnya cenderung kebablasan. Semua mereka lakukan tanpa takut bahwa setiap amal akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah Swt.
Mereka justru merasa bangga dengan hukum buatan mereka, walaupun penuh dengan kerusakan dan kenistaan. Mereka lupa bahwa kehidupan dunia hanyalah sementara dan semua makhluk yang ada di muka bumi ini akan menghadapi kematian dan kembali pada kehidupan abadi yaitu akhirat. Mereka pun lupa betapa pedihnya azab yang akan Allah timpakan kepada mereka atas kezaliman dan kemaksiatan yang telah mereka lakukan di dunia.
Pada akhirnya, mereka akan menyesal terhadap semua perbuatan mereka di dunia. Namun penyesalan di kehidupan akhirat amatlah sia-sia. Karena sesungguhnya, waktu di dunia inilah yang seharusnya digunakan sebaik-baik mungkin untuk mengumpulkan amal sebanyak-banyaknya sebagai bekal yang akan dibawa ketika manusia kembali kepada sang penciptanya.
Oleh karena itu, janganlah kita menjadi golongan orang yang merugi dan menyesal karena tidak menjadi bagian dari orang-orang yang mengambil keutamaan dan keistimewaan belajar dan memahami Al Qur’an. Bahkan bukan itu saja, seorang muslim yang mengaku beriman dan mendambakan surga, haruslah termasuk golongan orang-orang yang menghafal dan mengemban isi Al Qur’an.
Karena menjadi bagian dari penghafal dan pengemban Al Qur’an akan menjadi wasilah untuk meraih surga-Nya dan termasuk orang-orang yang beruntung. Jangan terlena dengan kehidupan dunia, sadarlah bahwa kita akan kembali pada-Nya, maka butuh pengorbanan, perjuangan dan kesabaran agar surga dapat diraih sebagai tempat kembali terbaik. Wallahua’lam
Oleh : Siti Rima Sarinah
0 Komentar